Setelah latihan di sekolah selesai, Morgan dan Aelke langsung pulang ke rumah karena mereka berniat membawa baby twins berjalan-jalan.
Morgan keluar kamar sudah siap memakai kaos warna merah abu-abu. Ia langsung mendekati baby twins yang baru selesai didandani suster Hana.
"Asik, hari ini kita jalan-jalan..." ujar Morgan mengangkat tubuh Rafha. Saat Rafha tertawa karena geli tubuhnya dinaik-turunkan, Rifha malah menangis dan mendekati Morgan.
"Loh, putri daddy kenapa? Kok nangis? Mau digendong juga, ya?" ujar Morgan dengan hati-hati mendudukkan Rafha lalu beralih menggendong Rifha dan mengayun-ayunkannya. Rifha tertawa renyah dan Morgan tersenyum lebar.
"Botol susu, udah. Bubur sama mangkuknya, udah. Termos kecil, udah. Apalagi, ya?" ucap Aelke berjalan sambil memasukkan barang-barang yang akan diperlukan baby twins.
"Udah siap belum?" tanya Morgan, Aelke mengangguk dan menatap Morgan.
"Ya, ngikutin aja nih pake baju abu-abu," ledek Aelke sambil menggendong Rafha. Morgan terkekeh, "Aku kan followers kamu!" timpal Morgan.
"Yuk, ah! Suster, kalo mau pulang gak apa-apa, kunci aja rumahnya, kita mungkin pulang malem." ujar Aelke dan suster Hana tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
***
Setelah menempuh perjalanan yang padat merayap selama 30 menit, keluarga kecil dadakan ini akhirnya sampai di halaman parkir sebuah Mall di Jakarta.
"Mau gendong aja atau pake kereta bayi?" tanya Morgan pada Aelke sambil melepaskan sabuk pengamannya.
"Enaknya gimana?" Aelke.
"Gak bakal enak dua-duanya, pasti repot." ujar Morgan sambil terkekeh.
"Ih aneh, duh sabar dong, sayang..." ucap Aelke, Rafha tidak mau diam, ia loncat-loncat diatas pangkuan Aelke sedangkan Rifha asik berceloteh sendiri di kursi bayi yang sudah tersedia di mobil Morgan.
"Bawa kereta bayinya aja, yuk!" ajak Morgan membuka pintu mobilnya dan mengeluarkan kereta bayi yang sudah ia bawa di bagian belakang mobil merahnya.
Aelke keluar dari mobil menggendong Rafha, kemudian ia dudukkan di kereta bayi bagian kanan, baru setelah itu Aelke mendudukkan Rifha di kursi kereta bagian kirinya.
Aelke dan Morgan masuk ke dalam Mall yang tidak terlalu ramai karena masih jam kerja. Mereka tertawa sendiri melihat penampilan mereka yang sudah seperti orang tua sungguhan.
Rafha dan Rifha sesekali tertawa dan berceloteh yang entah apa artinya melihat keramaian di Mall dan beberapa benda yang lucu di mata dua bayi kembar tersebut.
Morgan dan Aelke memasuki 'Baby Shop'. Disana, mereka akan membelikan baju baru dan beberapa barang-barang yang lucu untuk baby twins.
"Jangan boros-boros ya..." ucap Aelke mengingatkan Morgan karena meskipun ia laki-laki, kadang sering membeli barang yang tidak terlalu penting untuk dibeli.
"Siap, nyonya Winata!" tukas Morgan sambil menggerakkan tangannya seperti sedang hormat kepada bendera.
"Tuan Winata lebaynya kambuh.." timpal Aelke sambil mendorong kereta bayinya melihat-lihat barang yang bagus untuk baby twins.
"Yang ini nih, cakep!" ujar Morgan memperlihatkan 1 stel baju pada Aelke.
"Hah? Baju bola? Terus Rifha masa iya pake baju gituan!" Aelke.
"Ya gak apa-apa, dong! Mereka kan harus kompak..." Morgan menempelkan baju yang ia pegang ke tubuh mungil Rafha.
"Enggak! Gak cocok, yang lain aja. Rafha bukan bayi yang gila bola kayak kamu!" ucap Aelke sambil melihat barang di kanan-kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY TWINS
RomancePerjodohan mungkin dianggap tabu di zaman modern seperti saat ini. Namun itu terjadi pada Morgan Oey dan Aelke Mariska yang harus menerima dijodohkan oleh orang tuanya karena permintaan dari mendiang kakek Morgan yang sudah meninggal. Morgan dan Ael...