Pesan

4.9K 274 1
                                    

Stamina Rey itu kuat sekali. Kata Tante Almira dia belum makan dari kemarin. Tapi dia kuat membantaiku sampai malam. Aku jadi curiga karena kata Mario biasanya pemain basket akan diberikan minuman penambah stamina saat latihan dan pada saat bertanding, mereka akan medapat pil penambah stamina. Sekarang aku meyakini isu itu.

Aku menyeruak ke leher Rey dan memandang langit-langit kamarnya yang tampak temaram karena lampu yang Rey setel dengan mode redup.

"Rey... Aku mau mandi... Aku harus pulang"

Rey melingkarkan tangannya di pinggangku, "Nginep sini aja sayang"

"Terus seragamnya?"

"Besok aku anterin pulang jam 5 pagi"

"Gak ah, aku tidur dimana nanti? Mama kamu curiga nanti"

Rey hanya mengeratkan rangkulannya dan mencium bibirku, "Tidur sinilah, masa kamar sebelah"

"Ih, Reeeeey"

"Jangan gitu, mau tambah berdarah itu bibir?"

Aku hanya meraba bibirku yang perih akhirnya. "Makanya jangan ngebetot"

"Tapi suka kan?"

"Ihhhhh. Kamu mah..."

Rey terkekeh, "Mandi air hanget aja sayang"

"Iya tapi habis itu pulang ya? Aku udah 6 jam disini..." Kataku sambil melirik jam yang sudah menampakkan jam 12 malam

"Mama juga gak pulang. Aku sama siapa dong di rumah?" Katanya sok manja

"Pembantu kamu banyak"

"Kan aku maunya cium-cium kamu. Ndusel-ndusel di kamu. Belai-belai kamu"

Aku menggertakan gigiku gemas, "Ih aku mau pulang..."

"Sekali aja, sayang ya? Nginep sini ya? Aku gak mau nganterin kamu pulang malem-malem. Bahayaaaa"

"Tapi gak ada lagi ya? Aku capek Rey"

"Iyaaaa"

"Beneran?" Tanyaku sambil menekan-nekan ujung hidungnya

Rey menjepit telunjukku dengan mulutnya, "Iyaaaa"

Aku menghela nafas lega,

"Paling besok pagi aku ngelucutin seragam kamu"

"REY!"

...

Benar kata Rey, Tante Almira tidak pulang ke rumah. Darimana aku tahu? Pagi ini aku masih diatas tempat tidur Rey berada di bawah selimut yang sama dengan pacarku yang ganteng ini.

Pacar? Aku berharap dia menjadi jodohku

Aku kembali memandang langit-langit yang entah kenapa memiliki hipnotis tersendiri agar aku melihatnya terus-terusan. Mungkin, karena desain lampunya yang unik, aku tidak pernah bosan menatapnya

Aku dikerjai lagi semalam. Beruntungnya hanya sebentar. Entahlah. Mungkin ada yang bertanya-tanya, bukankah aku sedang kedatangan tamu? Kenapa aku bisa melakukannya? Aku biasanya hanya 3 hari saja dan kemudian sisanya aku hanya memakai pentiliner karena hanya berupa bercak-bercak darah saja. Atau biasanya hari ke 4 aku sudah benar-benar bersih. Dan pada saat Rey melakukannya, aku benar-benar bersih dan Rey mengetahui itu

Aku kembali teringat tentang masa subur yang sering orang dewasa bicarakan. Kata Rey tidak apa-apa selama aku sudah meminum pil kb. Tapi tetap saja, ketakutanku berbeda sekarang. Aku takut dia meninggalkanku

Ada suara hp bergetar di nakas sampingku. Aku mengambilnya asal dan melihat bahwa hp itu adalah milik Rey. Aku melirik jam nya, masih jam 5 pagi. Kemudian ada pesan yang membuatku terkejut stengah mati

Tamara: Mau apalagi?!

Siapa? Teman sekelas Rey? Mungkin. Mengingat ternyata aku tidak mengenal satupun teman-teman Rey.

Hati-hati aku membuka passwordnya. Kebetulan sekali pasa tebakan ketiga, password yang kumasukkan benar. Tanggal lahirnya.

Aku menelan ludah. Mau tidak mau aku terpaksa melanjutkanbya sekarang. Aku mencari menu flight mode dan menyalakannya. Trik ini memastikan agar tidak ada notifikasi lain yang masuk atau kalau-kalau kita melakukan salah pencet dan sebagainya. Ini kupelajari dari Claudia yang suka sekali stalking Randu.

Aku membuka kolom pesan bertuliskan Tamara di menu inbox Rey

Tamara: Selamat kak
Tamara: Lo udah bikin gue percaya
Tamara: Tapi nyatanya apa
Tamara: Gue harusnya dengerin kata2 tmn gue biar ga trll percaya sm lo
Tamara: Semoga bahagia sama cewek lo
Rey: Serius gue minta maaf
Rey: Gue gak bermaksud nyakitin lo

Aku mengernyit, mantan Rey?

Rey: Tam
Rey: Tam
Tamara: Gue nyesel kenal sama lo
Tamara: Rasanya sakit kak
Tamara: Gue gak mau ngebalesin lo lagi
Tamara: Udah cukup
Rey: Tam please gue minta maaf
Rey: Tam gue mau minta maaf
Rey: Tam ayo ketemu
Rey: Tam

Aku melirik Rey yang masih tertidur disebelahku. Rey mengajak Tamara bertemu? Uuntuk apa? Aku melihat waktu pesan ini dikirim. Beberapa hari lalu.

Tamara: Gue gak mau nyakitin cewek lo kak
Tamara: Dia baik,
Tamara: Baik2 sama cewek lo
Rey: Apa gak bisa lo maafin gue
Rey: Gue minta maaf Tam
Rey: Kita bisa jadi temen kan?

Yesterday
Tamara: Temen lo bilang?
Tamara: Setelah apa yang lo lakuin ke gue?
Tamara: Lo nembak gue kak
Tamara: Malem itu, pake buket itu
Tamara: Gue cuma bilang gue butuh waktu
Tamara: Lo bilang lo mau ke tempat Ferdi
Tamara: Tapi apa kak
Rey: Gue bisa jelasin
Tamara: Paginya gue nemu notif lo update tentang dia kak
Tamara: Lo hancurin gue kak
Tamara: Apa jadinya kalo gue terima lo malem itu?
Tamara: Apa lo bakalan tetep pergi ke ferdi
Tamara: Apa lo bakal tetep nembak dia?
Tamara: Apa jadinya kalo gue gak liat update lo?
Tamara: Siapa yang lo pilih?
Tamara: Udahlah jangan ganggu gue lagi
Tamara: Semoga kak Kirana yan terakhir kak
Tamara: She deserves gentleman
Rey: Tam gue bisa jelasin
Rey: Tam ayo kita ketemu
Rey: Tam gue pengen jelasin semuanya
Rey: Lo yang pertama kali gue nyatain perasaan gue Tam

Today:
Tamara: Gue bilang jangan ganggu gue lagi!
Tamara: Mau apa lagi?!

Aku...
Aku...
Aku...
Aku mau pulang

The Right Side Of Rock BottomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang