AMNESIA

20

Mau apa kau? Jangan ambil ikat rambut ku.."teriak Clarie dengan wajah kesal.

Kau hanya gadis lemah, aku akan terus mengganggumu.."jawab Gabriel dengan wajah senang.

HEY! KAU JANGAN HANYA BERANI DENGAN DIA, SINI LAWAN AKU.."teriak Cameron dengan suara tegasnya.

HAHAHA.. kau menantangku? Hey, gigi mu saja di jaga pasti kau pria cupu dan tidak berani memukulku bukan?.."ucap Gabriel dengan ejekannya.

Kembalikan ikat rambut Clarie, atau aku akan laporkan mu kepada aunty Alexa. Aku tahu kalau kau membuat masalah di sekolah, jatah makan malam mu akan berkurang Gabriel.."ucap Cameron dengan senyumnya.

Sial, jangan sok tau kau Cameron. Ibu ku tidak akan melakukan itu, ayo pukul aku sini.."jawab Gabriel yang semakin marah.

Baik lah, kalau itu mau mu. Setalah pulang sekolah aku akan mampir ke rumah mu bersama ibuku, ku harap kau kenyang malam ini Gabriel.."ucap Cameron yang langsung pergi meninggalkan Gabriel yang masih terpaku dengan ucapannya.

CAMERONNNNN.... BAIK AKU AKAN MENGEMBALIKAN PADA GADIS LEMAH INI.."teriak Gabriel yang langsung melempar ikat rambut Clarie.

HAHAHA, bagus kalau itu keputusanmu. Jangan ganggu Clarie, atau kau tidak akan menikmati makan malam sepuasmu.."jawab Cameron dengan wajah menahan tertawa.

Gabriel pun pergi dengan wajah kesal, ia berlari menuju gerbang sekolah dan menghilang dengan cepat.

Apa yang kau lakukan sungguh memalukan Cameron, seharusnya kau hadapi secara jantan bukan mengadu pada ibunya. Itu terlihat lemah sekali.."jawab Clarie dengan wajah kesalnya.

Aku hanya ingin melindungimu, menagapa kau malah marah balik kepadaku? Sudah cepat mom sudah menunggu di parkiran, kau harus pulang bersama ku atau nanti kau di ganggu oleh anak-anak lain.."ucap Cameron sambil menarik tangan Clarie secara paksa.

_____

Aku akan menginap di rumah sakit malam ini, aku ingin menjaga Cameron.."ucap Clarie sambil memasukan beberapa bajunya.

Biar aku antar ya.."ucap Daniel yang sedang berdiri di dekat pintu.

Tak perlu, sebaiknya kau jaga mom dirumah. Aku akan bawa mobil sendiri.."ucap Clarie tersenyum.

Baik lah berhati-hatilah, aku harap Cameron akan cepat sadar dan ingat semuanya.."ucap Daniel dengan mengelus pundak Clarie.

Terimakasih Daniel, jaga mom. Bilang aku pergi dan aku akan kembali esok.."jawab Clarie yang langsung berjalan keluar kamarnya.

Daniel hanya mengangguk lalu menatap punggung kakaknya dengan wajah khawatir, perasaannya kacau entah kenapa ia menjadi sangat khawatir dengan Clarie.

Clarie mengeluarkan kunci dari jaket maroon, lalu membuka pintu mobil. Udara malam ini sangat menusuk kulitnya, ia merapatkan kembali jaketnya, ia perlahan pun keluar dari halaman menggunakan mobil silvernya. Selama perjalan Clarie hanya diam, pikirannya kacau karena Cameron. Hatinya juga ikut hancur melihat Cameron yang selama ini ia cintai sedang berbaring lemah tanpa tahu kapan ia akan bangun, ia tidak berharap Cameron ingat dengannya. Tapi Clarie hanya ingin Cameron sadar dan sembuh dari sakitnya, karena penderitaan ini sangat begitu menusuk hati Clarie. Clarie menatap jalanan yang terlihat sepi, ini kesempatannya untuk melaju dengan kencang. Ia ingin sampai di rumah sakit lebih cepat, ia lalu menaikan laju kecepatannya di atas batas maksimal. Mobilnya melaju dengan cepat, air mata Clarie pun juga tak kuasa lagi untuk di tahan ia menangis dan kakinya menginjak gas dengan cepat. Namun, ketika sampai di pertigaan ia tak melihat lampu berubah menjadi merah, mobilnya menembus jalan tapi di lawan jalannya terdapat mobil yang sedang melaju kencang, Clarie panik dan mengarahkan mobilnya kearah kiri, ia kehilangan keseimbangan ia mencoba mengerem tapi rem pun tak bisa memberhentikan mobilnya. Lajunya sangat cepat, akhirnya mobilnya pun menabrak pohon besar di kanan jalan, Clarie pun berteriak namun naas suaranya kalah dengan detuman mobil yang menabrak pohon, kepala Clarie menabrak setir mobil dan matanya perlahan tertutup. Dahinya penuh darah ,suara teriakan orang-orang hanya terdengar seperti rintihan kecil di telinga Clarie, ia pun menutup matanya dan semua menjadi gelap.