Chapter 14 - Everything's change

393 46 4
                                    

Sore ini Yeri menghabiskan waktunya berdiam diri di hadapan lembaran tugas yang telah menanti untuk dikerjakan. Untungnya sekarang ia tidak sendiri. Ada Joy bersamanya karena mereka memang satu kelompok.

"Aku lelah", keluh Joy sambil merengek seperti anak kecil lalu menghempaskan tubuhnya ke kasur Yeri.

"Kerjakan saja setelah itu kita bisa bersantai"

"Tapi..", Joy bangkit dan duduk. "Aku penasaran soal sesuatu"

"Apa?", yeri menatap Joy sejenak lalu melanjutkan tugasnya merangkum lembaran-lembaran itu.

"Apa Jungkook sama sekali tidak menghubungimu?"

Kegiatan Yeri terhenti seketika. Tangannya yang sibuk menulis langsung terdiam mendengar nama itu di sebut.

Sedetik kemudian ia menghela napas dan melanjutkan pekerjaannya, "kenapa ia harus.."

"Maksudku, diantara kalian berdua belum terjadi kejelasan bagaimana kan? Mengapa ia tidak memberi penjelasan apapun soal kejadian itu, atau bagaimana hubungan kalian selanjutnya"

Benar juga. Mengapa Jungkook tidak mempunyai sedikit inisiatif untuk memberikan alasan. Atau sekedar menanyakan kabar Yeri.

Oh demi Tuhan, yeri tidak ingin memikirkan hal yang muluk. Ia hanya ingin Jungkook menanyakan kabarnya saja, atau setidaknya memberikan pernyataan soal kelanjutan hubungan mereka.

"Entahlah"

Joy menyipitkan matanya menatap Yeri lekat, "kau tidak ingin menemuinya?"

"Menemuinya?", alis Yeri mengerut. "Ia menemui Jungkook. Jika ia tidak memberi pernyataan, mengapa tidak kau saja yang meminta jawaban langsung darinya?"

Meminta jawaban? Apakah ia harus melakukan itu?

"Aku tidak siap", jawab Yeri singkat.

"Ayolah, aku tau kau masih sedih karena kejadian itu, tapi setidaknya kau harus mendapatkan kejelasan. Jadi kau bisa melanjutkan hidupmu dengan tenang"

Sejak tadi perkataan Joy memang benar. Hidupnya menjadi berantakan setelah kejadian itu. Hidupnya menjadi tidak tenang setiap harinya. Jika memang mencari jawaban adalah langkah terbaik, mengapa ia tidak mencobanya saja?

"Apa kau mau membantuku jika aku melakukannya?"

"Tentu saja", Joy tersenyum lebar. "Kita bisa datang kesana dan aku bisa berpura-pura bertemu Jimin lalu kau bisa bertemu Jungkook, bagaimana?"

Yeri tersenyum juga lalu mengangguk. Bukan ide yang buruk pikirnya.

"Ahhh~ ngomong-ngomong kau tidak lapar?"

Yeri memegangi perutnya lalu meletakkan pulpen yang di pegangnya sejak tadi. "Benar juga, menulis sebanyak ini membuatku sangat lapar"

"Haruskah kita membeli ramen?", Joy dan Yeri tersenyum seketika lalu memutuskan meninggalkan tugas mereka sejenak.



Asap mengepul dengan aroma yang sangat menggoda selera sudah menyapu hidung kedua gadis yang mendudukkan bokong mereka di sebuah tempat duduk khusus di supermarket.

Keduanya nampak tidak sabar untuk menyantap ramen di hadapannya.

"Ahh,kenapa panas sekali!", Joy memundurkan kembali sumpitnya saat bibir mulusnya menyentuh ujung ramen yang masih panas.

Yeri terkekeh melihat sahabatnya itu, "pelan-pelan atau bibirmu akan melepuh", lalu Joy ikut tertawa sambil meniup kembali ramennya.

"Aku mau ambil minum dulu, kau mau apa?", tanya Yeri seraya berdiri dan hendak berjalan ke arah kulkas supermarket tersebut.

LOVE CREAM CAKE PT.2  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang