RUMIT 06

322 25 1
                                    

Nayla juga Liora hanya saling menatap, seolah mereka berbicara melalui pandangannya. Bu Fatimah a.k.a kepala sekolah di SMA MERAH PUTIH yang berada di jalan pahlawan disamping tukang fotokopy nya bang maman, di depannya masjid Nurul Falah , dan yang jelas ada di bawah langit. Oke tinggalkan, mulai tidak jelas.

Bu Fatimah, ibunda dari Pemuda unyu A.k.a Sukma Pratama . Seperti yang telah diceritakan pada beberapa part sebelum part ini, bahwa sukma mempunyai adik yang hilang.

Sukma begitu khawatir, begitupun ibundanya. Fatimah menyuruh Nayla serta Liora untuk mengetahui kabar tentang anak perempuannya yang hilang. Mereka sahabat dekat Sukma, orang tua mereka bersahabat bahkan seperti keluarga sendiri. Sukma mengenal Thea pun karena Thea sahabat Nayla dan liora serta sisi gadis bawel itu.

"I-ya Bun kita pasti bantu nyari Tania, tap-tapi sampai saat ini kita belum mendapatkan kabar apa pun," jelas Nayla dengan sedikit gugup.

"Bunda berharap kalian dapat menemukan-nya," lirih Fatimah, memberi tatapan memohon pada Nayla dan Liora.

Fyi: Nayla dan Liora memang sudah terbiasa memanggil ibunda Sukma dengan panggilan Bunda, jadi jangan bingung ya hehehe.

-Rumit-

Suasana kantin yang tak begitu ramai karena mendekati bel masuk, sebagian siswa sudah mulai memasuki kelas mereka masing masing. Ada pula yang masih mengobrol dengan teman teman konyolnya, ada yang masih memakan makanan yang masih belum habis.

Terlihat seorang pemuda berdagu belah dengan seorang gadis tomboy yang sedang memasuki kantin dengan gadis tomboy yang masih menarik lengan si pemuda itu. Mereka menuju meja yang kosong lalu duduk.

"Lang lo mau mesen apa?"

"Gue gak makan, lo aja gue udah kenyang!"

"Ahh ayolah kita makan bareng, gue gaenak kalo makan sendirian!" ujar Anjani memelas

"Gak mau ah gue, udah sono lo aja yang mesen, hush" ucap Galang dengan tangan yang seperti mengusir.

Anjani memanyunkan bibirnya seperti bebek, lucu memang tapi hati Galang tetap terpaut pada gadis blonde kesayangannya.

Akhirnya Anjani memesan dan makan sendiri, ia tahu ia pasti akan kalah jika berargumen dengan pemuda manis itu. Menyebalkann!!

Anjani balik ke meja dengan membawa satu mangkuk bakso , lalu memakan bakso pesanannya.

"Yakin nih, gamau makan? Baksonya enak loh emmm yummy," goda gadis tomboy itu.

"Udah deh buruan udah mau masuk nih! nanti telat lagi masuk kelas." sewot Galang, bola mata nya memutar malas.

"Yee sensi banget si lo, kenapa sih?"

"Apaan sih lo, udah deh buruan,"

"Iya-iya santai aja kali." kesal Anjani.

-Rumit-

Bel pulang sekolah berbunyi, menyeruak ke seluruh penjuru sekolah. Siswa maupun siswi SMA MERAH PUTIH pun berhamburan keluar kelas. Dari kelas XI-IPA2, terlihat Nayla, Sisi, juga Liora dan Thea bersamaan berjalan menuju lapangan yang hari ini akan menonton para pemain tim basket inti sedang latihan untuk melakukan kejuaraan O2SN.

SMA MERAH PUTIH memang terkenal dengan Bola Basketnya Beberapa kejuaran atau lomba telah mereka juarai, bahkan sampai menjadi juara umum.

"Kak Ilalang semangat!! Aku mendukungmuuu,"

"Keep support youu kak Ilalang,"

"Ilalang semangatt, lo pasti bisa menang lagi,"

"Go Ilalang gooo lo pasti bisa lawan musuh-musuh itu!!!"

Teriakan, sorakan demi sorakan telah menggema di lapangan basket yang tertutup itu. Ilalang memang memiliki pesona yang tinggi dan sangat memikat, banyak para gadis yang mengidolakannya. Thea, gadis blonde itu contohnya.

"Thea, lo masih ada rasa sama ka Ilalang?" tanya Sisi tiba tiba.

Thea terkejut lalu mengalihkan pandangannya pada Sisi. Begitupun Nayla dan Liora.

"A-aah ti-tidak a-aku...." ujar Thea terpotong.

"Kau tak perlu membohongi dirimu sendiri Thea, kami tahu kalo rasa cinta kamu terhadap kak Ilalang masih sangat besar" potong Nayla, tatapannya mentapa mata gadis blonde itu.

"Kalian apaan sih, kita kan cuma mau nonton latihan basket kenapa jadi ngomongin kak Ilalang. Dan kalian berdua gaperlu menyudutkan Thea seperti tadi!" omel gadis jutekk dengan pandnagan sengitnya, siapa lagi kalo bukan Liora Anastasya. Gadis keturunan Jerman-Indonesia itu memang agak sedikit jutek, eitss bukan sedikit deng. Tapi melebihi sedikit maksudnya. Tapi sikap Liora yang seperti itu dapat dimaklumi oleh ketiga sahabatnya.

"Iya iya, yaudah yuk kita nonton pertandingannya." putus Sisi pada akhirnya, ia tak ingin ada perdebatan diantara persahabatan mereka lagi.

Tiba tiba dari arah sudut lapangan datang seorang gadis dengan rambut yang sedikit ikal, postur tubuhnya tinggi. Gadis itu menghampiri pemuda manis a.k.a Ilalang
lalu memeluk pemuda itu dengan erat.

"Ilalang, maaf aku telat," Ujar gadis itu seraya mengambil handuk kecil dari tangan ilalang.

"kamu darimana saja memangnya?" kata Ilalang yang sedang membuka tutup botol minum yang ia pegang di tangan kanannya.

"Aku ada pelajaran tambahan dari bu Sinta, guru Biologi kita yang killer itu loh byy," jelas gadis yang diketahui namanya, Aurel.

"Okk aku mengerti." ujar Ilalang dengan menyunggingkan senyum manisnya.

Lalu gadis itu menuju pinggir lapangan dan duduk sebagai penonton.

RUMIT (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang