extra chap. 2

978 96 6
                                    

Hallo guysss  .....

Nggak ada angin nggak ada hujann... gue tiba-tiba kangen tata Gab.

Dan yeahh... Gue post extra part 2 khusus untuk mereka.

Ada yang masih nyimpen Tata Gab di library kalian kan??

Atau ada yang udah lupa?

Jahat banget kalau udah hapus😭

Please... semoga masih ada yang menyimpan rapat-rapat Tata Gab dalam ingatan kalian.😂

So... sebelumnya jangan lupa voment.

Selamat membaca Guysss

___

"Bunda!!!."

Aku yang sedang mencoba belajar memasak, untuk ketiga kalinya. Setelah hasil percobaaanku yang kemarin-kemarin berakhir hanya dengan wajah tanpa ekspresi, dari Tuan putri dan suamiku, langsung berlari ke ruang tamu, saat mendengar teriakan Ara diikuti suara tangis keras darinya.

Berdiri diruang tamu, Aku menemukan Ara yang menangis dan langsung berlari menghamburku. Membuatku memeluknya, dan langsung mengecek seluruh tubuhnya, takut-takut Ia terluka sampai menangis seperti ini.

Tapi tidak ada lecet sedikitpun di tubuhnya.

Tidak terjadi apa-apa?... Tapi.

Aku langsung menoleh ke tempat dimana tadi Ara berdiri, dan betapa terkejutnya aku, kesal sekaligus bahagia melihat siapa yang berdiri disana dengan memasang wajah meringis dan menatap penuh rasa bersalah kearah Ara.

"Ayah...," Ara melihat dimana Kak Gab berdiri, masih dengan isak tangisnya, Ia berucap padaku, "Ayah nginjak Gundamnya Ara. Gundamnya Ara rusak bunda. Gara-gara Ayah."

Dan langsung saja, kebahagian karna melihat kepulangan Kak Gab setelah dua hari ini pergi keluar kota karna sesuatu, lenyap.

Aku melotot kearahnya.

Dibalas dengan ringisan minta maaf.

Ia lalu bergerak kearah kami, mensejajarkan diri dengan Ara. Namun tuan putri kecil kami itu, malah tidak mau dekat-dekat denganya. Ara lebih memilih memelukku, masih dengan tangisnya.

"Ayah nggak sengaja sayang. Nanti Ayah ganti. Ayah beliin yang baru ya. Jangan nangis," bujuknya.

"Ara nggak mau, Ayah," Dia berucap pada Kak Gab.

Melihat wajah tangisnya yang entah kenapa begitu menggemaskan, Aku terpaksa menahan diri untuk tidak mencubit gemas kedua pipi gembilnya. Karna kalau aku melakukanya, maka bukan hanya pada Kak Gab, Ara akan marah padaku juga. Dan akan sangat sulit untuk membuatnya berhenti marah, Jika dia tidak berbicara pada kami berdua. Karna biasanya jika marah pada salah satu dari kami, maka salah satunya akan membantu membujuk putriku itu.

"Bunda, bilang ke ayah kalau gundam Ara yang Ayah injak itu, di kasih sama Tante Adis." Rengeknya.

Sekarang aku mengerti alasan kenapa Ara semarah ini. Itu Gundam dari Adis, dan barang apapun yang berasal dari tantenya itu, selalu dijaga ketat olehnya.

Sebenarnya sangat aneh, gadis kecil sepertinya menyukai gundam sebagai mainan, yang seharusnya lebih cocok dimainkan untuk anak laki-laki. Dengan sifat manjanya dia malah menyukai gundam.

Dan saat aku bertanya, kenapa Adis ikut-ikutan malah membelikanya seperti itu. Dia menjawab, karna gadis kecil kami itu memaksanya.

Ada-ada saja.

"Ayah..." Aku menggeram menatap Kak Gab.

Aku ikutan kesal. Sekarang, aku harus bagaimana, membantunya membujuk Ara atau malah ikut-ikutan marah seperti Ara.

My guardian angelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang