Larut malam, Morgan dan Aelke pulang ke rumah mereka berdua. Aelke duduk di samping Morgan yang mengemudikan mobil dengan santai. Aelke memang selalu meminta Morgan untuk tidak memakai kecepatan tinggi saat Aelke naik mobil bersamanya.
Di dalam mobil, entah kenapa suasana menjadi begitu hening. Morgan dan Aelke sibuk dengan pikirannya masing-masing. Karena sudah larut malam, dan Morgan juga tidak mengajaknya bicara, Aelke malah tertidur sebelum sampai di rumah. Morgan melirik Aelke yang tidur, wajahnya terlihat damai dan ikut mendamaikan hati Morgan.
Sepertinya Morgan mulai sadar, apalagi ketika Irma yang dulu pernah menjadi kekasih pertamanya datang kembali di kehidupannya, Morgan merasa hatinya sudah tertuju ke satu arah, pada Aelke. Ya, Aelke Mariska yang awalnya ia tolak mentah-mentah untuk dijodohkan dengan dirinya.
Sudah sampai di garasi mobil, Aelke masih tertidur, sepertinya ia memang lelah karena siang tadi sudah menghabiskan waktu bersama si kembar.
"Entah apa rasanya, yang pasti gue tenang kalo liat wajah damai lo kayak gini. Ya, meski kadang nyebelin..." ujar Morgan menatap Aelke yang masih tidur. Morgan awalnya ingin membangunkan Aelke, tapi rasanya tidak tega. Ia berpikir berkali-kali, sampai akhirnya memutuskan untuk turun dari mobil, membukakan pintu Aelke, dan mengangkat tubuh Aelke yang lumayan berat. "Makan Sushi mulu, sih. Berat benerrrr..." ucap Morgan sambil mengangkat tubuh Aelke yang masih menggunakan gaun dalam pangkuannya.
Dengan hati-hati dan susah payah, Morgan menekan bel rumahnya. Tak lama, suster Hana membuka pintu dan Morgan langsung masuk menuju kamar Aelke.
Di depan kamar Aelke, Morgan mendengus kesal karena kamarnya dikunci dan Morgan tidak tahu kuncinya dimana. Morgan memanggil suster Hana dan memintanya untuk mencari kunci kamar Aelke. Aelke terusik, ia mengerjapkan matanya perlahan, mengumpulkan kesadarannya sampai akhirnya ia sadar sedang berada dalam pangkuan seseorang. Aelke langsung terperanjat kaget. Morgan kehilangan keseimbangan dan melepaskan Aelke hingga akhirnya Aelke hampir saja terjatuh.
"Eh, lo ngapain gue?" tuding Aelke. Morgan melotot karena Aelke yang tiba-tiba saja terbangun dan menuduh Morgan begitu saja.
"Lo kira gue bakal ngapain lo?" ucap Morgan balik bertanya.
"Jangan macem-macem sama gue!" gertak Aelke sedikit takut, Morgan menghembuskan nafas berat dan merasa lelah.
"Suster, tolong jelasin sama dia. Sekalian bilangin juga nanti-nanti harus belajar berterima kasih sama orang yang udah capek-capek bopong badan beratnya yang ketiduran di mobil sampe ke depan kamar!" ujar Morgan langsung pergi ke kamarnya.
Aelke termenung sendiri mencerna ucapan Morgan tadi. Suster Hana tersenyum dan sedikit menceritakan apa yang ia lihat. Setelah itu, Aelke masuk ke dalam kamarnya, kembali merenung lalu menatap jam dinding. "Udah jam 1..." cetusnya. Aelke masuk ke dalam kamar mandi dan mengganti pakaiannya. Setelah itu, ia duduk di sisi ranjang sambil menimang-nimang handphone-nya. Dengan seribu pertimbangan, Aelke mengirim pesan kepada orang yang kamarnya bersebelahan dengan dirinya.
To: Morgan Aneh
Udah tidur?Aelke menekan tombol 'Send' setelah mengetik sms untuk Morgan. Gelisah, Aelke mondar-mandir di kamarnya karena Morgan tidak juga membalas smsnya padahal, ia sudah menunggunya selama 10 menit.
'Tok, tok!' Aelke menoleh, pintu kamarnya diketuk. Dengan ragu-ragu, Aelke membuka pintu kamarnya dan Morgan sudah berdiri santai di depan kamar Aelke sambil menyender di daun pintu.
"Lihat, gue udah tidur belom?" tanya Morgan menatap Aelke jenaka. Aelke kikuk sendiri dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Yah, beraninya sms doang! Kamar kita sebelahan, sipit. Ngapain lo sms-sms segala?" tanya Morgan melihat Aelke yang hanya diam serba salah. Aelke terlihat gugup sekarang. Ia hanya menunjukkan deretan gigi putihnya sambil berkata "Mmm, itu... Anu... Gue, gue... Mau minta maaf. Iya minta maaf, maaf banget soal tadi..... Udah nuduh lo yang enggak-enggak." ujar Aelke salah tingkah. Morgan mengangkat sebelah alisnya, dan Aelke merasakan dadanya berdebar melihat wajah Morgan dengan ekspresi seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY TWINS
RomancePerjodohan mungkin dianggap tabu di zaman modern seperti saat ini. Namun itu terjadi pada Morgan Oey dan Aelke Mariska yang harus menerima dijodohkan oleh orang tuanya karena permintaan dari mendiang kakek Morgan yang sudah meninggal. Morgan dan Ael...