part 12

1.3K 104 1
                                    

Tata pov.

Shek... shek.. shek..

Aku menatap sebal kearah wanita yang tengah melempar bajunya keseluruh kamar, membuat ruangan yang tadi waktu kedatanganku bak ruangan tuan putri, namun sekarang berubah menjadi ruangan obral baju yang dipilih kesana kemari.

Berteman dengan seorang Adis dalam waktu sebulan, membuatku memberikan cap khusus 'gila' padanya.

Setelah berhasil menyeretku kerumah ini, lalu memaksa agar aku menginap, dimalam minggu yang seharusnya aku tengah ditemani dengan novel kesayangan dan sms dari Kak Abas-sepertinya aku benar-benar menyukai pria itu- Adis malah sibuk sendiri memilih baju yang digunakan, karna mantan sang pujaan hati akan datang secara mendadak.

"katanya udah nggak sayang, tapi sampai segininya Lo berusaha tampil sebaik mungkin didepan dia."

Pria yang sama, dengan pria yang Adis cueki saat mengajakku berkeliling sebulan lalu. Karna cerita Adis, akhirnya aku tahu bahwa pria itulah yang ternyata pernah menyelingkuhinya.

"Siapa bilang, gue cuma pengen buat dia nyesel aja."

Ck... bohongnya kelihatan banget. Tadi saja,aku sampai menutup telinga karna pekikanya saat membaca Sms dari, oh aku ingat sekarang namanya David.

"Iya, iya deh... Lo kan mau tampil beda, biar dia nyesel pernah selingkuhin Lo."

"Mulut Lo, benar-benar nggak ada kontrolnya ya!" Aku ingin tertawa mendengar ucapanya, "sial! kenapa juga gue harus bingung mau pakai baju yang mana."

Aku mendudukan diri disamping Adis, yang kini malah menatap gusar baju yang berserakan.

"Kenapa Lo tetap berusaha buat dia terkesan, padahal Lo tahu kalau dia itu udah selingkuhin Lo. Kenapa harus berusaha untuk seseorang yang membagi cinta lebih dari satu orang."

Kepala yang tadi dapatku lihat dari sudut mata, sekarang malah tak nampak. Mungkin Adis tengah merebahkan diri, lalu menatap kelangit-langit kamarnya.

"Entahlah! Lo baru nanya sekali ini ke gue. Sedangkan gue, udah nanya beberapa kali kediri gue sendiri. Tapi nol, nggak ada jawaban. Lo nggak tahu kan, gue udah sama dia selama 2 tahun ini. Dan itu selalu terulang sama. Tapi anehnya gue masih terus bertahan, dan belum nemuin alasan kenapa gue harus bertahan."

Apakah sama seperti aku yang tak bisa membenci keluargaku meski aku mengetahui mereka membenciku.

"Mungkin karna Lo sayang sama dia. Tapi sejujurnya hal seperti inilah yang berbahaya, ketika Lo terus bisa bertahan dan dia nggak ada perubahan sama sekali. Akan ada saatnya nanti lo lelah dengan semua ini, dan malah hal kecil yang sebenarnya tak sebanding dengan apa yang dia lakukan sekarang, itu yang malah nanti akan mempengaruhi diri Lo sendiri."

*

Bosan.

Berada di kamar Adis sendirian, yang membuatku semakin jengkel pemilik kamar yang tengah asyik-asyiknya diruang tamu bersama David-mantan pujaan-, meninggalkanku sendirian.

"Dis charger Lo dimana?" Aku enak-enak saja teriak seperti toa, namun langsung kurutuki saat melihat keberadaan Tante Rahma yang baik hati tengah berbicara dengan David. Niatnya sih tadi mau gangguin Adis.

"Maaf ya, Tante. Saya kira tante nggak ada disini."

David melihatku sekilas, lalu memberikan senyum ramahnya.

Sepertinya aku menemukan Kak Tari ke dua disini. Sayang sekali Kak Tari yang ini wujudnya laki-laki.

"Biasa aja Ta, ayo turun. Duduk bareng disini, kamu pasti bosen sendirian di kamar."

My guardian angelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang