Hello, wattpad surfers! Balik lagi nih kita. Udah baca chapter 6 kan? Akhirnya Fatah nongol dan bisa liat Asha lagi, pujaan hatinya. Walaupun Asha gak bisa liat langsung karena dia gak sadar, alias pingsan! Tapi chemistry mereka kuat banget lho.. Buktinya setelah bertahun-tahun gak ketemu, Asha masih hafal aroma tubuh Fatah. Hahaha, so sweet yah? Ah, jadi ngirii… -___-
Oh iya, di chapter 7 ini kita akan galau-galauan bareng lho! Maaf ya, tapi gue lagi hobi galau-galauan nih #plakk! Oh iya satu lagi, sebagai penulis gue minta maaf ya kalo masih terdapat banyak kekurangan di Come and Back! Tolong dimaklum yah, gue ini amatiran. Kayak yang udah pernah gue sampein sebelumnya. Di setiap cerita pasti bakal ketemu typo atau mungkin ada bagian yang gak nyambung, atau malah ceritanya gak seru gitu? Please forgive me, because I’m only a human with a lot of mistakes.
Tapi, cerita jelek ini jangan di-COPY PASTE, COPY CAT atau COPY DOG ya!! Biarpun jelek, ini kan hasil kerja keras yang harus ngorbanin berbagai hal. Mulai dari pikiran, waktu, uang, dan masih banyak lagi. So, jangan mencuri karya orang terus diaku-akuin. Percaya deh, gak akan ada kepuasan yang kalian terima kalo kalian sukses karena sesuatu yang bukan jerih payah kalian.
Gue mau ngucapin makasih banyak buat para readers yang masih tetap setia nungguin Come and Back! Terima kasih untuk votes dan komentarnya. Itu bikin gue selalu semangat untuk nulis dan berimajinasi. I heart you all, and happy reading Come and Back!
7. Chapter 7: When You’re Gone
Malam ini terasa begitu gelap tanpa sinar rembulan. Awan-awan malam berkumpul dan menghalangi pancaran cahaya rembulan yang mencoba mengindahkan malam yang dingin. Bintang-bintang yang kehilangan sahabat, ikut bersembunyi di balik hawa sunyi malam. Seakan tak pernah rela kehilangan kebersamaan dengan rembulan. Malam yang sunyi, dingin dan hampa. Gelap tanpa cahaya, kecuali sinar lampu-lampu yang bahkan tak semempesona pancaran cahaya bulan, meski mereka bersama dalam jumlah yang banyak.
Fatah tengah terduduk di pinggir ranjang tidurnya. Seirama dengan bulan, manik matanya perlahan redup, kehilangan cahaya dan larut dalam kesedihannya. Perih yang ia rasakan kini sanggup menguasai seluruh kebaikan dalam dirinya, merenggut harapan dan semangatnya untuk dapat kembali menjalani apa yang masih disisakan takdir untuk ia hadapi.
Perasaannya yang terkoyak dengan kenangan masa lalu. Rasa bersalah, cinta, kerinduan, putus asa, dan berbagai rasa lainnya bersatu di hatinya yang patah dan rusak. Ruang di hatinya terlalu sempit, takkan mampu membendung dan menampung berbagai macam perasaan yang kini mengusik. Hingga akhirnya kenyataan menghadapkannya pada ketidakberdayaan dan kegamangan.
Perlahan benaknya memutar rekaman kisah di masa lalu. Sensasi degup jantung yang berlonjak tak karuan saat ia mendengar pernyataan cintanya yang di terima, rasa nyaman dan membutuhkan yang dihadirkan Asha setiap pandangan matanya bertemu dengan manik cokelat gelap Asha. Sesaat kemudian ia merasakan kepahitan yang menghapus segala rasa manis, kala ia mengingat keputusannya untuk meninggalkan Asha. Padahal, ia tahu dengan pasti saat itu ia tidak hanya akan melukai perasaan Asha, orang yang dicintainya, tetapi juga cintanya pada Asha.
Mata elang yang biasanya tampak tajam perlahan menumpul karena terjangan peluh yang membuatnya rapuh dan berkaca-kaca. Tubuhnya bergetar, dadanya terasa begitu sesak. Sekuat apapun dirinya, butiran peluh perlahan mengalir membasahi pipi dan rahang kokohnya. Makin lama makin deras. Membuat wajahnya tampak begitu berantakan dan lelah. Jeritan rasa frustasi yang tidak mampu disampaikan dengan baik oleh lisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come and Back!
RomanceDi saat cinta pergi menghilang. Dengan segala upaya mencoba untuk mempertahankan segalanya tanpa berniat meninggalkannya. Dan ketika cinta itu datang untuk pulang dan kembali, akankah semua berujung pada kebahagiaan? *** Asha, seorang jurnalis muda...