Mengungkapkan rasa kepada seseorang tidaklah RUMIT, tetapi menghapus rasa lah yang terasa begitu sulit
Happy reading guys
Angin malam menusuk kulit seorang gadis blonde yang kini sedang berada di balkon kamarnya.
"kenapa kakak sekejam itu...."
Lirih thea dengan nada bicara yang pilu.Thea tak menyangka jika kakak kelasnya itu yang dikenal tidak pernah, Ralat tidak akan membuat hati seorang wanita tersakiti walaupun hanya tergores apalagi menangis karena-nya ,tapi kali ini dia benar benar berbeda, dia berubah.
Entah apa yang sedang gadis itu pikirkan lagi sampai sebuah suara menyapa indra pendengarannya.
"hai thenyuuu," ujar seorang berdagu belah nan tengil ituu siapa lagi kalau bukan,
"Galang,"
Membuat gadis blonde dihadapannya ini Refleks berbalik dan menatap kelereng mata hitam pekat milik pemuda itu.
Galang memang sudah terlalu sering berkunjung kerumah gadis blonde itu. Saking seringnya, Pangeran, kakak dari gadis itu telah memberi izin sepenuhnya untuk keluar masuk rumah gadis itu sesuka hatinya. Asal tidak berbuat macam macam, pesan pemuda es itu.
"Ga-galang? Ke-kenapa kau ada disini?" Tanya thea bingung sekaligus gugup.
Pemuda itu hanya memperlihatkan deretan giginya dan cengiran yang khas dari seorang Galanf Harun, tanpa berniat menjawab pertanyaan gadis pujaannya itu.
Kini galang telah berada disamping gadis blonde itu, "gue sudah tahu kok alasan lo nangis kemarin disekolah," tutur Galang.
"e-eh" kejut Thea dan langsung menatap mata indah pemuda itu.
"lo gaperlu cerita Land, gue udah tau semuanya." Ujar Galang tiba tiba dan sukses membuat Thea terkejut untuk kedua kalinya.
"Sisi ,dia yang memberitahu gue, gue ngerti perasaan lo saat ini, mangkanya gue berniat untuk menemui lo malam ini, seperti sekarang" tutur pemuda itu panjang lebar seolah tahu apa yang dipikirkan gadis manis itu.
Thea bungkam, gadis ini tak bisa membendung air matanya lagi yang langsung meluruh ketika mengingat pernyataan plus kenyataan pahit itu (lagi).
"Aku mencintainya Lang...." lirih Thea, yang masih terisak itu.
Galang yang mendengar itu seakan ingin membunuh saja sang pembuat air mata gadis tersayangnya ini luruh begitu saja. Berani beraninya dia membuat Thea-nya menangis.
Galang menarik Thea ke dalam pelukannya seperti yang ia lakukan kemarin disekolah, mengusap lembut rambut blonde gadis itu. Berusaha agar dia bisa tenang dan berhenti menangisi Ilalang breng*ek itu!
Galang mengepalkan tangannya, "lo tenang aja gue akan membalas perbuatan kak ilalang terhadap lo!"
Hanya suara isakan yang terdengar, gadis itu masih menangis dengan pilu siapapun yang mendengarnya pasti akan merasa kasihan.
-Rumit-
Pagi ini suasana sekolah yang mulai ramai Galang, Tristan, Digo beserta Ken berkumpul di meja Galang. Itu sudah menjadi suatu kebiasaan mereka sejak kecil. Persahabatan mereka yang tidak pernah terguncang mungkin?
"Lang Thea mengungkapkan rasa sukanya dengan kak ilalang, apa lo sudah tahu?" tanya tristan tiba tiba.
"gue udah tau kali bahkan dluan juga gue yang tau hahaha," jawab galang berusaha tersenyum.
"Kak Ilalang kejam bet ya, tega teganya nolak Thea se-frontal itu," ujar Ken sambil memakan kuaci dengan lahapnya.
Galang tertawa miris, seharusnya ia tak boleh membiarkan Ilalang itu membuat gadis pujaannya menangis seperti beberapa hari lalu. Gadis itu bahkan terisak dalam ketika ia membahas menyangkut tentang kenyataan yang sangat tidak manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT (REVISI)
Teen Fiction-tentang seorang pria yang menunggu kepastian,keseriusan,keaslian cinta gadis berkacamata -kisah persahabatan juga percintaan yang "RUMIT" ,Serumit kisah cinta author bhakssss -semua campur aduk kek nasi uduk yang diaduk aduk wkwkwk masih penulis am...