Ruangan cekang itu terasa dingin. Bunyi daun yang saling bergesekan menjadi backsound dari ruangan tanpa cahaya itu. Membuat suasana menjadi semakin mengerikan. Luna bergidik ngeri melihat sekelilingnya yang gelap. Keringat dingin sebesar biji jagung mengalir di pelipisnya. Sesekali ia berbisik ketakutan dan memanggil nama seseorang.
Tiba-tiba suara derap langkah kaki memenuhi ruangan itu. Luna memeluk tubuhnya. Suara langkah kaki itu semakin mendekat. Tubuhnya cekang. Bibirnya bergetar hebat. Air mata mulai mengalir deras di pipinya.
"Siapa kamu?" tanya Luna parau. Suara tawa licik terdengar. Dan dapat dipastikan orang itu laki-laki. Tangis Luna semakin hebat. Ia takut.
"Luna," panggil lelaki asing itu. Luna diam dan mencoba meredakan suara tangisnya. Suara lelaki itu begitu dalam dan berat. Luna semakin takut, namun tak dapat berbuat apa-apa.
"Bangun, Luna," kata lelaki itu. Percikan air membasahi wajah Luna. Ia pun membuka matanya perlahan. Luna tersentak kaget karena Andrew—kekasihnya sedang menatap nya dengan khawatir. Luna mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Tak ada ruangan gelap dan cekang. Tak ada suara daun. Dan yang terpenting, tak ada suara lelaki asing itu. Ini kamarnya.
"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Andrew. Luna menggeleng, "mimpi."
Luna terdiam. Tak menyangka kejadian yang terasa begitu nyata hanya lah mimpi semata.
![](https://img.wattpad.com/cover/91760115-288-k556321.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
31 Days Writing Challenge
De TodoKumpulan cerita pendek yang akan di update setiap hari pada bulan Desember 2016 dengan keywords yang berbeda setiap hari nya. #31DaysWritingChallenge