"Gimana?"
Aku tertegun dan mengalihkan pandanganku dari mata Rey yang seakan mengunciku agar aku tidak berkutik
"Kirana..." Panggilnya
Aku pusing!
Tadi pagi aku terbangun dengan lengan Rey menjadi bantalan tidurku karena aku tertidur di dalam rangkulannya. Sialnya saat aku bangun, Rey juga bangun dan asisten rumah tangga Rey menemukan kami yang baru saja tersadar karena pintu kamar Rey yang tidak tertutup.
Rey malah dengan santainya menyapa Bi Iyah dan mengatakan aku pacarnya! Pacarnya! Nembak saja belum, seenak jidat mendeklarasikan aku sebagai pacar.
Jadi karena aku merengek memprotes tindakannya sejak semalam hingga pagi ini, Rey mengatakan satu kalimat yang membuatku berpikir panjang.
"Mau kan jadi pacar aku, Kirana Pramoedija?"
Aku terdiam membeku. Ya Tuhan! Aku baru dekat dengannya seminggu dan dia sudah menembakku? Aku semakin takut pada Rey yang seperti ini.
Tapi. Ada banyak kenyamanan yang aku rasakan sejak bersama Rey. Sikapnya yang overprotektif itu menurutku lucu. Bahkan dia tidak jijik ketika aku tembus pada saat datang bulan kemarin. Dia manis, romantis tapi bisa menakutkan.
"Ki. Kalau butuh waktu, you can take your time as much as you want"
Aku diam lagi, berpikir dan menimbang-nimbang... Kemudian menghela nafas yang panjang. Aku tidak ingin mengambil langkah yang salah dengan pilihanku.
Aku...
...
Andro datang dengan wajah kusutnya tepat jam setengah 5 pagi ke rumah Rey dan duduk dengan kurang ajarnya di meja makan menyantap nasi goreng buatan Bi Iyah
Pandangannya tajam dan sepertinya siap mengumpat kapan saja, "Lo apain Kirana?"
"Gak ada..." Jawab Rey santai sambil menggenggam tanganku dan tersenyum santai ke arah Andro
"Jangan macem-macem, lo tau lo harus berhadapan sama siapa kan?"
"Terus lo maunya Kirana gue apain?"
Aku terkesiap dan menatap Rey penuh tanya
Andro berdecak dan kemudian meneguk air putih di sampingnya, "Gue gak tau ya lo kenapa sama Kirana. Tapi gue gak terima, tanggung jawab gue lo bawa kabur gitu aja Rey. Lo gak ngehormatin gue"
"Pardon?"
Aku dan Rey bingung dengan ucapan Andro
"Dia dipercayain sama orangtuanya ke gue. Lo malah bawa kabur. Lo mau masuk penjara? Ini gak maen-maen kayak biasanya ya Rey" jelas Andro dengan nada agak menekan
Rey mulai melepas genggaman tangannya dan menatap Andro intens, "Gue gak tau ya kalo bisa seberat itu jadinya. Lo siapa sampe dipercaya sebegitunya sama orang tua Kirana?"
"Gue gak perlu jawab pertanyaan lo. Gue mau bawa pulang Kirana" Andro menatap tajam Rey yang sudah menatapnya terlebih dahulu
Rey tertawa pelan, "silahkan, lagian emang Kirana mau pulang dari tadi malem"
"Sekalian aja gue ngomong sekarang... Lo jangan deketin Kirana lagi. Gue gak mau nambah drama murahan di sekolah. Udah cukup permainan lo Rey"
Aku sedikit terkejut mendengar ucapan Andro, aku ingin bicara sayangnya Rey sudah lebih dulu menyahut
"Masalahnya gue sama Kirana gak main-main"
Andro menatap kami bergantian
"Lo harus tau sekarang juga... Kalo ternyata Kirana Pramoedija, satu-satunya cewek yang gak pernah kena pesona lo sama temen-temen lo itu, udah jadi pacar gue, Geofan Trey"