Disini...
Aku berdiri bagai bayangan..
Aku melihat semuanya, aku melihat kehidupan masa laluku.Disana...bunda...
Bunda berlutut dan menghiba di kaki seorang wanita parubaya yang aku yakin sekali dia adalah nenekku.
Entah kenapa adegan itu bisa terjadi??
Kenapa bunda bersimpuh di kaki nenek dengan suara pilu..."Ibu....tolong jangan lakukan ini pada Azura.....bagaimanapun, Azura itu tetap cucu ibu"
"Kamu kira ibu bodoh??? Dengan membiarkannya hidup...ibu yakin keluarga Wicakra tidak akan bisa menerimamu??? Lihat dirimu ndok. Kamu terpelajar....kamu anak yang berdarah biru tapi kamu membawa aib untuk keluargamu sendiri"
"Dia anakku bu....dia anakku..."
"Dia anak haram!!! Siapa bapaknya saja kamu tidak tau kan??"
"Tap...tapi...bu"
"Jangan membantah Retno. Kamu buang anak harammu itu atau kanjeng ibu yang membunuhnya di depan matamu??"
"Tidak hiks...tidak ibu...jangan....ku mohon...aku hiks bersusah payah untuk....bertahan hidup....bersama...nya selama...5 tahun bu...di luar negeri...tanpa bantuan hiks....ibu...dia hidupku...hiks...dia...anakku...kenapa...hiks ibu bisa tega?"
Miris...
Ya,hanya itu yang bisa ku katakan.
Aku memilih bungkam tanpa suara...
Serumit itukah masa kecilku??"Bu....ibu hiks...hiks...Retno mohon bu. Perlihatkan sedikit rasa manusiawi ibu...dia masih terlalu kecil. Ibu adalah sosok seorang ibu kan?tegakah seorang ibu membuang darah dagingnya sendiri??"
"Baik, ibu akan memberimu keringanan. Asal kamu mau menuruti persyaratan ibu"
Tangan yang keriput termakan usia itu menghapus air mata yang berlinang di pipi putrinya.
"Kamu harus menikah dengan calon pilihan ibu. Yaitu Bima Prameswara Wicakra. Kamu harus mau menikah dan menjadi istri seutuhnya. Dan sebagai gantinya. Anak haram itu akan menyandang nama keluarga kita. Tapi dia akan ibu ungsikan ke rumah mbok sum. Setelah usianya mulai cukup kau harus membuangnya ke tengah hutan. Bagaimana? Setuju?"
Cih! Licik! Dasar biadap.
Tak ada bedanya aku mati sekarang dengan nanti???
Bayangkan saja anak kecil di buang ke hutan? Oh God!Terbuat dari apa hati makhluk medusa satu itu?Baja?Atau kotoran sapi??
Aku bersumpah, setelah semuanya terungkap. Dia!Yah dia wanita pertama yang akan aku bunuh!!!
Camkan itu!!!
Tiba-tiba tubuhku kembali terlempar pada tempat yang sama. Di hutan.
Cih!
Kenapa harus hutan sih???
Gak sekalian semak belukar gitu?
"Hahahaha"
Kenapa kau tertawa bodoh?
Kau pikir ini lucu?
Hahaha yah ini lucu! Sangat lucu!!!"Ayolah sayang...kenapa kau harus terbawa emosi??? Kau sudah mengalami ini. Ambil sisi baiknya sajalah"
Sisi baik gundulmu??
"Sisi baiknya kau bisa bertemu dengan keluargamu yang sekarang. Jika kau tak mengalami itu kau tak akan menikah dengan Amir. Tuhan itu adil sayang"
Benar...
Yah apa yang iya katakan memang benar...
Aku tak akan seperti sekarang jika tak mengikuti alur dari Tuhan.Azura...
Hei, sadarlah...please Azura ....
Jangan membuatku khawatir...
Suara itu..
Suara suamiku??
Amir??
"Sudah saatnya kau pergi Azura..." Ucap gadis kecil itu sambil tersenyum menatapku.
Tapi aku belum melihat sepenuhnya. Aku belum mengerti kenapa dan apa sebabnya nenek menyuruh bunda untuk membuangku?
" Nanti akan ada waktunya kau akan mengetahui semuanya sayang. Biarkan takdir Tuhan menentukannya. Tugasku mungkin selesai sampai disini"
Tapi...
Tanpa menunggu jawabanku gadis kecil itu langsung menancapkan sebuah belati perak tepat di jantungku.
Tak ada rasa sakit seperti yang pertama ku rasakan..
Hanya saja aku tak bisa melihat apa-apa...
Gelap...
Semuanya kembali ke titik hitam tanpa putih..
Aku tak tau aku ada dimana sekarang?? Yang aku rasakan adalah sensasi melayang, gamang di udara.
"Azura...."
"Apa kau bisa mendengar suaraku?"
Yah, aku mendengarmu dengan jelas sayang...
Hanya saja batinku seolah olah terkunci...
Bibirku kelu..."Sadarlah Azura...please buka matamu...."
"Jika memang kau mendengar panggilanku, ku mohon sebut namaku"
"Kenapa kau tiba-tiba seperti ini??"
"A---zu---ra---"
Suara Amir tiba-tiba menghilang dan tergantikan dengan suara panggilan lembut dari seorang perempuan.
"Ikuti Aku!!" Pintanya tegas.
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Boy
SpiritualAku di juluki pembawa sial sebab kelebihanku membaca hati dan pikiran orang. Selain itu kemampuanku dalam meramal sangat akurat. Suatu hal yang indah namun karna kelebihanku itu tak ada seorangpun yang ingin menjadi temanku. *Azura # sequel dari Gus...