Day 25 (December, 25th 2016) : Aci

6 1 0
                                    

Aku menggandeng tangan Satria, kekasihku dengan erat. Aku dan Satria sedang berjalan-jalan di taman kompleks tempat tinggal Satria.

Satria mengacak rambutku gemas dan itu membuatku memberengut sebal. Aku paling tidak suka kalau ada yang mengacak rambutku, karena itu sangat mengganggu.

"Jangan acak-acakin rambut aku, Sat," kataku manja. Aku paling suka bermanja dengan Satria, karena Satria selalu memperlakukanku dengan istimewa. Hal itu membuatku merasa disayangi dan dilindungi.

"Sat, sebentar." Aku menahan lengan Satria agar ia tidak melanjutkan langkahnya.

"Apa, Sayang?"

"Aku mau itu," kataku sambil menunjuk gerobak yang menjual cilok.

"Cilok?" tanya Satria. Aku mengangguk cepat. Aku bukan pecinta cilok, tapi entah mengapa aku tiba-tiba ingin cilok saat melihat gerobak penjual cilok.

"Cilok itu dari aci, ya?" tanya Satria. Aku tertawa dan mengangguk.

Aku menarik lengan Satria untuk mendekati gerobak penjual cilok.

"Bang, ciloknya sepuluh ribu." Aku mengeluarkan uang sepuluh ribu dari dompet, namun pergerakan tanganku ditahan oleh Satria. Satria mengeluarkan uang sepuluh ribu untuk membayar cilok.

"Makasih, Sat," kataku.

"Sama-sama, Sayang."

31 Days Writing ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang