RUMIT 20

378 27 7
                                    

"Galang kenapa mendadak sih? Aku kan belum siap-siap" gerutu gadis dengan warna rambut blonde itu ketika ia membuka pintu rumahnya dan mendapati pemuda berdagu belah tengah senyum kearah nya , emm senyumannya memang dapat dikategorikan senyuman termanis menurut Thea.

"Oh ayolah thea, hari inikan kita libur karena kelas 12 ujian. Gue bosan dirumah" rengek galang dengan tangannya yang memegang kedua tangan gadis yang berada dihadapannya itu.

Thea mengangguk pasrah, ia tahu jika ia menolak pemuda ini pasti akan tetap memaksanya. Sifat pemaksanya memang tidak pernah hilang sejak dulu, terlalu dipelihara dengan baik oleh sang pemilik sifat buruk itu.

"Ya sudah kalo gitu aku siap-siap dulu, kamu masuk dulu tunggu di ruang tamu ya lang" ujar thea pada akhirnya, galang mengangguk lalu mengikuti thea dari belakang . Thea menuju lantai atas, sementara galang mengarah ke ruang tamu rumah sang gadis blonde itu.

Menunggu beberapa saat, akhirnya thea terlihat sedang menuruni anak tangga rumah nya itu, thea hanya sendiri , iya sendiri. Karena kakaknya yang dingin itu sedang sibuk-sibuk nya yang entah tengah mengurusi urusan apa. Yang jelas thea hanya tahu jika kakaknya itu tengah mengurusi pekerjaannya, dan itu sudah menjadi hal biasa. Pembantu? Kalo pembantu rumah nya itu sudah ia suruh pulang tadi sebelum galang datang.

"Sudah siap nona galang?" goda galang dengan cengiran khasnya yang terlihat err manis.

Thea terkekeh,

"Pengen banget dipanggil tuan Poland?" balas thea menggoda sang pemuda itu. Sedangkan yang dibalas , cengirannya berubah menjadi kekehan.

"Ternyata Thenyu gue udah pintar membalas godaan gue ya sekarang" kata galang yang masih setia dengan senyuman yang terukir dibibir tipisnya itu.

Mereka, Galathe segera menuju ke pekarangan rumah thea. Memasuki mobil itu lalu galang melajukannya dengan kecepatan rata-rata.

Di dalam mobil terdengar lagu mengalun dari radio yang diputar oleh galang dengan saluran FM. Lagu Marshmellow-Alone mengalun dengan lembut di pendengaran keduanya. Mendengarkan radio memang bukan hobinya, hanya saja jika dalam keadaan sunyi seperti ini radio menjadi hal yang sangat ia cari .

"Thea, kenapa namanya disebut dj marsmellow?" tanya galang disela - sela berputarnya lagu.

Kening thea berkerut, ada - ada saja pemuda yang berada disampingnya kini. Sedang menyetir masih sempat-sempatnya menanyakan hal konyol seperti itu.

"Kenapa bertanya tentang hal konyol kayak gitu sih lang?kamu suka aneh" ujar thea dengan kekehan yang mulai terdengar dari mulut merekahnya itu. Tapi ia juga penasaran mengapa disebutnya dj marshmellow.

"Udah lo tinggal jawab aja thenyu, tau gak?" kata galang yang masih tetap fokus pada kegiatan menyetirnya .

Thea nampak berfikir, namun itu hanya ia lakukan dengan berpura-pura. Thea memang tak tau apa maksud pertanyaan konyol itu, dan apa jawabannya pula. Ia hanya ingin terlihat berpura-pura berfikir, padahal ia tidak tahu sama sekali.

"Aku nyerah deh lang" ujar thea pada akhirnya, sambil menoleh dan menatap pemuda berdagu belah itu dari samping. Dengan begini thea dapat melihat jelas setiap lekukan wajah pemuda berambut hitam pekat itu. Bahkan dari posisi samping seperti ini saja galang terlihat cool dan tampan. Hidung mancungnya terlihat jelas di penglihatan sang gadis. Nikmat mana lagi tuhan yang engkau dustakan, komat kamit batin thea.

"Ah payah lo. Padahal jawaban nya udah kesebut tadi haha" ujar galang dengan ledekannya.

Dahi thea mengernyit,

"Apa sih jawabannya? Langsung aja deh lang" kata thea yang mulai gemas dengan pemuda itu.

Galang terkekeh, lalu berkata

RUMIT (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang