.33👀

3.1K 414 72
                                    

Beberapa hari ini, Chaerin selalu ikut untuk menyemangati Jimin dan yang lainnya untuk latihan. Chaerin selalu datang bersama dengan makanan, itu membuat Jimin CS bersorak-sorak ketika Chaerin datang jika ia membawa kantong plastik di kedua tangannya.

Lomba dance itu sebentar lagi—empat hari dari sekarang, tapi Hoseok terus-menerus tidak datang, bahkan yang lain sudah hampir selesai untuk menghafal gerakan dance yang susah.

Jimin sudah memaksa Hoseok untuk datang, tapi anak itu menganggap perkataan Jimin seperti angin. Hoseok mengangguk ketika Jimin menyuruhnya datang, tapi nyatanya Hoseok sama sekali tidak datang.

Hoseok tidak pernah berbicara dengan Chaerin lagi. Dan sekarang Chaerin lebih sakit, melihat sahabatnya selalu bersama dengan Hyejung—musuhnya sendiri.

---

Jimin terlihat frustasi, yang lainnya juga. Mereka sudah selesai menghafal dance, tapi mereka terus memikirkan Hoseok.

"Kalau Hoseok gak ikut, kita di diskualifikasi, Jim. Kita daftar 7 orang bukan 6 orang." perkataan Jungkook bukannya nenangin Jimin,  tapi malah ngebuat  Jimin makin  frustasi.

"Ah, diam lo! Gua lagi mikir ini!" Yah jiwa-jiwa pms Jimin kembali. Jungkook ingin menendang temannya itu, rasanya.

"Chaerin mana?" Jimin baru sadar kalau Chaerin udah gaada daritadi.

"Keluar daritadi. Lo kebanyakan mikir, sampai pacar sendiri gak dipikirin." Ketus Yoongi lembut namun nyusuk.

Jimin menghela nafas, lalu menelpon pacarnya itu. Tapi gak diangkat, itu nambah Jimin makin stres serius.

"Yaudah kalian pulang aja, gua mau sendirian disini."

"Jangan bunuh diri loh," Taehyung sudah mau siap-siap pulang. Baru mau pamit, sepatu Jimin udah hinggap duluan di kepala dia.

"Kookiee, sakitt.." Taehyung langsung meluk Jungkook. Ya Jungkook marah lah, kenapa malah main lempar-melempar. Jungkook langsung balas lempar pakek botol kaleng pocari yang masih ada isinya.

"Kalau emosi ya jangan bagi-bagi dong!" Jungkook langsung membanting pintu ruang latihan keras.

Yoongi, Namjoon, sama Seokjin cuma ngeliatin, terus buang nafas. Jimin masih megangin kepala dia yang nyut-nyutan. "Apa? Pulang sana!"cuma diliatin Yoongi, amarah Jimin naik pangkat lagi.

Jimin langsung aja mojok, terus duduk sambil memegang kedua lutut nya.


Miris banget.






Kasian sih ngeliat Jimin kayak gitu, yang lain udah pulang cuma Seokjin aja yang setia nemenin Jimin curhat.

----

Chaerin niat datang ke rumah Hoseok. Ia mengetuk pintu berwarna cokelat terang itu, dan memanggil nama pemilik rumah. Hoseok membuka pintu tersebut, dan terkejut mendapati Chaerin yang berdiri disitu.

Ia mau nutup pintu, tapi terhalang sama tangan Chaerin. "Gak cape apa menghindar terus?"

"Enggak" kata Hoseok cuek.

Ya cape lah.

"Tau ga lo tuh gak cocok buat jadi orang cuek."

Ya gua tau.

"Terus?"

"Berhenti lah. Kembali jadi Hoseok yang gue kenal, yang periang." Chaerin udah masang muka melas, tapi Hoseok sama sekali gak meduliin.

"Bilang aja lo kesini supaya gue kembali latihan."

Chaerin mau bales perkataan Hoseok, tapi kedahulu sama Hyejung yang tiba-tiba aja datang gatau darimana.

"Hoseok!"

Lah gua barusan denger suara tikus kejepit?

Kok ada hyejung siihhh?

Rasanya Chaerin pengen banget jambak rambut Hyejung yang tiba-tiba aja ngancurin semuanya.

"Oh udah dateng, Jung?" Hoseok senyum ke arah Hyejung. Disitu Chaerin bener-bener speecheles di tempat. Itu senyuman yang Chaerin pengen liat, tapi Hoseok malah beri ke musuhnya sendiri.

"Oh iya ya, tapi kayaknya gua gak bisa deh hari ini. Aduh maaf banget Jung, gue dapat tamu tiba-tiba ini." Hoseok melirik Chaerin sekilas.

Tamu katanya? Hahahaha

"Oh yaudah gua pergi, besok berarti ya?" Hyejung mengedipkan matanya, itu malah makin ngebuat Chaerin bener-bener pengen jambak sampai rambut merah terang Hyejung abis.

Hoseok mempersilahkan Chaerin masuk, dan mereka sekarang berada di ruang tamu rumahnya.

"Lo udah lupain gue ya...?" Chaerin gamau baper gara-gara Hoseok berubah drastis. Ia coba buat nahan emosi sambil menggigit bibir bawahnya.

"Lo mau gue kembali latihan sama mereka?" Chaerin langsung ngangguk.

Hoseok langsung senyum—senyum yang gak bisa Chaerin artikan.

"Mau banget?"

"Yaiyalah! Lomba bentar lagi Hoseok! Gue gamau ngeliat kerja keras kalian terbuang sia-sia."

"Perkataan lo tuh kedengeran kayak 'gue gamau ngeliat impian Jimin ancur' harusnya lo ngomong gitu, Chae"

Hoseok tersenyum. Senyuman itu berasa senyuman ngejelekin. Bukan senyuman yang biasanya Hoseok beri ke Chaerin.

"Kalau gue suruh lo putusin Jimin, mau?"

"Hah?"

"Gimana? Kalau lo mau gue kembali latihan sih, kalau enggak yaudah."

Chaerin gak nyangka, Hoseok ngomong gitu dengan mudah nya tanpa memikirkan perasaan Chaerin.

Mata Chaerin udah berkaca-kaca daritadi, tapi dia gak mau nangis di depan orang yang gak peduli sama perasaan dia.

Chaerin gak mau ngeliat perjuangan Jimin dan teman-temannya ancur gitu aja, cuma gara-gara masalah Hoseok dengannya. Jika saja daridulu Chaerin enggak menyembunyikan semuanya dari Hoseok, ini gak bakal pernah terjadi.

"Oke."

"Tapi jangan pernah lagi nganggap gua sahabat lo, sedikit pun. Gue kecewa sama lo, Hoseok."

Chaerin cepet-cepet langsung pergi. Air mata yang ia tahan daritadi, ia usap kasar.

"Gua gaboleh nangis."

Hoseok hanya bisa melihat punggung belakang Chaerin yang sekarang sudah tidak terlihat.

Gua keterlaluan ya?...

---

Kenapa akutu ngebuat sifat hoseok bikin kesel kayak gini😭😭

Kenapa akutu bingung endingnya kek gimana, padahal dulu udh kepikiran endingnya ini itu, tapi masih bingung😭

Sama jim, kita sama sama frustasi mana bntr lg masuk sekolah😭

Ika

Eyecontact+ park jimin [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang