Jeon Jungkook.
Laki-laki itu memeluk tubuhnya sendiri lebih dalam lagi setelah hembusan angin dari jendela yang bahkan terbuka semalaman itu mengenai kulitnya.
Dingin.
Itulah yang dirasakannya. Tapi dingin itu tidak sebanding dengan suasana hatinya saat ini. Seakan dingin itu tidak ada apa-apa nya dengan keadaannya saat ini.
Jungkook bangkit berdiri setelah sepanjang malam terjaga di samping tempat tidurnya. Dia tidak menangis, tidak melempar barang seperti yang biasa dilakukannya jika sedang depresi.
Dia hanya duduk diam di samping tempat tidurnya sepanjang malam. Hanya itu saja.
Diam dan berpikir tentang semua yang telah dilewatinya. Membiarkan ratusan pertanyaan beterbangan di dalam kepalanya. Sayangnya hingga subuh ini Jungkook tetap saja tidak mendapatkan jawaban apapun atas pertanyaannya.
Dia berhenti di depan cermin dan terdiam untuk beberapa saat. Secara lurus ia menatap pantulan bayangan dirinya yang terlihat sangat kacau.
Terdapat lingkaran hitam di sekitar matanya. Wajahnya benar-benar kusam dan sama sekali tidak menggambarkan seperti ada kehidupan disana.
Sebuah senyuman kecil dari sudut bibirnya membuatnya merasa semakin menyedihkan. Senyuman yang penuh luka.
"Kau memang bodoh.." lirihnya.
Tentu saja itu untuk dirinya sendiri.
Kenapa setelah sekian lama waktu yang telah dilaluinya. Kenapa baru semalam dia sadar jika Yeri membencinya? Bahkan teramat sangat membenci dirinya.
Jungkook mendesah panjang setengah berteriak sambil mengacak rambutnya. "Sial!"
Otaknya benar-benar tidak bisa dikendalikan. Kepalanya terasa berputar saat ia mencoba berjalan. Walaupun begitu kakinya terus melangkah tidak memperdulikan apapun lagi.
Jungkook berjalan dengan tatapan kosong. Seakan jiwanya sudah lepas dari tubuhnya sejak kemarin malam. Langkahnya kini sudah membawanya melewati ruangan dimana teman-temannya masih sibuk menjelajahi dunia mimpi mereka masing-masing.
Entah kenapa Jungkook pun tidak tahu alasan kakinya kini terus membawanya pergi keluar dari tempat itu. Tanpa alas kaki, pakaian yang tidak cukup hangat untuk menghalau udara dingin di subuh itu.
Kakinya terasa tergelitik saat jari-jarinya mulai masuk ke dalam hamparan pasir tebal di pinggir pantai. Jungkook dapat mendengar suara ombak yang cukup besar. Sangat ribut.
Tapi.. kenapa hanya dia saja yang merasa kesepian saat ini?
Merasa kehilangan sesuatu yang begitu berharga untuknya. Hatinya perih dan kosong. Bahkan otaknya pun terasa kosong. Hingga dirinya tidak mengerti mengapa dia berada di tempat itu.
Air mata Jungkook perlahan menetes satu demi satu. Tidak ada suara isakan disana, hanya air mata yang jatuh bergulir. Sementara itu dia sempat menundukkan kepalanya saat dinginnya air laut dipagi hari itu menyentuh kakinya.
Jungkook berhenti.
Dia kembali memandang ke arah depan. Sebuah lautan luas membentang di depannya. Dia bahkan tidak dapat melihat ujungnya. Namun dia dapat melihat matahari perlahan seakan mengintip di ujung sana untuk segera menampakkan dirinya.
Jungkook kembali berjalan lebih lagi ke depan sana. Membiarkan air terus menggenangi kakinya lebih dalam lagi.
Sebenarnya apa tujuannya?
Jungkook sendiri tidak mengerti. Untuk kali ini dia membiarkan pikirannya yang bermain..
"Aku lelah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE CREAM CAKE PT.2 [COMPLETED]
FanficThis is sequel of Love Cream Cake❤️ Kim Taehyung, Jeon Jungkook, Kim yeri. Apakah mereka akan terus terjebak dalam permainan cinta segitiga itu terus menerus?