Setelah acara penembakan memalukan ala Rey di depan rumah, keluargaku mengajak Rey sarapan selagi menunggu aku mengganti baju. Ajaibnya, Rey dapat restu Keluargaku untuk membawaku jalan-jalan. Gila! Baru jadian tadi pagi saja rasanya sebahagia ini.
Seperti biasa, tanganku dalam genggaman Rey dan aku sudah terbiasa dengan skinship yang dilakukan Rey. Aku membaca chat-chat di grup yang membahas diriku dengan Rey sementara aku bersandar
Posting IG?
"Rey kamu ada posting sesuatu?"
"Hm?"
Aku menoleh padanya dan dia tampak berpikir, "Notifku rame"
Rey kelihatan berpikir sebentar karena alisnya yang lucu itu bertautan. "Ohhhh. Aku update di IG, foto kita tadi pagi. Pada bilang apa emang? Udahlah gak udah dibaca. Kita pacaran bukan buat impress mereka... Gak jadi relationship goals kan, karena goals aku itu sampe tua sama kamu"
Aku mengangguk dan kembali membaca chat grupku yang ramai sudah seperti ibu-ibu arisan
"Kita pacaran karena aku sayang kamu, kamu juga? Apa gak nih?" Tanyanya lalu terkekeh pelan
Aku meremas tangannya yang ada dalam genggamanku, dan menatapnya gemas, "Mulai ya, nanya-nanya. Aku gak suka digombalin"
"Iya... Iya sayangnya Rey..."
"Reeeeeey"
"Jangan manja-manja. Gak mau balik ke rumah aku kan buat aku kurung lagi?"
Aku menggeleng dan memanyunkan bibirku sehingga akhirnya Rey segera menarikku ke dalam dekapannya. Aku tertawa pelan ketika Rey menggeram
"Gini sama aku aja ya? Jangan sampe diliat Farel, Mario apalagi Andro. Menang rejeki tumpah tuh mereka"
"Kenapa sih?" Aku mengadah menatapnya yang masih fokus menyetir
"Ck! Enak amat mereka. Apalagi Farel tuh ya, tiap hari ketemu kamu, sebangku sama kamu, semobil sama kamu, sekelas, main sama kamu, makan di tempet kamu, ngeliat kamu bangun tidur, nungguin kamu masak, ngeliat kamu abis mandi. Keenakan dia menang banyak!"
"Dih. Cemburuan amat sih. Tau-tauan lagi kayak mata-mata" godaku sambil mencolek dagunya
"Iya. Kenapa? Sewot? Mau protes? Aku ngambek nih, aku turun sekarang" katanya lalu mencium cuping hidungku
Kembali aku tertawa di buatnya. Aku kembali bersandar di kursiku dan mengetuk-ngetuk dashboard.
"Bosen? Nyalain mp3 aja... Apa mau dinyanyiin?"
Aku menggeleng, "Mana hp kamu? Aku sambungin aja..."
"Di dashboard"
Dan tanpa banyak bertanya aku membuka dashboard mobil Rey. Aku terkejut dengan isinya. Ada satu buket bunga berwarna peach dan aku yakin ini manis sekali. Kenapa ada disini?
Aku mengeluarkannya dan memandang meneliti kemudian melirik Rey yang masih menyetir. "Ini..."
"Eh?" Rey terkejut dan menggaruk tengkuknya. "Maunya sih kasih surprise. Kelupaan" jelasnya gugup
Aku terdiam karena Rey mengambil tanganku lalu menggenggamnya.
"Buat kamu, pas nanti di tempet spesial" katanya lembut lalu mengecup nadiku.
Wajahku memanas, untuk pertama kalinya. Pacarku, maksudku Rey adalah pacarku yang kedua. Tapi, kelakuannya seolah membuatku jatuh cinta untuk yang pertama kalinya.
"Hayoooo jangan blushing gitu, jadi gak konsen nyetir nih"
"Ih lagian apa banget... Mau kemana sih emang?" Tanyaku
Rey mengedikkan bahu
"Ih, jawab... Malah becanda"
"Kamu kan biasanya gitu"
"Gak lucu, Rey"
"Kalo lucu itu Sule bukan Rey"
"Reeeeeeyyyyy"
"Iya iya sayang, rahasia. Mana sini tangannya, bantuin aku nyetir"
"Kita mau kemana sih?"
"Pelaminan..."
Aku meremas genggamannya dan Rey hanya terkekeh pelan
"Maaf deh pacarku yang masih di bawah umur"
"Emang punya pacar yang diatas umur?"
Rey tertawa, "Emang ada yang mau sama aku?"
"Jangan becanda deh..."
"Kan cuma kamu yang mau sama aku"
Aku mencebik karena ucapannya
"Karena cuma kamu yang mau sama aku, aku jadi takut kehilangan kamu"
"Gak gombal! Jadi kalo misalnya yang lain pada mau gimana?"
Rey tertawa dan mengeratkan genggamannya, "Lah cuma kamu yang aku mau, gimana?"
"Kalo udah gak mau lagi?" Godaku
"Sayang sama kamu beda, Ki. Tiap hari rasanya makin sayang. Anehnya, aku gak bosen-bosen jatuh cinta sama kamu. Dan aku suka itu" jawabnya, tenang, dan menghanyutkanku di tatapan matanya yang dalam. Kemudian dia mencium punggung tanganku lembut. Dan mendaratkan ciuman kedua di nadi tanganku, pergelangan tanganku. Lama.