It is My life

1K 52 0
                                    

Hidup memang penuh drama dengan lika liku yang tajam. Tapi ini lah hidup harus di jalani tanpa bisa di tentang. Suka duka adalah bumbu hidup yang kehadirannya kehakikian.

Seperti hal nya hidupku, Aku seorang gadis biasa bahkan sangat biasa. Kelebihanku entah bisa di katakan anugrah atau kutukan akupun tak peduli.

Aku sadar sesadar sadarnya bahwa tak ada seorangpun yang akan mendukungku. Menyemangatiku, membantuku ketika aku terpuruk. Tak ada!

Aku hanya punya raga ini sebagai penyemangat dan seorang lelaki paru baya yang selalu ku panggil dengan sebutan Abi. Wajah sayunya dan kasih sayang nya itu membuatku sadar aku tidak sendiri.

Ya benar, dia bukan ayah kandungku. Tapi setidaknya dialah satu-satunya orang yang mau menerima diriku. Menerima segala apa yang ada dalam diriku tanpa melihat apa yang aku punya.

Aku bukan seorang yang bergelimang harta. Aku gadis biasa. Tapi aku akan buktikan pada orang orang yang selalu memandangku sebelah mata. Terserah aku tidak peduli mereka mencemoohku seperti apa. Aku yakin tanpa uluran belas kasih palsu badak dari mereka aku bisa.

Aku akan berdiri dengan kakiku sendiri. Aku akan mempertahankan apa yang masih bisa aku pertahankan. Aku tidak akan menaruh dendam pada mereka yang selalu menghina,mencemooh,mencaci-makiku. Aku bahkan bersedia dengan seluruh jiwa ragaku berdoa untuk memberikan umur dan kesempatan yang banyak untuk mereka. Dan jika saatnya tiba, aku bisa membuktikan kepada dunia, aku bisa. Aku bersumpah akan membuat mereka bersujud bahkan memgemis nista di kakiku.

Oke anggap aku jahat!
I dont care!!?
Aku tidak munafik dan naif. Aku bukan hidup dalam alur sinetron atau novel picisan yang pemeran utama yang baik dan pasrah dengan takdir.

Peduli Setan?
Hatiku tak sesuci itu. Aku Azura Reynerd Abbas akan membuktikan kalau aku bisa membuat suamiku tukang tipu dan tikung itu mencintaiku.

"Apa yang sedang kau pikirkan Ra? Wajahmu mengatakan akan ada hal yang tak baik" Tanya Alex.

"Aku akan membuat dia mengemis nista padaku"

"Dia? Siapa?"

"Kau tau! Tanpa harus ku jelaskan dengan gamblang"

"Amir?"

"Ya"

"Azura..." Rengek Alex padaku.

"Alex?"

"Bukankah kau sudah berjanji padaku?"

"Untuk?"

"Untuk tidak ikut campur terlalu dalam pada kehidupan si Orang sarap itu?"

Ku genggam tangan hangat Alex dengan penuh kelembutan. "Awalnya jujur, aku memang berniat hanya untuk membantu. Tapi itu dulu sebelum aku sadar betul ada hati yang akan terluka jika aku menjadikan ini sebagai sebuah permainan"

"Jangan bilang kau mencintainya Azura???"

Bolehkah aku tertawa? Oke aku memang mulai mencintainya.

"Oh Tuhan, bukan begitu darl. Mungkin untuk saat ini aku belum yakin. Tapi mungkin aku belum mencintainya. Tapi pastinya aku akan mencobanya"

"Kenapa kau harus memilih orang itu? Kenapa tidak dengan yang lain?"

"Kenapa? Emmmm sepertinya kata kenapa lebih cocok untukmu darl"

"Untukku?" Tanya Alex heran.

"Ya, untukmu. Kenapa kau memilih menjalani hubungan yang abnormal bertahun tahun bersama si Bule pirang ala-ala boy band itu?"

"Kimi??? Kau mengenalnya Darl? bagaimana bisa?"

"Ooioooo kau lupa rupanya! Dia sendiri yang datang meneriakiku jalang bodoh!!! Aku bahkan sudah bercerita ria denganmu tentang ini"

"Aku mencintainya Azura" lirih Alex.

"That right beibe, kau mencintainya begitu pula denganku"

"Oh ayolah darl, ini tidak lucu. Dia bukan pria baik-baik"

"Aku tau itu"

Lagi lagi ku dengar Alex menghela nafas panjang. Entah kenapa tubuhku secara tiba-tiba merasa panas. Namun tanganku bergetar dingin.

Tidak!!!!

Kau hanya penipu Lex. Kau tidak mencintaiku. Kau mencintai gadis polos itu kan?

Kimi...

Jangan sebut namaku dari mulut brengsekmu..

Hiks..hiks... Kau jahat Lex!!!

Maaf Kimi, aku mencintainya...

Aku...

"Azura...."

Sial!!!
Sedikit lagi aku akan tau siapa yang Alex cintai. Oke Lex, kau mau bermain main denganku? Tunggu saja tanggal mainnya. Akan ku buktikan siapa diriku.

"Eh iya? Lex ada apa?"

"Are you oke?"

"Aku baik baik saja. Ah iya aku harus pergi sekarang"

"Kenapa kau terburu-buru darl? Apa ada masalah?"

"Tidak ada masalah Lex, hanya saja aku lupa kalau aku punya janji bertemu dengan Sabrina"

"Perlu kuantar?"

"Aku bawa mobil. Aku pergi dulu semoga harimu menyenangkan"

"Eh iya kau juga"

Amir pov.

Gadis itu sungguh membuatku pusing. Terkadang sifatnya sangat dingin tapi terkadang juga suka merajuk.

Konyol!!!

Entah kenapa ada rasa yang menggebu gebu  untuk bertemu dengannya. Boleh kalian katakan aku gila. Aku selalu memantaunya melalui ponsel canggihku. Semua rumahku sudah ku beri cctv kecil yang akan terhubung pada ponsel.

"Ada yang lucu?" Tanya Amar.

"Bukan urusanmu"

"Ooww mengesankan sekali Mas, rupanya kau sudah bisa melupakan kegilaanmu pada istriku. Baguslah"

"Apa kau ingin aku merebutnya kembali?"

"Coba saja, akan ku pastikan kau tidak akan bisa melihat matahari esok pagi"

"Mencekam sekali, sungguh aku takut"

Amar meleparkan bantal sofa padaku membabi buta.

Tbc..

My Devil BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang