Aelke mendorong kopernya, ia akan pulang malam ini juga bersamaa keluarganya, begitu juga Morgan. Rumah yang menjadi saksi cinta mereka akan melewati tahap renovasi agar nanti bisa dipakai lebih nyaman dan lebih banyak ruangan.
Rangga dan Hana sudah berdiri. Di dalam kereta bayinya, baby twins masih tertidur pulas. Teman-teman Aelke dan Morgan yang tadi datang memeriahkan acara mereka sudah pulang semuanya.
Aelke termenung, ia lalu mendekati baby twins dan menatapnya berat. Ia harus berpisah dengan dua bayi yang secara tidak langsung membuatnya dengan Morgan menjadi dekat dan bisa menyatukan hati mereka. Dari dua bayi tersebut, Aelke memahami bagaimana peran orang tua. Ia belajar sabar menangani bayi mungil yang belum mengerti apapun. Ia belajar lebih luwes menatap ke depan. Ia jadi mengerti apa arti kebersamaan meski tingkah baby twins yang pernah ia sebut Rafha dan Rifha itu belum bisa mengetahui apa yang terjadi diantara mereka.
"Suatu saat nanti, mommy akan sangat merindukan kalian. Mommy akan ceritakan, kita pernah bersama-sama." ujar Aelke berjongkok dan mengelus pipi baby twins bergantian.
"Jangan buat jarak antara aku sama baby twins kalian, ya. Please..." ucap Aelke menatap Rangga dan Hana.
"Enggak akan, kalian orang tua kedua Zean dan Zein. Mereka pasti tahu bagaimana kalian menyayangi mereka, suatu saat nanti." jawab Hana tersenyum.
"Kalian boleh bertemu baby twins kapanpun kalian mau." Rangga. Morgan mendekati baby twins dan mencium pipi mereka.
"Daddy sayang kalian. Baik-baik, ya." ucap Morgan, ia menatap Aelke yang berada di sampingnya, matanya sudah berkaca-kaca.
Aelke memeluk Hana dan menangis di pelukannya. "Makasih buat semuanya, ya." ucap Aelke, Hana mengangguk. "Aku minta maaf udah terlibat di hidup kalian." ujar Hana.
"Aku sama Aelke gak akan begini tanpa kalian." ucap Morgan. Setelah itu, mereka keluar dari rumah yang menyimpan banyak cerita.
Aelke masuk ke dalam mobil dan Alfa yang mengemudikannya. Mama Aelke memeluk Aelke yang terlihat tidak rela berpisah dengan baby twins apalagi mereka harus pulang saat baby twins masih tidur. "Sabar, sayang." ucap mama Aelke.
Morgan pulang bersama keluarganya. Beberapa bulan kemudian rumah itu tak akan bisa ditempati karena adanya renovasi.
Rangga dan Hana melambaikan tangannya melepas kepulangan Morgan dan Aelke ke rumah mereka masing-masing baru kemudian mendorong kereta bayi mereka dan masuk ke dalam rumah mereka.
***
Dua bulan kemudian.
"Nah, sore ini kita pre-wedding. Aku mau ke venue liat keadaan tempatnya, kamu abis ambil kostum langsung kesana naik taksi, ya." ujar Morgan yang mengantar Aelke ke sebuah butik kepercayaan mereka untuk mengambil kostum yang akan mereka pakai di sesi foto pre-wedding sore ini. Mereka memilih sunset sebagai background foto mereka di pantai milik keluarga Bisma. Disana pantai yang dikhususkan untuk keluarga dan tamu-tamu penting saja.
"Oke, hati-hati di jalan, ya." ujar Aelke, Morgan tersenyum dan mengecup pipi Aelke sekilas lalu pergi masuk ke dalam mobilnya. Ia akan ke pantai duluan karena akan ikut mendekor tempat pengambilan gambar pre-wedding mereka.
Aelke melambaikan tangannya sampai mobil Morgan tak lagi terlihat setelah itu ia melangkah masuk ke dalam butik.
"Selamat pagi, nona Aelke." sapa pelayan butik dengan ramahnya. Aelke tersenyum dan sedikit membungkukan badannya. "Selamat pagi..." jawabnya.
"Silahkan, kostum yang dipesan sudah siap." ujar pelayan tadi mempersilahkan Aelke melihat semua kostum yang ia dan Morgan pesan sebulan yang lalu. Ia dan Morgan memesan 5 kostum untuk pre-wed. Mereka tidak terlalu memilih kostum yang ribet. Karena tema pernikahan mereka tetap santai tapi nuansa kekeluargaannya menjadi nomor 1.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY TWINS
RomantiekPerjodohan mungkin dianggap tabu di zaman modern seperti saat ini. Namun itu terjadi pada Morgan Oey dan Aelke Mariska yang harus menerima dijodohkan oleh orang tuanya karena permintaan dari mendiang kakek Morgan yang sudah meninggal. Morgan dan Ael...