[BOOK #1 COMPLETED | BOOK #2 ONGOING | Fantasi]
UPDATE SETIAP MINGGU
Karya ini dilindungi UU Hak Cipta No.28 Tahun 2014.
"Bagaimana rasanya menjadi asisten cowok yang bisa menenggelamkan Bumi dengan banjir bandang?"
"Oh, menyebalkan sekali. Mau co...
Hana terperangah saat mendapati hamparan padang rumput hijau bertahtakan langit biru seterang safir menyambut kedatangannya. Sinar seperti milik matahari dari ujung kanan—yang sebagian tertutup awan cirrus—menyentuh kulitnya, terasa hangat seperti pagi.
Ketika pesawat terbang perlahan melewati gerbang, Hana bisa melihat kerumunan Frelles di bawahnya sedang berbondong-bondong menghampiri lembah bukit yang dipenuhi kendaraan beroda cahaya. Tak jauh dari deretan kendaraan aneh itu, terdapat ikan pari raksasa yang mengapung di atas padang rumput yang landai. Para hewan berlari menaiki punggung ikan itu. Hana ingin tertawa karena teringat pada film Nemo di mana anak-anak ikan berlayar sepanjang terumbu karang di atas punggung gurunya.
"Wow..." Decak kagum Hana terdengar setelah melewati padang rumput.
Sebuah jembatan raksasa sebiru navy berdiri kokoh mempertemukan dua tebing batu di atas laut. Ombak besar yang menggulung, menabrak dan mengikis dasar jurang berbatu tajam seolah menjadi benteng pelindung alami negeri. Suara koak dari dua burung berjambul merah dan bersayap seperti kelelawar yang terbang di atas jembatan terdengar mengiringi deru ombak di bawahnya. Ketika Hana melirik ke bawah lebih cermat, mulutnya ternganga mendapati ada ribuan makhluk serupa yang bertengger di dinding tebing sepanjang ratusan kilometer.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Burung Carnoah, predator kelompok yang bertugas menjaga perbatasan belakang gerbang," kata Jye. "Kaummu menemukan salah satu fosilnya. Mereka menyebutnya Tapejara. Dinosaurus jenis Pterosaurus yang hidup di awal periode Cretaceous—" kalimatnya terhenti saat menyadari Hana memandangnya dengan tajam. "Apa?"
"Kenapa kau tahu segalanya tentang yang ada di duniaku?" gerutu Hana.
"Justru aku yang harus bertanya, kenapa kau sendiri tidak tahu tentang yang ada di duniamu?" balas Jye.
"Mana ada mata pelajaran dinosaurus di kelas!"
"Tidak perlu dipelajari. Kau akan bertemu mereka."
Kedua mata Hana mengerjap-ngerjap. "M-maksudmu dinosaurus itu nyata?"
"Kami tidak memanggilnya dinosaurus. Mereka masih Esctonica, yah tidak semuanya. Faktanya, hewan itu tidak hidup sebelum Adhama datang—"
"Siapa Adhama?"
"Nabi Adam, manusia pertama di dunia," jawab Jye ketus. "Jangan bilang kau lupa tentang sejarah kami."
"Ya. Ya. Aku ingat." Perhatian Hana teralihkan pada pemandangan kota di depannya. Rasanya seperti melihat kota metropolitan modern di utopia. Mobil dengan ban cahaya mengitari kota di kemacetan. Para Frelles dengan beragam ras memenuhi jalanan. Gaya berpakaian mereka cukup unik—jas dan rambut warna-warni, sepatu tinggi hingga ke paha sampai gaun-gaun selutut dengan kain tipis yang ditempeli manik bercahaya seperti pohon natal. Lalu pohon berdaun warna-warni tumbuh di sepanjang jalan dan setiap bangunan, reklame hologram dipasang di setiap blok atau dinding gedung, serta pesawat-pesawat kecil terbang dari atap gedung ke atap lain sambil membawa barang-barang. "Wow..."