Life with The Devil

Nao

Zisa Phov

Aku terbangun karena deasahan itu, Desahan kenikmatan sepasang insan yg sedang bercinta..

Oh shit! Apa mereka tak tau waktu? Ini sudah larut dan mereka asyik melakukan perbuatan menjijkan itu..

Sudah 1 minggu aku menikah dengan laki-laki iblis itu ..
Semuanya berjalan baik, yaa baik untuk kejiwaanku yg bisa gila lama lama disini  ..

Kami tidak seperti pasangan pada umumnya. Tidak ada malam pertama, dan tidak ada bulan madu

Walaupun sebenarnya aku juga tidak mengharapkanya dengan laki-laki gila ini.

#FLASHBACK

Aku lelah sangat lelah, acara ini sangat menguras tenagaku. Setelah memastikan semua tamu pulang, dan melihat keadaan rumah yg sedang diurus oleh para pelayan..

Aku naik kelantai atas hendak menyusul Leo, pasalnya dia naik lebih dulu setelah akhir acara tadi..

Ia bilang akan segera kembali, namun tak kunjung datang..

Mungkin dia lelah, aku hanya memakluminya. Dan ketika aku menapaki tangga atas hendak memutar tubuhku kearah kamar, aku mendengar suara erangan dari ruang kerja leo..

Apa leo ada disana? Aku berniat mengabaikanya tapi langkahku terhenti ketika mendengar kali ini suara wanita yg mendesah. 

Aku mendekat, berjalan dengan sangat pelan.. Aku berdiri didepan pintu yg sedikit terbuka ini dan terkejut setengah mati..

Ituu? Leo? Sedang bercinta dengan seorang wanita diatas sofa..

Dadaku sesak, Air mataku tak tertahan. Aku menggigit bibir bawahku agar isakanku tak terdengar ..

Aku berbalik, dan hendak minggir dari sana.. ketika tanganku mengenai Guci kecil diatas meja telfon depan ruangan itu..

"Shit!

Aku mendengarnya mengumpat, aku cepat cepat membersihkan pecahan guci tersebut tapi pecahan tersebut mengenai tanganku .

Ia berdiri di depan pintu itu dengan bertelanjang dada lalu menatapku dengan tatapan marah..

Aku mengerti tatapan ini.. aku mundur lalu meletakan sisa pecahan itu diatas meja

Dan wanita tersebut keluar dengan menutupi tubuhnya dengan kemeja leo.

"Ada apa sayang?" Rengeknya manja lalu menatap jijik kearahku..

"Maafkan aku, Aku mengganggu.. tadi aku hanya kebetulan lewat. Permisi"

Aku berlari dari sana dan masuk kedalam kamar itu dengan perasaan campur aduk.. antara marah, kecewa, sakit.. semuanya

Beginikah caranya memyakitiku? Baru tadi siang dia menatapku dengan binar bahagia? Setidaknya bisakah dia menghargai malam pertama kami? Walaupun dia tak akan menyentuhku, aku tak apa.. justru aku beruntung..

Tapi setidaknya dia menghargaiku?

Tangisku pecah, Bodoh! Kau hanya Istri karna Perjanjian sialanmu itu zisa! Jangan berharap pada dia. Ingat dia yg telah menghancurkan hidupmu, keluargamu, masa depanmu!

Tapi kenapa aku masih menangis? Kenapa dada ini terasa seperti terkoyak koyak tuhan?

Aku terduduk diruangan kamar itu, bukan, bukan duduk tapi setengah meringkuk..

Zisa kau berlebihan! Bangunlah! Jangan jadi gadis lemah ..

Namun tubuhku menentang akal sehatku, aku memperhatikan luka ditanganku yg masih mengeluarkan darah dengan deras.