16

134 17 1
                                    


Clarie sudah 10 menit di dalam toilet, hanya duduk dan menangis rasanya dada ini sesak sekali. Melihat Cameron tersenyum bahagia dengan alasan lain bukan karena dirinya, seharusnya Clarie tak perlu mengikuti segala rencana ini. Seharusnya Clarie sadar betapa bodohnya ia mencoba membuat seorang AMNESIA dengan waktu 8 tahun untuk mengingat masalalu yang tak pernah ada lagi di otaknya. Kini Clarie merasa dirinya ada gadis terbodoh dan masih percaya dengan keajaiban yang tak pernah ada, wajahnya kini pucat seluruh make up tipisnya memudar, apalagi senyumnya sudah hilang. Ia lupa membawa alat makeupnya yang ia simpan di tas, utak pernah terpikirkan sekali pun tentang hari ini tentang di mana air matanya akan jatuh kembali untuk orang yang sama. Kini Clarie adalah oranglain untuk Cameron tapi tidak dengan Clarie dia adalah cinta pertama yang sampai saat ini tersimpan di hati Clarie.

Clarie membasuh tangannya di wastafel samnbil memandang wajahnya yang merah merona bukan karena bahagia tapi rasa perih yang teramat perih, Clarie harus memasang senyum palsu itu agar terlihat kuat di depan mereka termasuk Cameron.

Mungkin sekarang saatnya, dan aku tahu jawabannya

Aku akan menyelesaikan misi ini

Tanpa hasil bahagia yang seperti aku harapkan

Pertama kau pergi tanpa alasan, dan kedua kau membuat luka itu kembali menjadi luka yang teramat perih. Andai waktu bisa berhenti ketika kau dulu pergi dan aku mencegahmu pasti semua tak akan berbeda seperti ini.

Clarie menghelakan nafasnya lalu berjalan pelan keluar dari toilet, dengan kuat hati ia memberanikan diri bersikap biasa saja. Aku tahu aku kuat, nafas segar ini sampai menusuk dan menghancurkan saluran pernafasan ku, aku siap untuk kecewa kembali,

__

Waktu makan siang Clarie, apa kau ingin bareng denganku?.."tanya Craig ketika Clarie hampir sampai di depan ruangannya.

Tidak terimakasih Craig, tapi aku belum lapar. Mungkin nanti setelah pulang dari kantor, aku ke ruangan ku, Bye Craig.."jawab Clarie dengan tersenyum.

Clarie pun masuk ke dalam ruangannya, air matanya sudah menetes lagi. Hari ini kacau dan rasanya Clarie ingin mengunci dirinya di kamar, ini jauh lebih sakit dari kepergian Cameron. Entah ini sakit sekali, Clarie duduk di kursinya, menatap gambarnya yang masih setengah jadi tangannya tak mampu meneruskan pekerjaannya. Tubuhnya lemas, pikirannya kacau. Sekuat apapun hati jika terus di sirami kekecewaan akan rapuh, aku hanya gadis biasa yang berharap lebih pada dirimu. Aku hanya ingin di jaga perasaannya tapi kau melukai aku terus menerus, dan aku terlalu bodoh mempercayaimu.

__

Cam, aku ingin gaun yang di gambar oleh Clarie. Apa kau bisa membuatkannya untukku?.."tanya Audrey dengan senyum manjanya.

Tapi Cameron hanya diam menatap Audrey tanpa berkedip, sambil mengaduk makanannya.

Cam apa kau tak mendengarkanku?.."tanya Audrey kembali.

Hah? Ap..aa? ya? Ada apa?.."tanya Cameron dengan wajah bingung.

Kau kenapa? Apa yang kau fikirkan?.."tanya Audrey kesal.

Tidak, hanya aku banyak pekerjaan saja, kau bilang apa sayang?.."tanya Cameron dengan tersenyum.

Aku ingin gaun yang di gambar oleh Clarie. Apa kau bisa membuatkannya untukku?.."tanya Audrey dengan senyum manjanya.

Clarie?.."ucap Cameron pelan.

Hey kau kenapa? Iya Clarie sepertinya hebat, aku akan senang jika kau membuatkannya untukku.."jawab Audrey dengan tersenyum senang.

AMNESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang