Help me please

1.5K 64 1
                                    

Azura pov.

Kenapa bisa dia sampai suka dengan truck gandeng cem Bima? Kurasa dia kurang waras. Ya mungkin Sona sudah kehilangan akal. Jadi dia melantur begitu.

Dia memang mencintai truck gandeng itu. Tapi Bima tidak mencintai Sona. Ada perempuan lain di hatinya. Haruskah aku jujur? Lalu apa aku tega menyakiti orang sebaik dirinya?

Maaf Sona, aku harus berbohong padamu. Lebih baik seperti ini. Dengan langkah gontai aku mengetuk kamar Sona.

Tok..
Tok..
Tok..

Beberapa menit kemudian pintu terbuka. Menampilkan wajah laki-laki yang tak asing lagi. Yah dia Zack. Teman one night stand Sona." Hai cantik, mau bergabung?". Ucapnya dengan sedikit mendesah.

"Siapa Zack?Azura? Kau perlu sesuatu? Masuklah".

Aku menatap Sona dengan senyum tipisku. " Baiklah aku akan menemuimu di perpustakaan kakak". Desis Sona dengan memutar bola matanya jengah.

Dia memang gadis pintar. Tanpa aku harus capek-capek mengeluarkan suara dia sudah tau apa mauku.

"Kau tetap tak berubah Azura. Dingin dan menarik. Suatu saat aku akan mendapatkanmu". Tukas Zack.

Aku hanya menatapnya datar kemudian berlalu pergi ke perpustakaaan. Aku tak peduli seberapa banyak mereka menghina keterdiamanku. Aku hanya ingin mereka selamat tanpa bayangan masa depan yang suram karna ramalanku.

-----
" Apa yang ingin kau bicarakan Azura? Apa ada hal yang penting? Ku harap ada berita bahagia tentang Bima".

"Aku minta maaf untuk itu kak. Aku tak membawa berita bahagia untukmu. Kurasa penglihatanku tak bisa menembus hati dan pikiran Bima. Dia terlalu abu-abu".

Sona menghela nafas berat. " Oh begitu ya. Ya sudahlah jika itu yang terjadi aku bisa apa? Aku hanya akan bisa menerka-nerka perasaannya selamanya".

"Aku minta maaf".

" Santai ini bukan salahmu. Aku harus pergi sekarang Zack menungguku. Bye Azura semoga Tuhan melindungimu".

"Hm".

Setelah Sona pergi Alex tiba-tiba datang entah darimana. Tak ada hujan, badai, tsunami tangan Alex melingkar seperti ular di pinggangku. Dagunya bertumpu di bahuku.

" Kenapa kau membohongi adikku hem?". Alex mencubit pipi Azura gemas.

"Aku tidak membohonginya,aku hanya ingin membuatnya bahagia".

" Maksudmu?"

"Dia berkata mencintai Bima, tapi bagaimana dengan Zack? Aku bingung dengan sikap adikmu itu".

" Biarkanlah itu urusan Sona. Yang penting sekarang kau harus ikut denganku. Ada masalah kecil yang harus kau ketahui".

"Apa itu ada hubungannya denganku?".

" Kita lihat saja nanti".

------

Azura pov.

Alex mengantarkanku kesebuah pesantren. Apa dia berpikir akan menyekolahkanku disini?

Yang benar saja? Kurasa aku akan sedikit gila jika berada disini. "Alex, kau tak serius menampungku disini? Kau sudah bosan hidup? Kau ingin menyingkirkanku dari rumahmu? Kenapa tidak bilang dari awal bodoh!". Cercaku

"Diamlah, kenapa kau jadi cerewet sekali. Jaga sikapmu Azura".

" Baiklah aku ikuti maumu".

Aku memilih bungkam saat laki-laki paru baya memelukku erat. Aku tidak berharap dia orang tuaku. Karna wajah kami tak sama. "Ayo masuk nak, Abi sudah menunggumu dari tadi".

Aku menuruti lelaki tersebut. Disana sudah ada perempuan yang masih cantik padahal usianya mungkin sudah kepala lima. Ku cium tangannya hikmat.
" Alex, bisa kau jelaskan ini?".

"Dengar Ra, aku disini hanya ingin melaksanakan amanah saja. Membawamu ketempat seharusnya. Mereka orang tua angkatmu sekarang".

" Maksudmu? Jangan membuatku terlihat bodoh".

"Mereka yang akan menjagamu menggantikan orang tuamu. Ini Om Abizar dan tante Sofiah. Aku melakukan ini bukan karna aku keberatan dengan keberadaanmu dirumahku. Aku-".

" Baiklah aku mengerti. Aku harus tinggal disini bukan?".

"Ya".

____

Dan disinilah aku berada duduk berdua dengan Abi sambil mengesap manisnya teh. " Abi harap kau bisa betah disini nak".

"Tentu Abi".

" Bolehkah Abi bertanya padamu?".

"Tentu kenapa tidak Bi?".

" Kau bisa membaca pikiran?".

"Alhamdulillah, tapi tak semua orang yang bisa aku baca".

Mendengar penuturanku Abi berteriak memanggil santriwati. Santriwati itu memegang dua lembar foto lelaki yang ku yakini mereka berdua adalah anak kandung Abi.

" ini anak anak Abi. Abi ingin kau mengungkap hal yang Abi tidak tau tentang mereka. Karna Abi rasa ada perang tak kasat mata yang terjadi di antara mereka. Apakah kau bisa membantu Abi sayang?".

"Akan ku coba".

Entah kenapa aku lebih tertarik untuk mengungkapkan anak sulung Abi. " Ini siapa Abi?". Ucapku pura-pura polos.

"Dia Amir anak sulung Abi".

Saat aku meraba foto itu, sekelebat gambaran muncul. Kenapa bisa? Biasanya aku harus menatap matanya baru aku bisa membaca pikiran orang. Tapi tidak berlaku dengan orang ini.

Menarik!

" Abi, rupanya anakmu sedang jatuh cinta. Tapi pada orang yang salah".

"Maksudmu?".

" Dia mencintai gadis oh tidak wanita. Ya wanita yang sudah bersuami. Ya bersuami kalau tidak salah namanya Aza-aza eh? Sabrina Azari. Apa Abi mengenalnya?". Ucapku dengan mata tertutup.

"Kau yakin wanita itu Sabrina? Mungkin kau salah menyebut?".

" Tidak! Itu benar adanya. Hanya itu yang muncul di benakku".

Ku buka mataku dan menatap ayah angkatku. "Ada masalah Bi? Siapa Sabrina? Kenapa wajah Abi pucat?".

" Dia menantuku".

Jadi dengan kata lain dia istri Amar ya? Wanita secantik dia memang patut di cintai. Aku bahkan iri dengan wajah cantiknya. Tapi malang harus terjebak dalam situasi serumit itu.

"Aku bisa membantu jika ity di perlukan".

" Tapi bagaimana caranya?".

"Tenang Abi, serahkan padaku. Yang terpenting Abi percaya padaku".

" Baiklah Abi percaya padamu".

My Devil BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang