Day 14 (December, 14th 2016) : Makar

6 3 0
                                    

Maura menatap lelaki yang sudah menghiasi hari-harinya sejak setahun yang lalu dengan kesal. Pasalnya, Adit—kekasihnya itu sedang marah karena cemburu dengannya. Sikap Adit yang makar langsung muncul ketika lelaki itu sedang kesal.

Sikap asli Adit memang seperti itu. Makar. Kaku seperti patung. Tetapi, kalau di depan Maura ia akan menjadi lelaki yang sangat manis. Dan ia hanya bersikap manis hanya di depan Maura.

"Udah dong, Sayang. Jangan ngambek terus." Maura menarik lengan Adit agar lelaki itu mau menatapnya.

"Alex bukan siapa-siapa aku. Tadi kita cuma ngomongin soal program kerja OSIS," lanjut Maura. Ya. Kekasihnya itu tipe lelaki yang cemburuan. Apapun bisa ia cemburui. Itu yang kadang membuat Maura kesal dengannya, namun semua orang juga tahu bahwa Maura sangat mencintai lelaki itu.

"Sayang?" panggil Maura.

"Hmm." Maura mendelik kesal. Apa-apaan dia? Hanya bergumam?

"Jangan marah terus dong, Sayang." Maura terus mencoba untuk membujuk kekasihnya yang ngambek. Dasar makar!

Adit terkekeh. Sebenarnya lelaki itu tidak marah. Ia hanya ingin menggoda gadisnya.

"Aku nggak marah sama kamu, Sayang," kata Adit tersenyum menggoda. Dan dapat ditebak. Maura memberengut kesal, lalu memukul lengan lelaki itu berkali-kali.

Adit mengaduh, lalu meminta maaf kepada Maura. Namun, Maura tetap pada pendiriannya, yaitu kesal pada Adit.

Adit memeluk Maura dan membisikkan kata-kata maaf di telinga gadis itu. Tak lama, gadis itu tersenyum dan membalas pelukan Adit.

31 Days Writing ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang