BOOK I - Bagian 13

956 113 16
                                    


Master Aiko menyemburkan teh yang baru saja diminumnya. Hana tidak menyangka kalau pertanyaannya membuat reaksi semacam itu. Tapi Hana jadi curiga kalau Master Aiko menyembunyikan sesuatu tentang ingatannya.

"Siapa yang bilang kau hilang ingatan?" tanya Master Aiko yang memandangnya dengan tajam.

"I-itu dari—"

"Jye kan?" tudingnya yang membuat Hana menggigit bibir. "Dengar, Hana! Kau tertimpa pepohonan saat penyerangan itu, kami menemukanmu, monster tahu tentangmu, jadi kami melindungimu disini. Tidak ada yang hilang ingatan disini."

Walaupun Jye bersikap menyebalkan, entah kenapa Hana lebih percaya padanya. "Aku bisa tahu ciri-ciri orang yang berbohong dari mata dan mulutnya. Aku yakin Anda menyembunyikan sesuatu dariku."

"Itu bukan sesuatu yang penting. Yang penting adalah kau tetap disini dan berlindung hingga semuanya berakhir," katanya. Master Aiko kembali melihat catatan di atas meja.

"Jelaskan maksud dari semuanya berakhir!" tuntut Hana.

"Aku mengizinkanmu berkeliling di pesawat bukan untuk menginterogasiku, Nona. Apa kau tidak punya sopan santun? Aku pemimpin disini, tidak selayaknya kau bertanya hal itu padaku meski kau begitu ingin mengetahuinya." Hana menurunkan bahu dan menutup bukunya. "Sekarang kau paham kan?"

Hana mengangguk. Percuma saja. Master Aiko tidak akan menjawab semua pertanyaannya meski dia sudah memasang wajah memelas dan mata anak kucing.

"Pil pengembali ingatan juga sebenarnya tidak ada," kata Master Aiko yang membuat Hana gondok.

"Jadi, aku ditipu!?"

"Ya. Jye menipumu. Dia memang suka begitu," katanya yang membuat Hana menggigit buku karena kesal. "Jangan salah sangka! Dari luar dia terlihat dingin, tapi watak aslinya sangat jail. Aku selalu memberikan beberapa teman wanita cantik untuk menghiburnya, tapi dia tidak mau."

Tentu saja Jye kesal pada gurunya. Pemuda itu tidak kelihatan seperti cowok playboy. Bahkan nada bicaranya saja sudah bikin sakit hati. Hana saja yang biasa mendengar dampratan anak geng motor bisa kesal, apalagi wanita yang hatinya lemah lembut.

"Master, Anda salah memperlakukan dia selama ini," kata Hana sembarang sampai Master Aiko menaikkan alisnya.

"Hmm, memangnya kau tahu segalanya tentang dia? Atau jangan-jangan kalian—" Seketika terlukis senyuman jahil di bibir Master Aiko yang membuat Hana merinding, "tidak aneh kalau Jye tertarik pada cewek yang—"

"Tunggu! Tunggu!" potong Hana. Dia sudah tahu topik apa yang akan dibahas Master Aiko. Hana selalu menghindarinya sejak dulu. "Aku cuma tahu tentang dia dari sikapnya. Dia mirip temanku, Dikita. Dia tidak bisa diperlakukan seenaknya, lalu bakal mengamuk kalau zona nyamannya diusik."

"Aku tidak memperlakukan dia seenaknya, tapi ini tugas yang harus dilaksanakan olehnya."

"Anda tega sekali. Dia itu bukan mesin."

"Kenapa kau peduli sekali terhadapnya? Apa karena—"

"Aku ini berusaha memperbaiki hubungan Anda dengannya yang akhir-akhir ini suka mengamuk." Master Aiko mengangkat alisnya seolah tidak percaya. "Tentu saja aku tahu tentang Jye karena dia bisa mengendalikan air. Air laut, lho! Orang mana yang tidak akan memperhatikannya setelah tahu? Apalagi kalian menyebutnya senjata utama pasukan ini atau apalah. Kalau terjadi sesuatu padanya, kalian juga kena dampaknya."

Master Aiko menyandarkan punggungnya di kursi sambil menatap Hana. "Lalu?"

"Yah, aku hanya ingin dia mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak dipaksa melakukan sesuatu diluar tugasnya. Kudengar dia juga harus melakukan pekerjaan lain yang menurutku bisa dilakukan oleh orang lain. Tentu boleh-boleh saja, tapi jangan terlalu sering! Aku tahu konsekuensi bekerja terlalu keras. Manusia tidak bisa menjadi manusia seutuhnya."

Seri KESATRIA BINTANG (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang