BOOK I - Bagian 06

1.1K 133 12
                                    



Suara orang banyak yang bercakap-cakap di luar ruangan terdengar semakin jelas. Hana membuka mata dan menyadari bahwa ini adalah ruang inap di sebuah rumah sakit. Di samping kanannya terdapat tiang dengan cairan infus yang menggantung. Selang infus itu mengalir ke punggung tangan kanannya. Luka-luka ditubuhnya ditutup perban. Lukanya masih sakit sehingga dia sulit bergerak.

Seorang suster masuk ke dalam ruangan. Suster itu kaget saat melihat Hana sudah siuman. Tanpa bicara atau menyapa, dia segera keluar ruangan.

Tak lama kemudian, tiga orang masuk ke dalam ruangan. Salah satunya adalah Pak Kepala Sekolah, sementara dua yang lainnya adalah dokter dan polisi. Mereka berjalan menghampiri Hana dengan penuh hati-hati. Apalagi polisi itu membawa sebuah pistol di sakunya.

Sang dokter menghampiri Hana. "Kamu sudah baikan?" tanyanya dengan lemah lembut. Hana mengangguk. "Masih sakit enggak?"

Hana melirik tangan dan kakinya yang sudah ditutup perban. "Masih."

"Hana Julia Wiratno namanya. Dia siswi berprestasi dari kelas 3-A," kata Pak Kepsek.

Pak polisi itu duduk di samping Hana. Dia mengangkat benda yang jadi dalang atas kejadian aneh di hidup Hana akhir-akhir ini. "Adik dapat alat ini dari mana?"

Cincin yang Hana temukan sekarang sudah berubah menjadi gelang. Permata birunya juga berubah menjadi layar yang kontras dan dipenuhi tulisan aneh. "Aku menemukannya di halaman depan sekolah," jawab Hana.

"Boleh adik ceritakan benda apa ini?"

Hana menceritakan semuanya mulai dari pusaran awan, makhluk kadal misterius hingga dibawa ke tempat yang gersang dan bertemu dengan naga raksasa. Mereka bertiga yang mendengarnya terlihat tegang. Biasanya orang-orang sulit percaya mendengar keanehan semacam ini, tetapi karena Hana benar-benar menghilang di depan teman-temannya dan punya banyak luka lebam di seluruh tubuh, mereka menjadi yakin.

"Jadi memar-memar ini karena adik berusaha kabur dari naga?" tanya dokter.

Hana menangguk. "Aneh kan?"

"Bapak bawa benda ini dulu untuk diperiksa. Melihat dari apa yang adik Hana alami sepertinya memang benar. Dari keterangan saksi, kamu menghilang secara tiba-tiba di depan mereka saat memegang benda ini," kata Pak polisi.

Wajah Hana cemberut. Berminggu-minggu dia melakukan riset tentang benda itu, tapi akhirnya harus sia-sia karena jatuh ke tangan polisi.

Tiba-tiba terdengar suara tembakan dan teriakan orang-orang diluar. Pak polisi segera keluar untuk mencari tahu. Tapi baru saja dia membuka pintu, sesuatu menghantamnya hingga dia terlempar menabrak dinding.

Sebuah benda hitam yang runcing menusuk kaca jendela ruangan hingga pecah berkeping-keping. Hana kaget ketika melihat sosok yang tidak asing berdiri disana. Sang dokter berteriak kemudian pingsan, sementara Pak Kepala Sekolah langsung berdiri melindungi Hana.

"Kau rupanya," desis makhluk kadal yang pernah Hana lihat di pagar sekolah dua minggu yang lalu. Makhluk itu bisa bicara sampai Hana terlonjak di atas kasur.

 Makhluk itu bisa bicara sampai Hana terlonjak di atas kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seri KESATRIA BINTANG (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang