Seorang gadis melangkah gontai menaiki barisan anak tangga yang seakan tak berujung di depannya. Setiap langkahnya terasa berat, dan di dalam hatinya, ia berharap memiliki kekuatan teleportasi agar bisa langsung berada di kamarnya saja tanpa harus berjuang menaiki satu persatu anak tangga itu. Namun, saat perasaannya terjebak dalam keinginan untuk lari dari kenyataan, suara familiar menghentikan langkahnya.
"Kannanya, kaukah itu? Kenapa kau baru pulang? Kenapa kau terlihat sangat lelah? Apa kau sudah menyelesaikan...," tanya seorang pria yang tak lain adalah ayahnya, Raja Antonio.
Gadis itu terhenti, berdiri mematung, mencoba mencerna kata-kata sang raja. Air mata hampir meluncur dari pelupuk matanya. Bahagia, namun juga penuh rasa sakit, mendengar perhatian sang ayah setelah sekian lama. Baginya, ini adalah sesuatu yang sudah lama ia nantikan. Tepatnya sejak ibunya dinyatakan menghilang, kehadiran sang ayah terasa semakin jauh. Raja Antonio, yang dulunya penuh kasih, kini seperti bukan ayah yang ia kenal.
Sejak kematian ibunya--yang sampai saat ini tak ditemukan jasadnya--seorang dayang yang selalu bersama sang ratu kembali ke istana seorang diri, membawa kabar duka, tentu saja menyisakan kesedihan yang mendalam bagi sang raja. Tanpa ada penjelasan yang jelas, Raja Antonio menganggap ibunya telah pergi untuk selamanya. Lalu, tanpa berdiskusi dengannya, sang raja tiba-tiba menikahi dayang ibunya itu, seakan menghapus jejak kenangan yang pernah ada. Sejak saat itu, perhatian sang raja semakin berkurang, seolah Kanna hanya sekadar bayangan yang tak lagi berarti.
Kanna menelan ludahnya dengan susah payah, berusaha menepis anggapan bahwa ayahnya tidak peduli. Di matanya, kini raja hanya sosok yang pemarah dan dingin. Ia membalikkan tubuhnya, bersiap menjawab rentetan pertanyaan sang ayah tadi.
"Ayah, maafkan a-" Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, seorang wanita cantik mengenakan gaun merah dengan mahkota di atas kepalanya datang dan menggenggam lengan Raja Antonio. Wanita itu bergelayut manja di lengan sang ayah, seakan sengaja mengalihkan perhatian sang raja dari Kanna. Dalam sekejap, wanita itu berhasil mengajak Raja Antonio pergi. membuat Raja Antonio lupa pada sang putri. Meninggalkan Kanna yang hanya bisa mengepalkan kedua tangannya, menahan tangis serta amarahnya.
"Cih!" Kanna menundukkan kepalanya, merasakan sakit di dada. Kuku tangannya yang mengepal di antara telapak tangan kini memutih. Dengan gerakan cepat, ia berbalik, meninggalkan ruangan yang mengingatkannya akan semua ketidakadilan yang ia alami baru saja.
Entah dari mana kekuatan itu datang, Kanna melangkah cepat, menaiki anak tangga dengan perasaan marah yang membara. Dari kejauhan, seseorang memperhatikan dengan cermat, memahami kesedihan yang terukir di wajah sang putri.
"Tuan putri," gumamnya lirih, hampir tak terdengar. Dia tahu betul perasaan yang menyelimuti Kanna, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan selain tetap berada di sisinya, mengawasi dari jauh.
Dia melangkahkan kakinya keluar dari persembunyiannya, berdiri di tempat Raja Antonio berada sebelumnya. Laki-laki itu hanya menyaksikan sang raja yang kini terlibat dalam perbincangan dengan wanita yang menempel manja di lengan raja. Ketika menoleh, dia melihat Kanna yang berjalan cepat, marah, hingga kehilangan keseimbangannya dan nyaris terjatuh dari atas sana.
Sebelum tubuh Kanna menyentuh lantai, ia, yang sedari tadi memperhatikan, dengan sigap menangkap tubuh mungil putri itu. Dia berdiri di tangga paling dasar, sementara Kanna sudah hampir berada di lantai berikutnya. Gerakannya begitu cepat, seakan tidak terlihat oleh mata manusia biasa. Tiba-tiba saja sudah berada di belakang tubuh Kanna.
"Yang Mulia, Anda baik-baik saja?" tanyanya, khawatir. Kanna menatap bingung, masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.
"Y-ya. Aku baik-baik saja. Tapi bagaimana kau bisa menangkapku? Bukan, bukan... tapi sejak kapan kau ada di belakangku?" tanya Kanna, berbicara panjang lebar dan membuat laki-laki tersebut tersentak. Dalam hatinya, dia berdoa agar Kanna tidak menyadari kekuatan yang digunakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Rose : Rose Symbol (Tamat)
Fantasi[revisi] Menjadi seorang PUTRI itu tidaklah semenyenangkan, seperti yang dibayangkan. Kannanya Roseta Caesarean, satu-satunya harapan untuk mengungkap rahasia yang ditutup sangat rapat. Start on Januari 2017 Finished on Oktober 2018 Revisi on Novemb...