Pagi ini, Aelke tidak ke sekolah. Sabtu ini memang tidak ada kegiatan. Aelke sebenarnya rindu kebebasan seperti dulu, pulang sekolah masih bisa bermain dengan teman-temannya. Datang ke pameran, atau sekedar jalan-jalan bersama Dinda, Dicky, Rasya, Bisma, Ilham juga Reza.
Aelke tersenyum memandang baby twins yang sudah siap duduk di atas kereta bayinya. Aelke memang memesan khusus kereta bayi yang didesain untuk dua bayi sekaligus. Aelke mendorong kereta bayinya perlahan keluar rumah untuk mengajak baby twins jalan-jalan ke kompleks depan. Ia mengikuti saran Rangga, bayi juga butuh penyegaran.
Morgan melihat Aelke keluar rumah bersama baby twins. Ia berniat menyusul Aelke dan ikut ke taman kompleks. Tapi langkahnya terhenti saat Aelke sudah ada yang menemani, dia Rangga. Rangga kembali menemani Aelke mengajak baby twins ke taman kompleks.
"Ish, tu dokter bikin gue badmood aja!" gertak Morgan. "Padahal gue udah siap gini!" Morgan melihat dirinya sendiri yang sudah siap dengan kaos santai, celana pendek selutut dan topi merahnya.
"Lah, hati gue konslet! Sejak kapan gue cemburu sama si sipit? Gue pasti bukan cemburu." Morgan bicara pada dirinya sendiri.
Morgan masuk ke dalam rumahnya, tapi keluar lagi. "Ah, hati gue begini amat!" ujar Morgan malah berjalan keluar rumahnya menuju kompleks.
Aelke terlihat menggendong Rifha. Sedangkan Rangga memangku Rafha. Mereka terlihat ceria, dan itu membuat Morgan merasa panas. "Kalo gue cemburu, artinya???" Morgan. "Ah, gak mungkin kali gue mulai suka sama dia.." Morgan. Setelah berpikir lama, Morgan mendekati Aelke dan Rangga yang sedang santai-santai di taman.
"Kamu kesini kok gak ijin dulu sama suami kamu??" tanya Morgan yang sudah berdiri di hadapan Aelke. Rangga menatap Morgan. Aelke malah merasa heran, apa maksudnya Morgan seperti itu?
"Aku, aku kira kamu masih tidur..." jawab Aelke kikuk, bisa-bisanya Morgan membuat Aelke harus berakting di depan Rangga. Rangga bangkit, "Maaf, tadi gak sengaja ketemu Aelke di depan, jadi saya ikut kesini." ucap Rangga. Morgan memicingkan matanya menatap Rangga. "Saya mohon Anda bisa sopan, ya... Jangan seenaknya ajak istri dan anak saya tanpa seijin saya." ujar Morgan dan Aelke terkejut mendengar penuturan Morgan.
Rangga mengangguk, "Saya minta maaf.." ucap Rangga. Morgan mengambil alih Rafha yang sedang bersama Rangga. "Sini sayang, sama daddy..." ucap Morgan. Rafha awalnya menolak digendong Morgan, tapi lama-lama dibujuk akhirnya ia mau. Morgan langsung menggendong Rafha dan memerintahkan Aelke pulang, dan dengan rasa heran Aelke mengikuti Morgan."Kita duluan ya, Rangga..!" pamit Aelke.
Di jalan menuju pulang, Aelke sesekali menatap Morgan yang tidak senyum sama sekali. "Lo kenapa sih ngomong begitu sama Rangga? Gue kan gak enak, padahal dia udah baik banget..." ucap Aelke memecah keheningan. Morgan menoleh sekilas, "Bela-in dia terus, kenapa?" Aelke membolakan matanya, "Gue bukan belain dia, gue nanya sama lo, lo malah nanya balik." ucap Aelke.
Morgan tidak menjawab pertanyaan Aelke. Sesampainya di rumah, Morgan menyalakan mesin mobil. "Gue mau ajak lo sama Baby Twins ke suatu tempat, ayo siap-siap!" titah Morgan. Aelke mengangkat sebelah alisnya, "Kemana?" tanya Aelke.
"Udah nanti juga lo tau!" jawab Morgan. Aelke tidak bertanya lagi, ia langsung masuk ke dalam rumahnya dan menyiapkan baju ganti untuk baby twins, takut nanti bajunya kotor.Morgan memasukkan kereta bayi di belakang mobilnya. Setelah itu, Aelke masuk ke dalam mobil bersama baby twins dan duduk di tengah.
***
"Wih, lo tau dari mana ini tempat?" tanya Aelke. Mereka sudah sampai di Baby Spa.
"Dari mbah google..." singkat Morgan lalu berjalan ke resepsionis.

KAMU SEDANG MEMBACA
BABY TWINS
RomantiekPerjodohan mungkin dianggap tabu di zaman modern seperti saat ini. Namun itu terjadi pada Morgan Oey dan Aelke Mariska yang harus menerima dijodohkan oleh orang tuanya karena permintaan dari mendiang kakek Morgan yang sudah meninggal. Morgan dan Ael...