Chapter 13 - Cold War

372 51 13
                                    

Derap langkah panik terus terdengar di sepanjang koridor yang mulai sepi hari itu. Semua mahasiswa memilih kembali lebih cepat ke rumah atau melakukan aktivitas lainnya.

Berbeda dengan gadis yang sejak tadi berlari menyusuri seluruh ruangan yang ada di kampus itu. Rambutnya mulai basah karena keringat. Pelipisnya bahkan sudah banjir karena keringatnya.

Deru napas gadis itu terus mengisi seisi ruangan yang ada di lewatinya. Namun ia tidak dapat menemukan apa yang di carinya. Seseorang yang saat ini mungkin sedang  menderita. Seharusnya ia berada disamping orang itu, tapi mengapa ia selalu terlambat?

Gadis itu mengeluarkan ponsel dari sakunya dan memilih berhenti di parkiran kampus. Dering nada sambung mulai terdengar di seberang sana.

"YAK! PARK JIMIN! DIMANA YERI! AKU TIDAK DAPAT MENEMUKANNYA DI KAMPUS!"

tanpa menunggu jawaban di seberang sana, gadis itu. JOY. memilih lebih dulu mengambil start.

"Apa!? Kau sudah mengetahui beritanya kan? Kenapa kau tidak memberitahu padaku!"

"..."

"Aku tidak tau! Akh gara2 dosen sialan itu! Sekarang dimana mereka?"

"..."

"Mwo?", joy terdiam sejenak. Ia memijit pelipisnya yang mulai terasa pening. "Dia.. tidak sedang berada dirumah Taehyung kan sekarang?"





Ting tong ting tong ting tong

Yeri berjalan keluar kamar saat suara bel apartemen Taehyung terus menerus berbunyi dari luar. Sedangkan lelaki itu juga sama mematungnya tanpa pergerakan sedikit pun dari sofa tempatnya duduk. Kemudian keduanya saling bertatapan dan melemparkan tatapan bertanya.

"Siapa itu?", tanya Yeri. Taehyung hanya menggeleng. "Kenapa sih dia buru-buru sekali?"

Hanya ada satu cara memastikan itu siapa. Taehyung bangkit berdiri dan berjalan menuju kearah pintu. Namun yeri menahannya,"biar aku saja. Mungkin dia mencariku"

Yeri membuka perlahan pintu apartemen Taehyung. Tidak butuh waktu lama untuk membuat matanya membulat sempurna dan tubuhnya terhuyung kebelakang.

"J-joy?"

"Kenapa kau tidak menelponku? Kenapa kau tidak mencariku? Kenapa kau hanya diam saja !", isakan gadis itu pecah di pelukan sahabatnya itu. Yeri tertegun mendengar isakan dan peluan erat sahabatnya  itu.

Perlahan ia mengelus pelan punggung Joy sampai gadis itu perlahan tenang. Tanpa sadar air mata Yeri juga turun sedikit demi sedikit.

Sejak peristiwa itu Yeri memang menghilang dan bahkan ia tidak menghubungi atau mengangkat telpon sahabatnya itu. Sedikit terselip perasaan bersalah memang.

"Kau mengkhawatirkanku?", canda Yeri.

"Kau mau mati!? Aku bahkan berlari seharian di kampus untuk mencarimu!", joy mengusap air matanya sambil memajukan bibirnya.

Yeri terkekeh, "maafkan aku tidak memberitahumu"

"Seharusnya kau menghubungi ku saat itu. Kenapa kau hanya diam dan menghilang begitu saja? Jika bukan karena Jimin memberitahumu disini mungkin saja aku tidak akan bertemu denganmu!", Yeri masih setia mendengar ocehan sahabatnya itu.

"..kau tidak apa-apa kan?", lanjut Joy ditengah rengekannya.

Yeri mengangguk, "aku baik-baik saja. Sudah jauh lebih tenang"

"Syukurlah. Tapi.. mengapa kau disini?", Joy menolehkan kepalanya ke arah belakang Yeri. Siluet seorang lelaki dengan tinggi badan yang cukup dari dirinya menangkap fokus matanya.

LOVE CREAM CAKE PT.2  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang