43.

1.1K 124 11
                                    

ho ho ho.... udah berapa bulan ya Gw menghilang dari wattpad. dan nganggurin sik duo couple Tata sama Gab.

sekarang.... gw balik lagi.

udah pada nerima undangan pernikahan Gab sama Tata kan?

udah gw kirimin kok.

iya!

Tata sama Gab .... ding ding ding..

langsung dibaca aja.

jangan lupa voment nya..

maaf atas keterlambatan Ran.

Typo bertebaran belum diedit.

&&&&&&

Tata pov.

Semuanya baik-baik saja.

Rasa khawatir dan Takut terjadi sesuatu yang buruk, hanya sebatas paranoid ku. Aku meyakini itu, mengingat sejauh ini semuanya berjalan lancar. mulai dari persiapan pernikahan, pernikahan, dan puncaknya malam ini. Resepsi pernikahan sederhana Yang Kak Gab rencanakan untuk mengundang beberapa kerabat dekat. itulah kenapa sekarang Aku berdiri disini, bersama Kak Gab, Ayahku dan Mama kak Gab. Menyambut setiap uluran tangan yang memberikan selamat.

Dengan gaun berwarna merah muda, sampai mata kaki. seperti bagaimana Kak Gab biasanya, dia menyuruh desainer untuk merancangkanku Gaun dengan lengan sebatas siku. Rambutku diikat kesamping, bunga-bunga diselipkan pada beberapa helai .

Aku menoleh kearah Ayah yang tengah tersenyum, itu mengingatkanku pada kejadian tadi pagi sebelum prosesi pernikahan dilangsungkan.

Tadi...

Tiba-tiba tubuhku merasa kaku saat melihat kehadiran Ayah dari balik Cermin Rias. Tubuh tegap_Ayah_ yang terbalut Jas hitam dengan kemeja putih, berjalan mendekat kearahku. Rambutnya yang mulai beruban tersisir rapi, Dan wajah yang menua itu menatapku penuh kelembutan.

Entah sejak kapan orang-orang yang berada dalam ruangan rias ini meninggalkan ku sendirian. Jika saja tepukan pada bahuku dan Senyum lembut menyakinkan Dari Adis yang wanita itu berikan sebelum Ia keluar, Aku mungkin masih terpaku pada sosok yang selalu ku panggil Ayah itu.

Untuk sekejap kami berdua hanya terdiam, saling menatap. meski Aku masih memunggungi Ayah, Aku dapat melihat dengan jelas bagaimana pria paruh baya itu menatapku lekat. Tatapan meneduhkan yang jarang sekali kulihat.

Kedua tanganya beralih memegang kedua bahuku. Mata kami beradu, lewat perantara Kaca. Ayah tidak membalikkan tubuhku sama sekali. Atau menyuruhku berdiri agar bisa menghadapnya.

Ayah menunduk, saat itu aku merasakan sesuatu yang lembut pada helaian rambutku.

Aku tak berbicara sekatapun, karna sejujurnya Aku tak mau merusak keadaan ini. Mungkin sebentar lagi Ayah akan kembali, Seperti Ia biasanya. menjadi sosok yang tidak memperdulikanku.

Aku tak ingin mempertanyakan kenapa tiba-tiba Ia bersikap lembut. Atau memperdebatkan apakah ini hanyalah sebuah drama Ayah.

Hanya, untuk pagi ini, hanya sebelum akhirnya Aku akan benar-benar terlepas darinya, Aku ingin menikamati kenyamanan ini.

Dari  pria paruh Baya yang ku panggil Ayah.

Dari Pria pruh baya yang sikapnya begitu dingin padaku.

Aku lupa kapan terakhir kalinya aku merasa tersentuh akan sikap tenangnya. Tapi, Hari ini, Dia kembali membuatku menahan tangis, berbeda. Sebuah tangis Karna sikap sederhananya pagi ini.

My guardian angelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang