RUMIT 05

350 28 2
                                    

Pagi Tiba, Suasana riuh ricuh di sebuah sekolah bernuansa kan warna biru dan hijau yang menjadi kombinasi. Dengan beberapa ruang, ada ruang musik, ruang laboratorium,ruang perpustakaan, ruang ganti dan ruang kelas tentunya.

Disepanjang koridor sekolah banyak siswa siswi yang berbincang diselingi canda tawa yang membuat pagi mereka sangat bahagia dan tentram. Thea melewati koridor tersebut bersama Liora juga Nayla. Dan itu sudah menjadi suatu kebiasaan mereka jika pergi sekolah, hanya ada satu yang kurang yaitu gadis cerewet nan imut yaps Sisi, gadis itu sudah memberi tahu ketiga sahabatnya bahwa ia berangkat sekolah bersama kekasihnya Digo Erlangga yang mempunyai alis setebal ulat bulu, dan bulu mata yang membahana. Sisi mengenal digo sejak ia menginjak kan di SMA, masa putih abu - abu yang banyak kejadian, drama, senang, sedih, terharu, marah, bahagia, bahkan membenci. Semua rasa sudah teraduk menjadi satu dalam masa putih abu-abu ini.

"Nayla, Liora kalian di panggil tuh sama Bu Fatimah. Disuruh keruangannya katanya," ujar gadis berkepang dua yang diketahui namanya yaitu Disa, memberitahu.

"Memangnya kita buat masalah ya sama Bu Timah?" tanya Nayla bingung.

"Mungkin ada hal lain, yaudah kita datangi saja ke ruang guru," jawab Liora.

"Ahh yasudah, ayo Liora. Oh iya Disa makasih ya. Dan Thea kami ke ruangan bu Timah dlu ya. Lo gapapa kan sendirian ke kelas?"

"Ahh iya gapapa kok Nay, aku duluan yaa," ujar Thea lalu berlalu dari hadapan Nayla juga Liora, sedangkan Disa sudah hilang ditelan tembok koridor.

-Rumit-

Sebuah rasa yang tak bisa terungkap, sebuah rasa yang tak dapat terucap oleh bibir seorang Galang Harun. Mencoba untuk jujur, tapi ia takut gadis itu menjauhinya. Jika tak diungkapkan gadis itu 'Thea Poland' pasti di rebut oleh orang lain. Ia bingung, Galang sungguh - sungguh bingung, terlebih lagi Gadis pujaannya masih menyukai 'ILALANG' kakak kelasnya yang berperawakan tinggi putih juga jago basket itu.

"Kenapa se-Rumit ini?" lirih Pemuda berdagu belah itu.

"Apanya yang rumit?" Ujar seorang gadis tomboy secara tiba tiba yang muncul di belakang punggungnya. Dan itu membuat pemuda itu terkejut dan sontak membalikkan tubuhnya.

"Gadis tomboy lo ngagetin gue aja. Hampir copot nih jantung gue, jantung gue cuma satu lo mau gantiin jantung gue, kalo jantung gue copot? Cuma ada satu nih one and only." cerocos Galang dengan ekspresi wajah yang lucu, menurut Anjani.

Anjani menunjukkan deretan giginya. Dan langsung merubah posisi tubuhnya menjadi disamping pemuda itu.

"yee lagi lo melamun aje, ayam musuh gue mati kemaren karena ngelamun," jelas Anjani setengah bercanda.

Galang menautkan alisnya kenapa 'ayam musuhnya?' Aturan kan 'ayam tetangganya?'. 'Gadis yang aneh' pikir galang.*loh kok ngomongin ayam? Okkk back to....

"Lo nyumpahin gue mati?"

"Mungkin....eh tapi gue serius, apanya yang rumit?"

"Aahhh i-i-ituu, e-emmm i-itu soal matematika yang rumit, iya soal matematika yang rumit, kemarin gue ulangan matematika soalnya rumit banget," jelas Galang wajahnya menampakkan wajah panik.

"Lo yakin?" tanya Anjani setengah tidak percaya.

"Ya-yakin lah," gugup pemuda itu.

"ohh gituu, oiya Lang mau gak anterin gue ke kantin gue belum sarapan. Gue laper,"

"Ta-tap....."

"Gaada tapi tapian ayoookk!!!" potong Anjani lalu menarik pergelangan pemuda berdagu belah itu menuju kantin.

-Rumit-

Suara musik mengalun di kedua gendang telinga gadis blonde berhidung mancung itu dengan bantuan headseat agar tidak membuat kelas menjadi berisik. Lagu "let me love you" -Justin Bieber mengalun lembut di indra pendengarannya.

Dengan mengetuk ngetukkan jari telunjuknya pada meja yang ada dihadapannya. Ia melirik ke arah luar jendela, ia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Itu jelas, bukan sangat jelas.

Terlihat seorang gadis tomboy sedang menarik narik lengan si pria berdagu belah yang terlihat tidak ada perlawanan, yang berarti pemuda itu pasrah menuruti tarikan gadis tomboy itu. Galang-Anjani, dua insan itu tengah berjalan, tapi tidak beriringan. Dan itu membuat Hati gadis blonde ini mencelos.

'Apa ia salah lihat?' Pikirnya. Tidak...ini benar, jelas, nyata.

"Galang...." lirih Thea melihat Galang yang di-tarik Anjani semakin menjauh dari pandangannya.

"Aku ini kenapa? aku kan menyukai kak Ilalang, bukan Galang!" ujar Thea yang bersikeras tidak mau mengakui perasaannya.

-Rumit-

Di ruangan yang cukup luas . Dua orang siswi dan satu orang guru sedang berbincang cukup serius.

"Bun, ada apa memanggil kami?" tanya seorang gadis chubby.

"Saya memanggil kalian hanya untuk menagih janji kalian untuk dapat menemukan anakku yang hilang,"

RUMIT (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang