Benang mulai terurai

703 36 0
                                    

Azura lagi lagi menghela napas panjang. Entah sudah berapa kali wanita indigo itu menghembuskan napas hanya untuk menghilangkan rasa sesak di dalam hatinya.

Begitupun dengan Alex, sedari tadi pria itu hanya tertunduk lesu di kursi taman, tempat mereka duduk sekarang.

Taman ini begitu ramai sekali banyak warga Surabaya menghabiskan waktunya disini. Dari anak kecil hingga lansia. Suasana ramai dan penuh keceriaan sore itu sangat berbanding terbalik dengan suasana hati Azura.

Rasa sesal tiba-tiba muncul di hatinya. Seandainya dia tak mengikuti kata hatinya untuk memenuhi ajakan sahabatnya itu, mungkin dia akan tetap baik baik saja. Seandainya dia tidak memiliki kelebihan ini. Seandainya dia bisa memilih dan punya banyak pilihan. Seandainya ayah angkatnya masih hidup. Seandainya eyang putri menerimanya. Seandainya ia mati saja dulu mungkin semuanya akan baik baik saja sampai saat ini. Seandainya dan seandainya, kata itu yang terus berputar bagai kaset rusak dalam otak Azura.

Tapi tetap saja mau seberapa banyak kata seandainya yang wanita sebutkan, semua tak akan lagi sama. Bongkahan kecil yang bersarang di tubuhnya yang bernama hati itu tak akan lagi sama. Rasanya Tuhan seperti belum puas menyiksanya dengan segala kutukan yang telah ia berikan. Tak punya teman karna menyandang lebel indigo. Di kucilkan dari dulu sebab mereka menganggap Azura itu seperti moster yang menakutkan. Kehilangan ayah angkat yang sangat menyayanginya. Di usir oleh orang yang dulu ia sebut ibu, walaupun bukan ibu kandung. Dan berakhir terkungkung dalam janji konyol bernama pernikahan dengan seorang psikopat yang mencintai adik iparnya sendiri. Selalu bermain drama di depan publik bahwa seorang Azura sangat bahagia menjalani kehidupannya yang sekarang, Karna sebentar lagi ia akan menjadi seorang ibu? Manis sekali bukan?

Permainan macam apa ini?
Ingin sekali Azura berteriak mengatakan itu namun lidahnya kelu. Menerima kenyataan bahwa dirinya adalah anak haram hasil pemerkosaan. Tidak di terima oleh eyang putrinya karna di anggap aib?

"Hei, ini bukan pilihanku! Andai aku bisa memilih aku tak sudi lahir dalam rahim wanita iblis itu" Batin Azura meracau.

Siapa yang bisa memilih ingin di lahirkan seperti apa? Berlatar belakang keluarga yang bagaimana? Cantik kah? Tampan kah? Kaya, miskin? Bermata biru? Hitam? Sempurna? Atau cacat? Semua itu takdir!

Dan sekarang wanita iblis itu hidup bahagia dengan suami barunya beserta anak anaknya bagai dongeng keluarga bahagia tanpa cela. Sedangkan dirinya? Sampah?
Dan sekarang dia ingin bertemu dengan Azura. Anak haram yang kemudian ia akui.

Helo???

Kenapa baru sekarang?
Kemana kabar wanita iblis itu? Baru sadar kalau dirinya punya seorang putri yang ia telantarkan dalam hutan sendirian? Kedinginan? Bahkan hampir mati? Pantaskah wanita iblis itu di sebut ibu?

"Ibumu ingin bertemu denganmu, beliau sedang sakit keras. Awalnya aku tak ingin memberitahumu kabar ini. Hanya saja aku tak tega, dia seorang ibu yang memohon bertemu dengan putrinya" Kata Alex dengan suara lembut.

Air mata yang Azura tahan mati-matian akhirnya jebol. Suasana hatinya bercampur aduk apalagi dia sekarang sedang hamil dan itu membuatnya sangat sensitif.

