XII - (Un)pleasant Date

1.1K 27 5
                                    

Maafin postingnya lama. Maaf banget sumpah! Lagi sibuk dengan berbagai hal, terutama tugas sekolah. Semoga chapter ini bisa memuaskan hati kalian ya. Maaf kalo banyak kekurangan. Happy reading and don’t forget to give your comments and votes. Love you!!

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 12: (Un)pleasant Date?

Nara sedang menunggu kedatangan Divo. Kini mereka telah tinggal bersama selama seminggu di apartemen Divo. Beberapa hari setelah pernikahan mereka, Divo dan Nara mulai kembali melakukan aktivitasnya masing-masing. Mereka menunda rencana bulan madu mereka karena kesibukan dan tanggung jawab yang masih harus mereka selesaikan, terutama kesibukan Divo yang masih harus menggarap ‘Nile’, film terbarunya. Setelah syuting di Mesir beberapa minggu yang lalu, kini ia harus menjalani proses syuting di Indonesia di beberapa daerah.

Nara pun masih sibuk dengan aktivitasnya memanajeri beberapa artis di perusahaan agensi bakat ternama tempatnya bekerja. Beberapa artis baru, salah satunya Shilla, cukup menyita waktunya untuk mengurusi jadwal promo mereka untuk memperkenalkan mereka sebagai bintang baru di dunia entertainment Indonesia.

Namun tetap saja, Nara selalu tiba lebih awal di rumah di bandingkan Divo. Nara tak sedikitpun mengeluh dengan kesibukan suaminya. Karena kesamaan profesi mereka yang sama-sama bergelut di dunia hiburan, membuat Nara sangat memahami kesibukan Divo sebagai seorang sutradara muda berbakat. Nara dengan setia menantinya di rumah. Melayani segala kebutuhan Divo demi menjadi seorang istri yang baik dan dapat diandalkan.

Nara menunggu Divo sambil menonton DVD film kesukaannya. Sekedar menghilangkan jenuhnya karena harus bertahan dengan kesendiriannya. Nara melirik jam dinding di ruang tamu yang masih menunjukkan pukul 7 malam. Mungkin ia masih harus menunggu beberapa jam lagi, karena biasanya Divo akan pulang larut malam.

Tiba-tiba, terdengar suara bel yang ditekan. Nara segera beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang. Nara memutar kenop pintu perlahan dan mendapati suaminya sedang berdiri sambil tersenyum menatapnya. Mata Nara berbinar melihat siapa tamunya, tak lain adalah orang yang sedari tadi ditunggunya.

“Kenapa gak langsung masuk aja? Biasanya juga gitu.” tanya Nara penuh keheranan.

Divo tampak mencurigakan malam ini. Ia tak menjawab pertanyaan Nara. Tiba-tiba, ia mengeluarkan sesuatu dari balik punggungnya. Sebuah buket bunga mawar berwarna biru berada di tangannya yang kemudian di sodorkannya kepada sang istri.

“Mawar biru untuk istri yang paling aku sayang. Warna biru melambangkan kekagumanku sama kamu dan keteduhan saat bersama kamu. I love you, Nara.” Divo merendahkan tubuhnya, menghadap Nara dalam posisi setengah berdiri kemudian memberikan buket bunga tersebut dengan penuh romantisme.

Nara menutupi mulutnya dengan kedua tangan. Terkejut dengan kejutan yang diberikan suaminya. Betapa bahagianya hati Nara menerima perlakuan manis dan istimewa dari suaminya. Nara menatap bunga langka itu dengan takjub. “Wah, mawar biru. Aku suka banget makasih ya sayang. Love you too, Divo.” ucap Nara manis sambil menerima pemberian yang diberikan Divo.

Nara menarik lengan Divo dan mengajaknya masuk. Nara memeluk Divo, mengalirkan rasa terima kasihnya atas perhatian dan cinta yang Divo curahkan untuknya. Divo balas memeluknya erat. Semua ini ia lakukan sebagai tanda permintaan maafnya atas kesibukannya yang membuatnya tak memilki waktu bersama. Bahkan di umur pernikahan mereka yang baru berjalan seminggu.

Come and Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang