RUMIT 17

320 25 0
                                    

Cinta,

Tak perlu janji

Tak perlu buaian

Tak perlu lantunan

Tapi,

Cinta...

Hanya butuh pembuktian

Hanya butuh pengorbanan

Hanya butuh kesungguhan

Tak payah omong kosong

Kalau hati tak menawarkan

Sebuah puisi yang tertulis di agenda sang gadis blonde dengan fikiran yang cerah. Tak sering, namun tak jarang juga sang gadis blonde ini menulis atau hanya sekedar menuangkan apa yang ada dalam fikiran nya. Semuanya tak selalu ber-logika, tapi dengan ia menuangkannya rasanya sedikit lega.

Menulis bukan hobinya,hanya iseng dan menjadi kebiasaan. Dulu jika Pangeran tak dirumah dan ia kesepian ia sering menulis dan merangkai kata-kata menjadi padu, dan kebiasaan itu berlanjut sampai kini.

Malam ini dirumah gadis blonde itu sunyi senyap, pasalnya kakaknya 'Pangeran' belum pulang sejak pagi tadi ia berangkat ke sekolah. Khawatir, yap sudah pasti . Tetapi pemuda dingin itu sudah memberi tahu adik tersayangnya ini jika ia pulang terlambat , ia sedang ada meeting dadakan atau urusan yang lain. Dan itu sudah dapat Thea pahami.

"Kalo malam sepi seperti ini aku jadi kangen mama papa" lirih gadis blonde itu

Ia berinisiatif untuk menghubungi kedua orang tuanya yang kini tengah berada di negara yang berbeda dengannya. Ia merindukan kedua orang tuanya itu, sudah lama ia tak berkomunikasi dengan mereka.

Tut...tut...tut....

Suara itu membuktikan bahwa telepon selular orang tuanya tak dapat dihubungi, atau dinonaktifkan. Mungkin kedua orang tuanya itu sedang sibuk, karena jika disini menunjukkan waktu malam hari, disana pasti siang hari. Dan thea dapat memakluminya.

"Aku rindu kalian...kalian apa kabar?" gumam thea (lagi) dengan air mata yang kini menetes.

Tiba-tiba ada yang menangkup wajahnya, tangan yang tegap namun halus, yap itu Pangeran, kakaknya. Tangan pemuda itu kini mulai menghapus air mata yang jatuh di kedua pipi sang gadis blonde itu. Thea sempat terkejut, namun ia dapat menyembunyikannya dan sekarang ia memejamkan kedua matanya, sedangkan air mata nya terus mengalir.

"Thea, ada apa denganmu? Kenapa kau menangis?" tanya pangeran lembut

"Aku tidak suka melihat air mata mengalir dipipi mulusmu itu" lanjut pemuda dingin itu

Thea membuka kedua matanya lalu berkata,

"Aku merindukan mereka...." ujar gadis blonde itu dengan sesegukan

Pangeran terkejut, apa jangan jangan thea telah...

"Mereka? Siapa?" tanya pangeran (lagi) akhirnya

"Papa mama" jawab gadis blonde itu dengan sangat lirih

Dan bersamaan dengan itu ada Pangeran menghembuskan nafasnya lega.

"Aku juga rindu mereka. Tapi mengertilah Thea , mereka bekerja juga untuk kita" ujar Pangeran memberi Thea penjelasan.

"Aku mengerti kak" lirih thea (lagi)

"Sudah jangan menangis lagi, aku tak suka melihat air matamu"

-#-#-#-#-#-#-#-#-#-

Pagi tiba ,di selasa pagi ini Galang berniat untuk mulai masuk sekolah hari ini. Ia terlalu bosan untuk berdiam diri dirumah tidak melakukan apapun. Ia hanya sekedar tidur-tiduran, bermain ponsel, makan cemilan atau hanya memandang kearah luar jendela. Sungguh membosankan bukan. Ia tak dapat melihat dengan puas wajah sang gadis pujaannya, tak dapat tertawa bersama teman - temannya,tak dapat menjahili sisi yang cerewetnya sealaihim gambreng. Dan untuk hari ini ia nekat untuk masuk sekolah, walaupun belum diperbolehkan oleh kedua orang tuanya.

RUMIT (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang