Malam baru saja dimulai. Detik-detiknya seolah menjadi denyut nadi dikehidupan manusia.
Rafaell tengah mengemudikan mobilnya menuju suatu tempat. Di sampingnya ada seorang gadis cantik yang akan pergi bersamanya.
"Lucu ya, keluarga Morgan sama Aelke niat banget bikin semua skenarionya." ujar gadis yang duduk di samping Rafaell, dia Ifa.
"Iya, ya tapi, aku terlibat di dalamnya. Kalo aku tau mereka sebenernya udah dijodohin, aku gak bakal biarin hati aku buat jatuh cinta sama dia." ujar Rafaell sambil fokus ke jalanan ibu kota.
"Jatuh cinta itu gak kenal sebab dan gak bisa kamu rencanain, Raf." timpal Ifa tersenyum.
"Iya bener, kaya yang akhirnya aku bisa jatuh cinta sama kamu, loh!" tukas Rafaell tersenyum dan menatap Ifa sekilas setelah itu ia kembali memfokuskan dirinya mengemudikan mobil.
"Lupain dulu, Aelkenya. Baru ngomong begitu ke aku, wle..." ujar Ifa menjulurkan lidahnya, Ifa benar, ia harus benar-benar melupakan Aelke dan mengubur rasa cintanya. Karena sebenarnya, begitu sulit untuk Rafaell menghilangkan itu semua. Aelke sudah terlanjur memenuhi hatinya. Bahkan mereka sudah dekat sejak lama.
Rafaell memakirkan mobilnya di depan rumah yang sekaligus menjadi klinik 24 jam. Itu rumah Rangga.
Di depan rumah, Rangga dan Hana sudah menyambut kedatangan Rafaell dan Ifa.
"Lama banget, lo!" tukas Rangga menjabat tangan Rafaell. Ifa ikut menjabat tangan Rangga baru kemudian berjabatan dengan Hana.
"Maklum, Jakarta jalannya sesak. Haha.." jawab Rafaell.
"Hayu dah, acaranya udah mau mulai." ajak Rangga.
"Eh, bule! Gila ya, lo. Seenaknya akting di depan gue kalo lo sama Hana belom punya anak. Aelke sama Morgan udah nikah dan dua baby twins itu anak mereka." ujar Rafaell. Ia memang sudah mendengar semua cerita yang sebenarnya tentang Aelke dan Morgan dari Rangga.
Rangga terkekeh mendengar penuturan Rafaell. "Akting gue keren, kan? Cocok dong jadi aktor, haha..." ujar Rangga. Mereka semua akhirnya berjalan menuju rumah yang ada di sebelah kiri rumah Rangga. Rumah yang sama-sama ditempati Aelke dan Morgan.
Malam ini, Aelke dan Morgan menggelar acara makan-makan untuk sekedar merayakan pertunangan sah mereka diatas nama cinta yang sesungguhnya. Dan acara itu sengaja diadakan di rumah yang menjadi saksi bersatunya cinta mereka.
Rencananya, Morgan dan Aelke akan membawa sebagian barang penting mereka ke rumah masing-masing esok hari, karena mereka memang dipisahkan. Dalam beberapa bulan kedepan, mereka akan melangsungkan pernikahan. Dan beberapa bulan jarak menuju pernikahan tersebut, rumah mereka akan direnovasi menjadi dua lantai.
"Yang diundang siapa aja?" tanya Ifa kepada Hana, mereka sudah sampai di depan pintu rumah Aelke.
"Cuma temen-temen deket Morgan sama Aelke, keluarga besar mereka, dan semua yang terlibat di skenario kemarin." jawab Hana, Ifa mengangguk mendengar semua itu. Ia memang diundang langsung oleh Aelke dan diharuskan datang bersama Rafaell.
"Ngga, anak lo mana?" tanya Rafaell.
"Masih dipinjem sama Aelke. Sayang banget dia, ampe nangis kemaren kagak mau pisah." jawab Rangga.
"Emang anak kita barang apa yang dipinjem-pinjem..." sergah Hana.
"Becanda, sayang..." ujar Rangga, Rafaell dan Ifa tertawa saja melihat tingkah Rangga dan Hana.
Saat memasuki rumah Aelke, mereka berempat disambut oleh nenek Morgan yang duduk di ruang tamu.
"Eh baru pada dateng, masuk aja kedalem, yang lain udah nungguin. Acaranya di halaman belakang ya..." ujar nenek Morgan menjelaskan. Dan mereka semua masuk ke dalam lalu melewati sebuah pintu yang langsung menuju ke halaman belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY TWINS
RomancePerjodohan mungkin dianggap tabu di zaman modern seperti saat ini. Namun itu terjadi pada Morgan Oey dan Aelke Mariska yang harus menerima dijodohkan oleh orang tuanya karena permintaan dari mendiang kakek Morgan yang sudah meninggal. Morgan dan Ael...