"Dia...ibu?hiks..hiks ibu macam apa yang tega membuang anaknya? Sendiri di hutan, kedinginan dan hampir mati? Kau sebut dia ibu?" Hardik Azura dengan suara naik satu oktaf.

"Bagaimanapun dia ibumu Ra, bukankah ini yang kau impikan? Bertemu keluarga kandungmu? Aku sudah menepati janjiku untuk membantumu bertemu mereka. Lalu kenapa sekarang kau enggan bertemu dengan ibumu. Dia sedang sakit, dia ingin bertemu denganmu, apa salahnya menemui ibumu sendiri? Ibu kandungmu?"

"Kau tau Lex, faktanya aku sudah tak ingin lagi bertemu dengan keluarga kandungku bahkan ibu kandungku. Masalahnya, aku sudah muak menerima kenyataan pahit bahwa aku anak haram dan di anggap aib. Solusinya aku berharap kau tak pernah menepati janji konyol itu dan aku tak pernah berdiri disini dan mendengar semuanya!!"

Tiba-tiba keduanya sama-sama diam karna semua mata menatap penasaran. Sebagian berpikir mungkin mereka adalah sepasang suami istri yang bertengkar tak tau tempat sebagian lagi ada yang cuek dan melanjutkan kegiatan masing masing.

Alex menangkup kedua pipi Azura ibu jarinya menghapus jejak air mata yang mengalir deras. " Aku hanya ingin kau bahagia Ra, kau bukan sekedar teman untukku. Kau-kau itu sa-saha-batku. Aku ingin menepati janjiku. Kau ingatkan ulang tahunmu yang ke 17?? Saat aku bertanya apa yang kau inginkan dariku. Kau hanya bilang ingin bertemu keluarga kandungmu? Lalu sekarang keluargamu ingin bertemu denganmu Ra, ibumu meminta padaku, beliau ingin bertemu putri kecilnya. Putri yang ia cari selama ini. Lantas kenapa kau harus bersikap seperti ini? Ini bukan dirimu! Azura yang ku kenal bukan seorang yang pendendam. Azura yang ku kenal itu dia pemaaf walaupun dingin pada sekitarnya. Jadi aku mohon temui ibumu. Dia sangat merindukanmu Darl. Ku tak akan memaksamu sekarang jika kau belum siap" Ucap Alex tegas. Padahal sebenernya lidahnya gatal saat mengatakan bahwa Azura adalah sahabatnya. Ingin sekali dia mengatakan bahwa Azura itu calon ibu dari anak anaknya.

"Hadeeeeh bisa ngamuk ngamuk Azura kalo gue ngomong gitu. Bukannya selesai malah nambah nambahin masalah. Hati? Apa kabar? Yang sabar ya? Nanti di saat waktunya tepat Azuramu akan jadi pelengkap sunnah Rasul. Tapi sebelum itu aku harus menghabisi suami brengsek tau tau diri cem Amir" Batin Alex

"Sekarang hapus air matamu, kita pulang. Kau butuh istirahat. Jangan sampai aku di bunuh suamimu karna membuatmu menangis" Kekeh Alex.

Azura mencubit gemas perut sahabatnya. " Ish gak lucu!"

"lah siapa yang ngelucu coba? Aku bukan badut ancol ya, gak pantes tau. Aku itu ganteng!"

"Dasar cowok! Tapi narsisnya selangit"

"Domat, yang penting ganteng hehehe"

"Lex, Lex, Amir itu Amir kan? Lex kok dia sama cwek sih?"

To be continue.

Konfliknya ga tepat ya kurang greget gtu? Hehehe iya sih. Sorry ini udah usaha banget tapi yaapa mau gimana lagi coba?

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Buat @nurul.Fauzi. Gue kangennnnnn banget sama elo. Apa kabar elo yang sekarang???
Jangan lupain ami yah
Ami selalu sayang kamu, Bitoknya ami.





My Devil BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang