[C] - moullydree

612 41 8
                                    

Name: Moully Dree

Username Wattpad: @moullydree

Judul: Teruntuk Kalva  

......


Teruntuk Kalva, pematah hatiku nomor satu.

Hari ini, bersama minuman berkafein yang menjadi favoritku sejak dulu dan secarik kertas yang sedang kutorehkan tinta biru ini, aku berada di sebuah rooftop sambil menuliskan sesuatu untukmu. Disuguhi pemandangan langit kota Jakarta dengan kembang api yang terus meletup-letup di angkasa dan kerlap-kerlip lampu di rooftop.

Hingar-bingar kota ini pada malam tahun baru yang membawaku ke rooftop di sebuah gedung ini, Kalva. Orang-orang di bawah sana sangat bersuka cita menyambut menit-menit pergantian tahun. Membuatku sesak berada di antara mereka.

Aku di sini hanya ingin mengenang tentang kamu. Tentang kita. Dan tentang malam tahun baru.
Dulu kamu bilang aku adalah payungmu di kala hujan. Aku seperti bus yang selalu kamu tumpangi untuk bepergian. Aku seperti hari minggu yang selalu membuatmu semangat. Dan katamu, aku seperti sebuah mahakarya Tuhan bernama senja yang begitu indah.
Dulu aku suka dengan kata-katamu yang kutuliskan tadi hingga membuat isi perutku seperti sarang kupu-kupu. Membuat darahku mengalir cepat ke pipi. Dan bahkan kembang api seakan meletup-letup di telingaku. Tapi itu dulu sekali, Kalva. Dulu.

Hingga sekarang, akhirnya aku mengerti makna dari itu semua. Dari sekian banyak kata-kata itu, hanya memiliki satu arti.

Sementara.

Aku hanya payungmu di kala hujan. Jika hujan reda, kamu akan kembali pulang ke rumahmu. Aku hanya bus yang mengantarmu pergi ke halte pemberhentian terakhirmu. Aku hanya hari minggu-mu, bukan hari-harimu. Dan ya, aku hanya 'senja'. Yang indah sebelum semuanya menjadi gelap, hitam pekat, bernama malam.

See. Aku hanya sementara bagimu, Kalva.
Aku tidak pernah menjadi rumahmu untuk berteduh, aku tidak pernah menjadi halte sebagai tempat pemberhentian terakhirmu, aku bukan sebagai orang yang mewarnai hari-harimu, dan ya, aku hanya gadis naif bernama Senja.

Aku bukan perempuan yang menyukai berbagai macam jenis bunga. Aku juga bukan seorang gadis yang sangat mengharapkan sebuah hadiah tahun baru.

Hingga saat itu, dua tahun lalu, tepatnya 31 Desember 45 menit sebelum tahun berganti, seorang pengantar barang datang kerumahku. Mengirimkan sebuket bunga dan sebuah kotak musik dengan miniatur ballerina berputar mengikuti alunan musik Fur Elise. Oh, dan juga secarik kertas biru laut yang masih kusimpan di laci meja hingga kini.

Itu adalah hadiah tahun baru pertama dan terakhir kalinya darimu untukku. Lalu setelah semua itu, esoknya aku tidak pernah melihatmu lagi. Di sekolah, di tempat kursus karate mu, atau dimanapun. Tidak pernah, Kalva.

Kamu pergi begitu saja. Kamu seperti hilang. Kehadiranmu seakan tidak pernah ada di planet bernama bumi ini. Kamu pergi hanya meninggalkan sebuah surat yang warnanya kini sudah agak pudar dimakan waktu dan sebuah pertanyaan dengan tanda tanya besar di kepalaku yang masih belum mendapatkan jawaban.

Dan sampai saat ini. Gadis bernama Senja masih belum bisa berteman baik dengan pergantian tahun, kembang api, dan sorak-soray di malam tahun baru.

Karena di malam pergantian tahun adalah malam di mana aku merobohkan dinding hatiku untuk membiarkan kamu masuk kedalamnya. Kamu masuk hanya untuk melihat sekilas apa yang ada di dalam sana tanpa mau menetap. Lalu keluar meninggalkan lubang besar bernama luka yang menganga lebar di dinding itu tanpa perlu menutupnya kembali.

Dan beberapa jam yang lalu waktu aku sedang singgah di sebuah kafe. Betapa kaget, senang, marah, dan kecewa disaat yang bersamaan. Bahkan aku sudah hampir menangis kala aku melihatmu masuk kedalam kafe. Aku juga bahkan sampai mengedipkan mata berkali-kali untuk memastikan bahwa itu memang kamu, Kalva. Bukan seorang laki-laki yang selama ini kehadirannya hanya sebuah delusi bagiku. Sungguh, aku ingin berlari dan memelukmu saat itu juga.

Aku baru saja ingin menghampirimu ketika aku melihat kamu merangkul seorang gadis cantik dengan rambut hitam sepunggung tergerai indah.
Tanpa sadar, cairan bening yang sejak tadi sudah mengumpul menunggu waktu yang tepat untuk tumpah, akhirnya meluncur juga dari mataku. Jadi, kuputuskan lebih baik aku memperhatikanmu dari kejauhan. Merindukanmu dari kejauhan. Mengenang kita dari kejauhan. 

Kamu berada dengan jarak yang cukup jauh dari mejaku. Kamu tetap sama seperti kamu dulu. Hanya saja kamu terlihat lebih tinggi. Wajahmu lebih terlihat cerah, namun ada lingkaran hitam dibawah matamu walau tidak begitu kentara. Mungkin tugas kuliahmu yang menumpuk membuatmu harus terjaga semalaman untuk menyelesaikannya. Dan Kalva, tampaknya kamu sudah melupakanku. 

Aku senang Kalva melihatmu walau kamu sama sekali tidak melihatku di sana. Ya, lebih baik seperti itu bukan?

Dan tanpa terasa, ini sudah tahun ke-2 kita tidak bersama lagi dan pertanyaanku masih belum mendapat penjelasan.

Aku rindu kita, Kalva. Namun dibalik rindu mengajarkan aku satu hal tentang pentingnya menghargai sebuah 'kehadiran' walau hanya 'sementara'. 

Selamat tahun baru, Kalva Aldrian.

Semoga kamu selalu baik-baik saja. Ah, seharusnya semoga aku selalu baik-baik saja tanpa kamu.

Dari seorang gadis bernama Lara Senja yang masih mencari cara untuk memperbaiki dinding berlubang besar dan mencoba mengumpulkan kepingan hatinya.

Graphicnesia ContestWhere stories live. Discover now