New Year! New Me!
"Kita putus!"
Iya, aku sadar telah mengatakannya! Sungguh! Aku sudah memikirkan keputusanku ini berkali-kali, sampai akhirnya otakku pun berkata, "stop!". Seolah-olah pikiranku ingin menghentikan hatiku yang masih bertindak idiot! Bodoh untuk bertahan, bodoh untuk mencemaskannya, bodoh untuk menangisinya, dan yang terparah, bodoh karna "masih" mencintainya.
Sadar, Chelsea! Dia selingkuh dengan salah satu temanmu! Selingkuh!
Tapi, kenapa aku masih merindukannya lelaki brengsek itu? Kurasa benar jika orang yang membuat kita paling bahagia adalah orang yang melukai kita teramat sangat. Seandainya otak punya hati atau hati yang punya otak? Entahlah itu, yang jelas pasti semua hal ini tidak mungkin terjadi, kan?
Pokoknya lupain semuanya, Chel! Jangan ngelukain hatimu lebih lagi!
Aku berjalan ke arah meja rias yang terletak tak jauh dari tempat tidurku. Astaga, penampilanku sangat menyedihkan. Wajahku tampak kusam, rambutku berantakan seperti singa, bahkan mataku sembab dan bengkak cukup parah. Menyebalkan! Padahal sebentar lagi kan tahun baru. Tapi, aku malah mendapat nasib sial di minggu terakhir bulan ini. Desember nyaris berakhir dan hubunganku malah duluan berakhir "mengenaskan".
Lengkaplah sudah penderitaanku! Tentunya setelah aku mengetahui Kevin, si brengsek mantan pacarku itu kepergok "selingkuh" dengan salah satu temanku. Belum lagi sahabat sekaligus teman sekamarku, Vera malah liburan pergi ke Bali dengan keluarganya sampai tahun baru nanti.
Rasa sepi kembali menyelimutiku. Apartemen ini terlalu sunyi jika tak ada suara cetar Vera yang selalu menggangguku seperti toa masjid. Dulu saat Vera pergi, Kevin selalu menemani di sisiku. Seperti tahun lalu, Kevin memberikan surprise dandinner sambil menunggu pergantian tahun. Kita juga melihat keramaian Bandung, pergi ke alun-alun kota, Lembang, atau tempat seru lainnya.
"Sekarang nggak ada kata 'kita' lagi semenjak ada dia. Kenapa harus Tania sih? Apa bener semua cowo bakal gini setelah bosen, iyaa?! Aku juga nggak bakal marah kalo kamu terus terang dari awal soal hubungan kita yang nyaris tiga tahun, Vin! Januari, bulan depan seharusnya tiga tahunnya kita! Seharusnya! Kenapa kamu nekat hancurin semuanya gini? Aku butuh alasan...." batinku, hingga tak sadar butiran air mataku kembali menetes dan membasahi pipiku kesekian kalinya, sambil mengingat kenangan yang tersisa dalam memoriku.
Hatiku bukan keset, yang bisa diinjak seenaknya tapi tetep mau welcome! Aku juga bukan betadine, yang hanya ada saat kamu butuh dan bisa kamu tinggalin begitu aja setelah selesai. Hanya saja, ketika aku menyudahi hubunganku ini, aku juga ingin mendengar keluh kesah darimu. Aku butuh alasan supaya aku bisa mengakhiri semuanya dengan baik. Itu saja yang kuinginkan, apa terlalu sulit untuk mewujudkannya?
Mataku akhirnya lelah menangisi lelaki itu. Lagipula, aku menangis semalaman juga tak akan mengubah kenyataan apapun. Aku harus kuat, sekalipun aku harus menjalani akhir tahun ini sendirian. Ah yaa, aku juga harus membersihkan diriku. Siapa tahu bisa membuat perasaanku membaik, kan? Yaa, kurasa aku harus bersiap-siap mandi.
Aku bangkit lagi dari kursi meja riasku dan berjalan ke arah lemari besar berwarna pinkpastel. Hingga sekotak kardus di atas lemari menarik perhatianku. Apa saat aku pindah setahun yang lalu aku lupa membongkar kardus ini? Aku menarik kardus yang cukup besar itu dan meletakkannya di lantai.
"Kenangan : Mama, Papa, Chelsea"
Kenangan? Aku langsung membuka kardus itu dan mendapati banyak barang tentang keluargaku. Bicara soal keluarga, aku memang tidak pernah pulang selama nyaris setahun ini. Aku hanya benci dengan suasana rumah yang selalu gaduh dengan pertengkaran kedua orang tuaku.
YOU ARE READING
Graphicnesia Contest
De Todo[CLOSED] Kamu merasa punya bakat menulis? Atau punya bakat graphic? Daripada bakatmu terbuang sia-sia dan cuma disimpan di galeri atau work kamu, mendingan ikutan kontes ini aja! Memang sih hadiahnya gak bisa ngobatin kegalauan kamu tapi se...