17.

1.2K 103 0
                                    

Author pov.

Tata masih mematung saat melihat kakak wanitanya itu disini. saat Wanita itu bergerak lalu menyapanya . kemudian dari arah berlawanan Abas datang. Dan muka terkejut mereka berdua, membuat Tata langsung tahu, ini bukanlah pertama kalinya mereka bertemu.

sesuatu yang tidak diketahuinya pernah terjadi.

"Loh Bas, kamu disini juga." Abas masih mematung, pria itu tak tahu harus berbuat apa.

hal yang tak diinginkanya sebentar lagi akan terjadi

degupan jantungnya terdengar begitu keras. bahkan untuk menyapa wanita yang selalu digodanya itu Ia tak bisa. mulutnya kelu, otaknya menyiapkan berbagai macam jawaban atas segala pertanyaan yang Ia yakini akan ditanyakan oleh Tata.

karna Abas yang tak kunjung menjawab pertanyaan Tari, Tata memilih untuk bertanya balik, rasa penasaran wanita itu menghilangkan rasa marahnya sejenak pada Tari.
"Kakak kenal Kak Abas?"   

"Kenal . orang dia_" Ucapan Tari terpotong karna seseorang datang lalu merangkul kedua bahu Tata.

Tata menoleh.
Alvin.

"Kamu kok kesini, ngak ngasih tahu Abang."

Tata sedikit tertawa saat mendengar ucapan Abangnya itu.

apa pedulinya? toh aku kesini bukan untuk menemui kalian.

merasakan kehadiran orang lain
Alvin menoleh kearah depan dimana Abas masih berdiri dengan muka pucatnya disana.

"Loh Bas Lo disini."

Dan itu membuat Tata semakin bingung saat kedua saudaranya itu mengenal kekasihnya.

Bukankah dia belum mengenalkan Abas pada mereka.

karna sadar Ia tak akan menemukan jawaban apapun, jika hanya berperang dengan pikirannya sendiri.
akhirnya gadis berusia 19 tahun itu memilih untuk bertanya pada Alvin, "Abang kenal Kak Abas."
Ia melirik Ke arah Abas yang wajahnya benar-benar pucat seperti tak dialiri oleh darah.

"Kenal. Dia anak tempat Abang kerja, Abas kan sering kerumah."
jika Tata sedang meminum atau memakan sesuatu, mungkin Ia akan tersedak mendengar kenyataan yang tak pernah dipikirkanya sama sekali.

Hah? Kapan? Kok dia nggak tahu.

Alvin melirik kearah Tari dan Abas, kemudian tersenyum menggoda. Dan entah kata yang keluar selanjutnya harus dirutuki atau tidak.
yang jelas ada rasa sakit saat perkataan itu terucap.

"ketemuan sama mantan disini. Gue sengaja bawa bidadari lo,loh Bas."

Seperti darah berhenti mengalir, jantung berhenti berdetak, waktu berhenti berputar. Dunia seakan diam saat Tata mendengar ucapan Alvin tadi.

seperti ditarik paksa, lalu disuruh diam. tubuhnya membeku.

mantan? kekasihnya dan kakaknya?

hahaha... Tata ingin tertawa.

jika tadi Ia sempat iri saat mengetahui kakaknya itu sedang berjalan-jalan bersama Tari.
lalu sekarang?

Muka Tari memerah mendengar gurauan Abangnya, "apaan sih Bang."

bukanya berhenti Alvin semakin menggoda Tari yang pipinya sudah semerah tomat. Ia terus melemparkan berbagai macam gurauan yang seperti melody terdengar indah ditelinga Tari. namun, bagi Tata berbeda itu bukan melody. melainkan kaset rusak yang seolah terus memutar dalam kepalanya. tak ada indahnya saat terdengar. begitulah yang dirasakan wanita itu saat Abangnya berhasil membuat kakak wanitanya itu tergoda.

My guardian angelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang