Maaf posting-nyo lama nian. Hehehe, lagi males ngetik. Padahal ide beluberaaan. Wkwkwk
So, enjoying this chapter! Jangan lupa yo, vomments-nyo!!
I love you, readers.
Juffrouw Magda
XVII – Clarity and Remedy
“Excuse me, May I help you standing up?”
Sebuah suara dengan aksen yang kental menyadarkan Nara dari kebekuannya. Nara menengadahkan kepalanya, memandang sosok yang baru saja menyapanya. Seorang perempuan cantik, dengan wajah bule yang khas; rambut blonde, iris mata hijau, dan tubuh tinggi semampai dengan warna kulit putih pucat.
Nara merasa begitu asing dengan sosok yang baru saja menawarinya bantuan. Siapa perempuan ini, pikirnya. Nara mencoba mengingat, namun ia tak menemukan apapun. Kesimpulannya, ia memang tak mengenal perempuan bule ini. Nara yakin, jika ia mengenalnya pasti ia ingat wajahnya.
“Who are you?” tanya Nara sambil beranjak bangun dengan sisa kekuatan yang dimilikinya.
Perempuan bule itu tersenyum ramah. “I’m Santana. Nice to meet you, Miss. Can we talk in your room?” pintanya sambil mengulurkan tangan.
Nara menyambut uluran tangannya meski dengan tatapan curiga. “Kanara.”
Kemudian Nara melangkah masuk diikuti oleh perempuan yang mengaku bernama Santana di belakangnya. Nara mempersilahkannya duduk kemudian beranjak ke dapur untuk menyiapkan minuman dan beberapa camilan yang dapat dihidangkan.
Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, Nara segera kembali ke ruang tamu untuk menyajikannya pada tamunya. Kemudian ia ikut duduk di sofa, menghadap ke arah Santana.
“What for do you come here?” tanya Nara langsung tanpa basa-basi.
Santana, tetap dengan senyumnya, menyadari sikap siaga yang dimunculkan Nara. “ Tenang, Miss. Aku bukan orang jahat. Aku datang ke sini dengan maksud baik-baik.”
“Do you speak Bahasa?” ucapnya cukup tercengang.
“Yes, I do. Tinggal empat tahun di sini cukup membuatku belajar Bahasa Indonesia.”
“Ya, Whatever. Dalam rangka apa kamu menemuiku?” tanya Nara mengembalikan topik utama.
Santana menghela nafas. Sepertinya Nara sedang dalam kondisi yang tak bisa diajak sedikit bersantai. “Aku datang untuk meluruskan plot yang salah. Namaku Santana. Santana Wayne Travis. Adik dari Samantha Dayne Travis. Mantan kekasih suamimu.” Santana menjelaskan sedikit asal-usulnya yang cukup membuat Nara tercengang bukan main.
Permainan apa lagi ini?
“Aku kemari untuk memberikanmu ini.” Santana mengeluarkan sebuah buku jurnal berwarna hitam dengan tulisan Samantha Travis di bagian cover-nya.
Nara menerima jurnal tersebut dengan kepala penuh tanda tanya. “Apa maksudnya?”
“Itu jurnal milik kakakku. Sam ingin kau membacanya. Sekarang keadaannya semakin buruk. Virus HIV telah melumpuhkan hampir 80% sistem kekebalan tubuhnya. Atas nama Sam, aku ingin meminta maaf kepadamu juga Divo atas kekacauan yang telah Sam perbuat.” Santana mengucapkan tiap kalimatnya dengan nada yang sedih, meskipun ia berusaha tegar sebisa mungkin.
“Aku masih nggak ngerti.” ucap Nara jujur. Kepalanya terasa berputar-putar dengan banyaknya fakta baru yang terungkap belakangan ini. Membuat hidupnya terasa jadi lebih sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come and Back!
RomanceDi saat cinta pergi menghilang. Dengan segala upaya mencoba untuk mempertahankan segalanya tanpa berniat meninggalkannya. Dan ketika cinta itu datang untuk pulang dan kembali, akankah semua berujung pada kebahagiaan? *** Asha, seorang jurnalis muda...