8. Rencana Siena

62.8K 4.5K 274
                                    

"Kau menyakitiku, Aaron! Aku tidak kuat lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau menyakitiku, Aaron! Aku tidak kuat lagi. Kau menyakitiku terlalu dalam brengsek." Siena menahan erangannya dan menggigit bibirnya hingga berdarah

"Katakan sekali lagi kau akan meninggalkan aku," desisnya.

"Kau menyakitiku. Aku akan pergi, Aaron. Aku tak kuat lagi," katanya.

Wajah Siena sedikit memar, bibirnya berdarah hingga mengalir ke dagunya. Matanya sembab dan tatapannya meredup penuh kesakitan juga kecewa.

Bugh!

"Akkh!!" Siena menjerit sakit sambil kedua tangannya menahan tangan Aaron.

Dengan kalap Aaron membenturkan kepala Siena ke lengan sofa dengan keras. Beberapa kali, sampai Siena sedikit kehilangan kesadarannya.
Siena melemaskan tangannya yang sedang mencengkram tangan Aaron, penglihatannya sedikit mengabur dan seluruh tubuhnya terasa sakit.

Aaron melirik Siena, namun gadis itu tak bergerak sama sekali. Kakinya terbuka, lengan dan wajahnya memar bahkan bibirnya berdarah. Danya yang terbuka juga memar-memar.

"Siena." Aaron buru-buru menunduk dan menepuk-nepuk pipi Siena. "Sayang bangun. Siena, baby bangun Sien." Dengan sedikit keras Aaron menepuk pipi Siena.

Namun Siena masih tak sadarkan diri, matanya terkatup rapat. Tak bergerak sama sekali meski Aaron menepuknya. Melihat Siena yang tak bergerak sama sekali Aaron menjadi panik. Ia berpikir sudah menyakiti Siena keterlaluan.

"Siena bangun."

Aaron duduk dan meraih tubuh Siena, ia membawa Siena pada pangkuannya dan mendekapnya, menciumi pipi Siena yang lebam. Aaron masih berusaha membangunkan Siena, tapi gadis itu tak bergerak. Hanya ada deru napas yang berhembus berat.

"Siena, jangan tinggalkan aku baby. Jangan. Jangan pernah tinggalkan aku. Siena bangun, jangan membuatku marah lagi." Aaron semakin keras menepuk pipi Siena. Ia nembawa kepala Siena di dadanya dan menciuminya.

"Aaaaarrgggg Shit! Brengsek kau Aaron!" Aaron berteriak kesal pada dirinya sendiri. Ia kembali menunduk dan menciumi bibir Siena.

"Aku harus membawanya ke rumah sakit."

Aaron melepaskan jasnya dan memakaikannya pada Siena, untuk menutupi tubuhnya yang mengenaskan. Setelah menutupi tubuh Siena, Aaron membopong Siena, bersiap akan keluar. Saat membuka pintu ruangannya, ia melihat satu sosok muncul dari lift yang terbuka. Hal itu membuat Aaron semakin panik.

"Shit!" Aaron mengumpat dengan Siena di gendongannya.

Ia kembali mengunci pintu dan berjalan cepat ke sebuah pintu yang ada di dalam ruangannya. Ketika terbuka, ada satu ruangan lain yang cukup besar. Ruangan khusus Aaron beristirahat, ada sebuah ranjang, sofa dan lemari. Tanpa menunggu lagi, Aaron masuk dan merebahkan tubuh tak sadarkan diri Siena yang lemas. Menyelimutinya kemudian Aaron menciumnya.

TEMPTATION / [END] (Tersedia di KUBACA & GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang