RUMIT 12

334 23 0
                                    

Memulai hari dengan bersenandung nada nada kecil.  Dapat membuat hati sedikit nyaman lalu merasakan ketentraman walau tak lama.

Sisi, gadis berparas cantik nan imut itu bersenandung dengan riang dengan mp3 di dvd kamarnya. Kamar yang begitu luas namun sangat atau bahkan lebih dari cukup untuk seorang sisi latuconsina. Dinding kamar yang bercat-kan warna merah muda alias pink itu dihiasi potret dirinya. Dari yang hanya sendiri hingga bersama teman-temannya, terutama kekasih hatinya Digo.

Mentari masih memancarkan sinarnya, menembus jendela kamarnya. Puas dengan senandungannya, kini gadis imut juga cerewet itu mencari benda pipih yang selalu ia gunakan.  Yang ia sangat prioritaskan, Emmmm bukan prioritas utamanya sudah pasti kekasih hatinya. Kemudian matanya menangkap benda yang sejak tadi ia cari. Segera ia ambil, lalu melihat ada beberapa notifikasi di Smartphone nya.

"Loh kak Sukma? Tumben dia miskol gue berkali kali, ada apaan ya?" ujar gadis itu dengan tampang bingungnya.

Berfikir sejenak lalu dia berfikir untuk menelfon balik pemuda berponi unyu tersebut.

🔵🔵🔵

Bau obat-obatan menyeruak diruangan yang sunyi. Terlihat dinding bercat putih, lampu yang tak begitu menyilaukan. Seorang pemuda tersadar dari ketidak-sadarannya dari semalam.

Beberapa kali pemuda itu mengerjap-ngerjapkan matanya, sampai penglihatannya jelas. Pandangannya menelusuri setiap sudut ruangan sampai pandangannya terhenti pada sesosok gadis sedang tidur dengan tangan sebagai bantalannya.

Rambutnya yang blonde sebahu, postur tubuhnya yang langsing , kulitnya yang putih. Tunggu, sepertinya ia kenal gadis ini, dari ciri-cirinya ini seperti-

"Ah Ga-galang? Kau sudah sadar?" ujar sang gadis dengan raut wajahnya yang bahagia serta matanya yang berbinar.

Pemuda itu terdiam, ia masih mengingat-ingat kejadian apa yang menimpanya. Yap, ia ingat kejadian yang menyesakkan itu.

"Lang? Kenapa kau diam saja? Aku senang kau sudah sadar" ujar gadis itu lagi.

Galang masih bungkam enggan untuk menjawab pertanyaan thea. Jangankan untuk berbicara padanya, melihat wajahnya saja galang masih kesal. Ia mengalihkan pandangannya pada gadis itu.

Membuat gadis blonde itu bingung, sebenarnya apa yang terjadi? Pertanyaan itu seakan terus berputar putar di otak sang Gadis blonde itu. Ia pun bingung mengapa sikap Galang berubah terhadapnya.

"Lang, jawab aku! aku punya salah apa padamu?"

Pertanyaan itu sukses membuat pemuda berdagu belah itu mengalihkan pandangannya, menatap sang gadis blonde tersebut.

Galang memberikan tatapan tajam pada sang gadis, terlihat jelas di sorot matanya tergambar kekesalan. Tanpa menjawab pertanyaan gadis itu lagi, Galang langsung beranjak dari brankar nya. Walau sebenarnya tubuhnya masih sangat lemas dan kepalanya pun masih terasa pusing juga berat.

"Lang, jangan mengacuhkan ku seperti ini. Aku minta maaf jika semalam aku telat bertemu dengan mu, aku minta maaf telah mengingkari janjiku Lang, maa-" Jelas Thea panjang lebar lalu terpotong.

Galang menghentikan langkahnya lalu berujar, "gue lagi pengen sendiri! Jadi bisakah lo pergi dari sini!!" ujar Galang setengah membentak.

Hah?? Apa? Galang mengusir wanita tersayangnya?

Gadis blonde itu terkejut, bagaimana tidak? Galang memang mengusir Thea walau tidak langsung, dan dengan nada suaranya yang meninggi. Thea mulai mendekati sang pemuda, berdiri dihadapannya, memandangi iris sang pemuda yang masih terlihat jelas aura kekesalannya.

RUMIT (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang