"Gilaaaaaaa! Serius Rey?" Tanya Carlo yang sudah membuka kotak sandwich yang Rey pesan melalui delivery service ke salah satu makanan cepat saji
Aku terbengong-bengong karena anak kelasku mendapat rejeki sandwich begini, Rey niat sekali membelinya
"Kalo Kirana, makan ini aja ya"
Mau tidak mau aku mengambil kotak kecil yang Rey dorongkan padaku, dan terkejut ketika aku membukanya, "Cheesecake, Rey?"
"Iya, tadi Mama bungkus gitu. Gue pikir-pikir buat lo aja"
Aku mengangguk dengan setengah hati kemudian melirik anak sekelas yang sudah menggenggam sandwichnya masing-masing. "Besok-besok gak usah traktir anak sekelas lagi"
"Iya, besok gak lagi-lagi deh" katanya lembut
"Parah. Langsung nurut aja lo, Rey" kata Carlo
"Abis gemes banget gue, bisa langsung manja gitu Kirana ngomongnya"
Aku juga heran dengan diriku. Ini baru masuk 4 hari aku dekat dengan Rey dan aku sudah berhasil merajuk seperti itu? Benar-benar Rey mengeluarkan sisi lainku sepertinya
"Di abisin"
"Hmmm" kataku lalu memyendokkan potongan kecil itu ke mulutku, kemudian aku menyodorkan sendokku pada Rey
Maksudnya agar si Rey itu menyuapi dirinya sendiri malah jadi aku yang menyuapinya
Carlo menatapku dengan heran, jelas sekali dia bingung melihatku, "Udah jadian aja sono berdua, malah suap-suapan di kelas"
Aku meletakkan sendokku dengan menancapkannya ke kue tak bersalah pemberian Rey, sementara Rey terkekeh pelan
"Jangan sirik, cari cewek sana lo..." Kata Rey pelan
"Udah ah, gue keluar dulu nyari aer! Yang AUS YANG AUS!" Carlo pun meninggalkan kami, dan membuat Rey memandangku sekarang
"Gue seneng liat lo makan gitu"
Aku menatapnya bingung
Tanpa kuduga, Rey malah mencubit hidungku pelan, "Jangan ngeliatin gitu, gue jadi gemes pengen bawa lo pulang"
"Apasih..." Hah, pipiku panas, jantungku berdebar, perutku nyeri
"Nah, merah-merah. Ayo liat sini jangan kuenya mulu diliatin"
"Kan mau dipotong kuenyaaa"
"Lah, makin manja lagi. Gila. Gemes banget sih jadi anak" katanya lalu mencolek pipiku
Sialan! Pipiku memanas, "Reeeey, mau makan nih..."
Rey terkekeh pelan, "Iya-iya... Lucu banget sih. Pengen gue gigit pipinya"
"Apasih..." Kataku sambil terus memotong kueku menjadi bentuk kotak-kotak kecil
"Gitu aja terus, Ki. Bisa-bisa gue culik pas pulang sekolah"
Aku menatapnya kesal, dari tadi dia selalu bisa menggodaku, "Ih lo, mah. Katanya disuruh abisin tapi ngegodain mulu"
"Iyaaaa, iyaaaa abisin ya. Gue balik dulu"
"Hmmm"
"Jangan manyun gitu, ih. Gue makin gemes sama lo jadinya"
"Balik sana, ke kantin dulu tapi makan" kataku akhirnya
"Iya, nanti gue telpon lagi ya"
Aku mengangguk dan Rey pergi meninggalkan kelasku. Hah! Kenapa tadi jantungku berdetak tidak normal? Perutku mendadak nyeri dan pipiku malah panas? Ya Ampun, Rey kau apakan aku?