BOOK I - Bagian 12

1K 112 2
                                    


Hana duduk di sebuah tenda kecil bersama beberapa orang yang sedang minum-minum. Di kejauhan, beberapa orang sibuk memperbaiki pesawat yang rusak, beberapa lagi mengurusi jenazah. Mereka bilang telah memenangkan peperangan ini, tapi Hana masih banyak bertanya tentang tempat ini. Berkali-kali dia bertanya, tapi tidak ada yang mau menjawabnya.

Sesekali Hana menangis pelan karena ingin pulang. Hana merasa dirinya tidak hanya dikarantina, tapi juga diculik. Dia tidak dilindungi dengan baik. Tadi dia nyaris mati dua kali oleh monster rambut ular itu. Hanya Lee yang menolongnya, tapi dia datang terlambat.

"Hana, kuakui, tindakanmu sungguh berani, tapi ceroboh," kata pria berkacamata di samping Hana yang menyebut dirinya sebagai Master Aiko.

Ketika terjatuh dari puncak pesawat, salah satu tangan Hana berhasil mencapai pagar besi. Sabuk tentara itu terkait dengan lengan Hana. Tentara itu marah karena mengira Hana menghalangi rencananya. Jadi dia melompat ke balkon dan mencekik Hana. Hana berusaha melawan sampai akhirnya menemukan pistol yang terikat di pinggang tentara itu. Hana meraihnya dan langsung menembakkan peluru ke kepalanya. Tentara dan monster yang ada di dalam tubuhnya pun mati.

Hana membunuh dua orang sekaligus. Itu membuatnya ngeri pada dirinya sendiri. Kalau saja tentara itu masih bisa diselamatkan, Hana akan mengutuk dirinya sendiri. Beruntung Master Aiko bilang kalau jasad yang sudah dimasuki monster itu telah mati.

"Monster itu mengincar Jye. Kau menyelamatkannya," kata Master Aiko.

"Aku membunuh orang." Dari tadi Hana menggumamkan kalimat itu sambil gemetar ketakutan.

"Aku tahu. Maklum, itu pertama kalinya untukmu."

"Sebenarnya siapa kalian? Aku yakin kalian bukan TNI. Seragamnya saja tidak mencirikan TNI," tukas Hana.

"Ya. Kami bukan TNI, tapi prajurit. Aku tidak akan menjawabnya dengan detail. Itu sama saja mengulangi penjelasanku yang dulu. Aku tidak suka mengulang suatu materi. Buang-buang waktu saja," katanya yang membuat Hana tampak muram.

Seseorang masuk ke dalam tenda, dia adalah Jye. Semua orang menyorakinya dengan gembira. Karena dia, pasukan ini bisa menang. Hana masih bertanya-tanya tentangnya. Jye itu apa sampai bisa memiliki kekuatan mengerikan seperti itu.

Hana mengangkat tangan sampai Master Aiko menoleh padanya. "Jelaskan saja padaku! Kalian ini siapa?"

"Maaf Hana, kami belum bisa memulangkanmu dulu. Di laut sana masih ada monster buas yang lebih menyeramkan dari monster yang tadi," kata Master Aiko dengan nada keibuan. Dia malah melantur.

"Aku bertanya siapa kalian, bukan kapan dipulangkan!" protes Hana.

"Sudahlah, Master Aiko! Bocah itu akan terus bicara kalau kau tidak mengurungnya di dasar pesawat," kata Jye. Dia menuangkan minuman ke gelasnya dengan anggun seolah dirinya itu putra mahkota.

"Dia akan diam kok," kata Master Aiko sambil mengelus kepala Hana. Hana kesal diperlakukan seperti kucing peliharaan. Belum lagi mulut Master Aiko terus tersenyum seolah dunia yang ngeri oleh teror ini bukanlah halangan untuk mendapat kebahagiaan.

"Sudah berapa kali dia bertanya? Aku yakin sudah ratusan kali," tukas Jye.

"Habisnya aku kesal tidak ada yang mau menjawabku!" rengek Hana. Lalu Hana mengarahkan telunjuknya pada Jye. "Kamu ini siapa!? Kenapa bisa punya kekuatan besar? Apa kamu anak Poseidon atau Nyi Roro Kidul?"

Jye mengernyit karena tidak tahu siapa yang dimaksud Hana. "Diamlah, manusia! Kau tidak pantas bicara begitu pada kami!"

"Aku tidak takut meski kamu bisa mengendalikan seluruh air laut! Aku hanya ingin tahu—"

Seri KESATRIA BINTANG (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang