Jangan pernah mau mendengar kata cinta bila pada akhirnya kau akan di tempatkan di nomer sekian dalam hidupnya
😊😊😊
Terkadang segala sesuatunya itu berjalan tanpa bisa kita cegah. Begitu pula yang di rasakan Azura.
Semua terasa terlalu cepat bahkan tiada masa untuk kembali ke titik awal. Dimana dia bukan siapa-siapa bagi dirinya maupun orang lain.
Hidupnya bukan lagi tentang dirinya. Tapi hidupnya sudah berada dalam arti lain. Hidupnya sekarang hanya untuk Sang pencipta dan keluarga kecilnya kelak.
Konyol memang, tapi ini kenyataannya. Dengan perjanjian itu setidaknya ada titik kejelasan tentang status mereka. Bukankah Amir sudah berjanji akan berusaha mencintainya?
Begitupun dengan dirinya, dia akan berusaha menjadi sosok seorang istri dan mungkin ibu yang baik untuk anak anaknya kelak."Oke deal!!"
"Deal"
mereka berjabat tangan seperti rekan kerja. Tapi siapa peduli? Yang terpenting mereka bahagia.
Mulai sekarang Azura akan memulai semuanya dengan suaminya. Dia juga berjanji tidak akan menggunakan anugerahnya demi privasi dari Amir. Entah dari mana pria itu tau kalau Azura bisa membaca pikirannya?
Teira pov.
Masih mengenalku? Ku harap kalian masih mengenal diriku. Aku kembali dari alam baka hanya untuk satu tujuan. Bukan, bukan untuk Amar. Sedikitpun aku sudah tak tertarik berurusan dengan laki-laki baik itu. Biarkan cerita Amar bahagia dengan kehidupannya.
Aku kembali untuk sebuah dendam. Dendam kusumat pada seorang iblis berkedok malaikat. Ingin sekali aku mencabik cabik wajah sok tak berdosanya. Akan aku balas semuanya sampai dia merintih ingin mati. Mungkin aku dulu bodoh dengan gampangnya kau perdaya sesuka hatimu. Tapi sekarang, Cih!!! Jangan harap.
Aku bertahan hanya demi menuntaskan dendamku. Hanya itu.. Tak lebih.
Akan ku buat iblis itu mengemis dan menghiba sebuah kematian padaku.
Tenanglah Athaya kejayaanmu sebentar lagi akan hancur. Kenistaan juga yang akan menjemputmu. Kau akan mengemis kematian padaku Athaya cam kan itu!!!!
"Kau yakin akan melakukan ini Tei?? Ku rasa kau butuh waktu lagi"
"Aku sudah yakin. Tekatku sudah bulat. Akan ku buat seorang Amir Athaya Abbas mengemis kematiannya"
"Baiklah aku sudah memperingatkanmu Tei. Aku tak bisa membantumu lebih dari ini. Dan selebihnya hanya kau sendiri yang akan menjemput nasibmu sendiri"
"Terimakasih karna kau sudah berbaik hati padaku. Menyelamatkanku yang berjuang dari mautku karna ulah iblis itu"
"Jangan terlalu merendah Tei, ku lakukan semuanya atas dasar kemanusiaan. Dan satu hal yang harus kau tau ku harap kau akan mempertimbangkan kembali semuanya. Dia tak setenang yang kau kira Teira"
"Doakan saja aku Bihan. Semoga semuanya baik baik saja"
"Ku harap juga begitu" Ucap Bihan sambil menyodorkan sebuah kartu nama padaku.
"Ini dari Sanji, hubungi orang ini entah aku juga tak mengerti apa maksudnya. Hanya saja dia mengatakan suatu saat kau akan butuh dia jika kami sudah tak berpihak padamu lagi"
"Terimakasih Bihan dan salam untuk Sanji"
"Aku harus segera pergi Teira semoga ada waktu lagi untuk kita bertemu. Sampai ketemu lagi Teira"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Boy
SpiritualAku di juluki pembawa sial sebab kelebihanku membaca hati dan pikiran orang. Selain itu kemampuanku dalam meramal sangat akurat. Suatu hal yang indah namun karna kelebihanku itu tak ada seorangpun yang ingin menjadi temanku. *Azura # sequel dari Gus...