BOOK I - Bagian 22

883 101 2
                                    



"Dasar penipu!!" teriak Hana berkali-kali pada Jye. Tentu saja ini tidak bisa Hana maafkan. Jye selama ini berpura-pura mencapai batas kekuatannya, koma berhari-hari ditambah berkata kalau musuh seperti Jeff bukanlah tandingannya.

Jye sedang mengamati para Frelles yang bertugas sambil mengabaikan Hana yang mondar-mandir seperti orang stress. Hana bertanya-tanya kepada warga yang sedang berjalan memasuki Mall, tapi sorot mata mereka hampa karena dikendalikan oleh musik seruling para peri. Jadi begini ya cara agar semua orang lupa sedang apa, dimana dan kapan. Mereka sudah diculik selama enam jam dan tidak tahu apa-apa. Kasihan sekali. Frelles benar-benar alien!

"Jangan bilang kamu sudah tahu kalau aku akan terpilih jadi ksatria bintang?" tuding Hana.

Ksatria elemen air itu tetap tidak memandangnya. "Aku tidak tahu."

"Jangan bohong! Kamu pasti sudah tahu dari Komandan Cevada yang bisa melihat masa depanku, kan?"

"Anggap saja kami merekrut, melatih dan mengujimu."

"Lalu aku lulus atau tidak?"

"Kunyatakan lulus bersyarat."

Lulus bersyarat!? "Tunggu! Tunggu!" Hana terlonjak sampai berteriak karena sakit di luka perutnya.

"Jangan banyak bergerak, Hana! Lingkaran emas itu sedang menyembuhkan lukamu," gerutu Jye. Dia membantu Hana duduk di kursi besi trotoar.

Sejak tadi Hana harus menahan rasa sakit gara-gara luka tusukan dari Jeff. Iblis bintang itu menikamnya dengan belati. Beruntung belati itu tidak beracun dan tidak melukai organ vital. Tapi kemampuan para penyembuh membuat rasa sakitnya perlahan menghilang.

"Jye! Memangnya kalau lulus itu harus bagaimana? Apa aku tidak boleh terluka selama berperang? Atau tidak boleh ada korban yang jatuh? Atau—"

"Kau sudah memiliki senjata elemen," jawab Jye.

"Hah?"

Jye mendengus. "Pedang cahayamu dan dua tentakel di punggungmu adalah senjata elemen pemberian mutiara cahaya. Kalau senjata itu muncul, kau sudah layak disebut sebagai ksatria bintang."

"Lalu kenapa aku dinyatakan lulus bersyarat?" protes Hana.

Kedua mata Jye menyipit. "Karena kau ceroboh, lelet, bodoh—"

Menyebalkan sekali sih! "Kalau kamu mencari orang yang tidak ceroboh dan bodoh, lebih baik tidak usah pilih aku!" geram Hana.

"Inginnya sih begitu. Tapi mutiara cahaya memilihmu."

"Jadi kamu menyalahkan kembaranku yang memilihku!?"

"Aku bahkan menyalahkan kembaranku yang memilihku," timpal Jye sampai mulut Hana termonyong-monyong.

"Kamu pasti ketua ksatria bintang!" tuding Hana. Mencurigakan sih. Soalnya dia bertindak sok ketua, apalagi memberi nilai lulus bersyarat padanya.

"Tidak. Aku hanya ketua kelas ksatria bintang," jawabnya yang membuat Hana bingung. "Ksatria bintang juga bersekolah di Freltalida."

"Apa aku harus sekolah juga?"

Jye hanya menatap Hana lalu mendengus. "Tentu saja. Kau telah terpilih menjadi ksatria bintang. Kau bisa memiliki teman baru disana."

Hana membayangkan dirinya sekolah di negara asing dengan teman-teman yang memiliki kekuatan super. Seperti film Sky High saja, hanya saja muridnya punya potensi menghancurkan satu planet.

"Hana," panggil Jye yang membuyarkan lamunannya. "Sebelumnya, aku ingin berterima kasih padamu. Sebenarnya energiku benar-benar melemah, tapi kau telah melindungiku dari serangan Kapten Venus. Sungguh, itu tindakan paling ceroboh yang pernah manusia lakukan."

Seri KESATRIA BINTANG (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang