Thea sedang membaca novel favoritnya di kamar yang bernuansa biru itu. Ya Thea sangat menyukai warna biru, entah itu biru tua, muda, laut, bahkan tosca sekalipun. Thea membaca dengan sangat fokus, hingga ia tak menyadari bahwa ada seseorang masuk kekamarnya. Seorang pemuda berbulu mata lentik dan alis yang tebal pekat itu menuju tempat Thea membaca novel diatas tempat tidurnya.
"Thea?"
Thea terkejut, lalu ia menoleh ke asal suara. "ka Pangeran? Ada apa? Mengejutkan Thea saja."
"Tidak ada apa apa, aku hanya ingin menemui adikku yang cengeng ini apa tidak boleh?"
Perkataan Pangeran membuat Thea menggembungkan kedua pipinya, matanya menatap Pangeran malas. Kakak nya ini memang selalu usil padanya, padahal dengan orang lain ia sangat dingin sedingin es bahkan salju. Seperti waktu ia kecil. Kakaknya itu menyembunyikan mainan kesukaannya LEGO yang memang pada saat itu ia sedang senang senangnya bermain LEGO. Kakaknya itu memang usil,tapi thea sangat menyayangi kakaknya itu.
"Kak, kalau kakak kesini hanya untuk meledek ku lebih baik kakak pergi ke kamar mandi!".
Pangeran mengernyitkan keningnya, bingung. "Loh kok ke kamar mandi? Emang mau buang air?"
"Bukan,"
"Trus mau ngapain?"
"mau tidur hehehe," ujar Thea dengan cengiran yang terhias di bibir indahnya.
Pangeran memeluk adiknya yang manis itu, "oh sekarang udah bisa bercanda ya,"
Mereka tertawa bersama , sudah sering mereka bercanda seperti itu. Pangeran mengacak rambut Thea pelan lalu Thea menarik Hidung mancung kakaknya itu, yaps itulah kebiasaan mereka hahaha, sangat menggemaskan.
"Aku sangat menyayangimu" bisik Pangeran yang kini telah berada disamping Thea, diatas tempat tidur gadis itu.
Thea tersenyum , lalu mengalihkan pandangannya dari novel yang sedang ia baca ke wajah kakak es nya itu. "Aku juga sayang kakak,"
Pangeran langsung mendekap tubuh sang adik erat, tangan kanannya kini mengusap lembut rambut sang adik. Thea menyandarkan kepalanya di dada bidang milik kakaknya itu. Nyaman, hanya itu yang ada dipikirannya sekarang.
"Janji jangan pernah tinggalin kakak ya?" bisik Pangeran lagi.
Thea mengernyitkan dahinya. "Kenapa tiba-tiba bicara seperti itu kak?" lanjut Thea bertanya.
Pangeran melepaskan pelukan mereka, walau sedikit tak rela. "Kakak hanya merasa jika nanti kau akan meninggalkanku, entah kapan waktunya" lirih Pangeran seraya memegang kedua pipi mulus adiknya itu.
"Thea ga akan pernah ninggalin kakak , Thea akan selalu bersama kakak. Kakak tidak perlu takut," ujar Thea menenangkan Pangeran.
Pangeran tersenyum lalu memeluk lagi gadis yang notebene nya adiknya itu. Pelukannya yang ini sangat erat, seakan akan ketakutannya akan beneran terjadi.
-Rumit-
Galang menatap lurus ke layar smarthphone yang kini ia pegang. Menunggu balasan dari seseorang yang membuatnya geram. Ingin sekali Galang menghabisi orang itu tetapi jika ia tak mengingat Perasaan Thea, sudah dapat dipastikan akan terjadi aksi tinju meninju, tonjok menonjok, jotos menjotos.
Ting!
Terdengar suara notifikasi dari smarthphone pemuda itu yang langsung menyadarkan Galang dari lamunannya.
To Kak Ilalang : "GUE AKAN MENEMUI LO SORE INI DI TAMAN DEPAN RUMAH LO!!"
Tak ada niatan untuk membalas Galang pun membuang hp nya kesembarang arah, dan beruntungnya mendarat di karpet yang ada dikamarnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT (REVISI)
Teen Fiction-tentang seorang pria yang menunggu kepastian,keseriusan,keaslian cinta gadis berkacamata -kisah persahabatan juga percintaan yang "RUMIT" ,Serumit kisah cinta author bhakssss -semua campur aduk kek nasi uduk yang diaduk aduk wkwkwk masih penulis am...