"Dan perhatian, untuk yang tidak mendapatkan surat pengumuman kelulusan, itu merupakan siswa-siswi bermasalah yang akan kami tangguhkan kelulusannya." Aelke dan Morgan yang duduk berjauhan sontak terdiam mendengar perkataan kepala sekolah mereka karena, merasa mereka akan menjadi bagian dari siswa-siswi bermasalah setelah masalah yang kemarin.
Aelke menatap ponselnya yang bergetar. Ada pesan masuk dari Morgan yang isinya 'Take it slow, Dear. Dont worry!'
***
Satu-persatu, murid yang disebut oleh wali kelasnya masing-masing maju ke depan mengambil surat kelulusan dan keluar kelas, di luar, mereka membuka surat tersebut sampai yang masih di dalam Aula mendengar teriakan bahagia mereka yang melihat hasil suratnya dengan coretan di bagian Tidak Lulus-nya.
Aelke takut sendiri, Rasya dan Dinda sudah dipanggil terlebih dulu dan mereka sudah keluar kelas. Tapi, di jendela Aula, mereka melihat Aelke dan belum membuka surat yang sudah mereka dapatkan. Dinda dan Rasya sudah sepakat tak akan membuka surat tersebut jika salah satu diantara mereka belum ada yang membukanya. Mereka akan membuka surat kelulusan itu sama-sama sebagai tanda persahabatan.
"Baby, gimana? Lulus, kan, sayang?" tanya Dicky tersenyum lebar mendekati Dinda.
"Belum tau, baby..." jawab Dinda.
"Loh, belom dibuka?" tanya Dicky sambil merebut surat kelulusan Dinda yang belum dibuka amplopnya.
"Eh, jangan dibuka dulu, beb...!" tukas Dinda merebut kembali suratnya.
"Kita bukanya mau barengan sama Aelke. Tapi dari tadi, Aelke belum disebut juga, gue jadi takut dia ditangguhin surat kelulusannya." ujar Rasya melihat Aelke dari jendela.
"Oh, gitu. Best friend forever yak!" ujar Bisma sudah berada di samping Rasya.
"Acie, ehm, ehm!!" ledek Dinda melihat Bisma mendekati Rasya dan Rasya tersenyum malu-malu.
"Bis, jangan kabur ya, inget musti traktir kite semua!" Ilham datang menepuk pundak Bisma. Bisma melengus panjang, "Iyaaaaa, tenang aja ngapa!"
"Kamu ngapain, sih? Pake sok-sokan traktir semua kelas XII?" tanya Rasya, Bisma cengar-cengir gak jelas.
"Aku waktu itu saking takutnya kamu gak nerima aku, makannya sampe nadzar!" timpal Bisma. Dan Rasya tertawa geli.
"Udah ah, gue laper, ayo traktir!" Reza.
"Entar dulu ngapa! Pan mau coret-coretan dulu, abis itu ke ATM dulu ambil duit gue, pan di dompet cuma ada lima belas rebu!" ujar Bisma yang membuat semuanya tertawa.
"Ah parah! Gue buntutin lo ke ATM, takut kabur!" sergah Ilham dan Bisma langsung merengut. "Gak percaya banget lo sama gue,"
"Beb, ni, disini khusus tanda tangan kamu!" ujar Dicky memberikan spidol berwarna merah kepada Dinda dan menyuruhnya untuk tanda tangan di baju Dicky bagian depan.
"Ah, bab beb, bab beb! Mana pacar gue, yak!" Reza melangkah mencari pacarnya yang merupakan adik kelasnya sendiri.
"Rasya juga punya tempat khusus loh buat tanda tangan." Bisma.
"Dimana?" tanya Rasya.
"Di hati aku..." Bisma, dan Ilham langsung menjitak kepala Bisma.
"Gombal lo basi banget, sumpah!" tukas Ilham dan Rasya hanya terkekeh melihat tingkah Bisma dengan teman-temannya.
Murid kelas XII sudah bersorak gembira atas kelulusan mereka, kecuali Dinda, Rasya, dan beberapa temannya. Di dalam Aula, kepala sekolah menyisakan sekitar 15 orang murid yang mungkin bermasalah dan diantara orang-orang itu terdapat Aelke juga Morgan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY TWINS
RomancePerjodohan mungkin dianggap tabu di zaman modern seperti saat ini. Namun itu terjadi pada Morgan Oey dan Aelke Mariska yang harus menerima dijodohkan oleh orang tuanya karena permintaan dari mendiang kakek Morgan yang sudah meninggal. Morgan dan Ael...