Suara keyboard yang ditekan keras menjadi latar di ruang kerja Siena. Gadis itu sedang fokus dengan pekerjaannya dan layar komputernya. Ia selesai mengetik dan membereskan beberapa berkas yang baru saja di bawakan oleh bagian keuangan untuk diteruskan pada Aaron.
Kring.. Kring..
Telpon di meja kerjanya berdering, Siena menghentikan pekerjannya dan mengangkat telpon. Gadis itu mengerutkan dahinya dan menautkan kedua alisnya mendengar seseorang berbicara du sebrang line.
"Ya, presdir tidak ada jadwal untuk jam sekarang. Baiklah aku akan memberitahukannya," jawab Siena kemudian menutup kembali telponnya.
Siena bangun, membenarkan kembali rok rempelnya yang pendek dan sedikit tersingkap. Ia juga membenarkan rambut panjangnya yang hitam yang dibiarkan tergerai.
"Aku akan membawa berkas-berkas ini ke ruangan Aaron," bisiknya sebelum berjalan masuk ke ruangan Aaron.
Sepatu hak tingginya terdengar menggema yang beradu dengan lantai. Setelah mengetuk pintu ruangan Aaron sebanyak tiga kali, Siena masuk tanpa menunggu jawaban apapun lagi. Gadis itu tersenyum manis ketika melihat Aaron sedang duduk dibalik meja kerjanya dengan wajah tanpa ekspresi.
"Ada pertemuan dengan Mr. Choi dan Andrew Choi saat makan siang. Aku sudah menyiapkan jadwalnya, Sam bilang dia sudah menentukan tempatnya," ujar Siena sambil melangkah mendekati meja Aaron.
Sedangkan Aaron masih belum mengangkat kepalanya, terlalu sibuk dengan berkas-berkas dihadapannya, daripada mendengarkan perkataan Siena. Merasa diabaikan, Siena pun menaruh berkas di tangannya dengan sedikit kasar tepat didepan Aaron.
Saat itu Aaron pun menghentikan gerakan tangannya dan mengangkat kepalanya, mata hijaunya yang seksi menatap Siena dengan tajam. Wajahnya pun begitu dingin dan tak tersentuh."Sudah selesai berbicara?" tanya Aaron dengan suara rendah.
Siena berdecih dan melipat kedua tangannya di dada, gadis cantik itu mendudukan dirinya di meja kerja Aaron. "Pertemuan dengan Mr. Choi saat makan siang, sebagai formalitas untuk memulai kerjasama," ujar Siena.
Aaron menghembuskan napasnya kasar, ia menaruh pena nya dan bangun, membenarkan jasnya kemudian mendekati Siena yang masih duduk di meja. Aaron berdiri didepan Siena, dengan wajah dingin dan tatapan tajam. Tangan besarnya meraih pinggang Siena yang ramping, mendekatkannya pada tubuh besarnya.
Siena mendongak untuk menatap wajah tampan Aaron, tangan lentiknya mengusap rahang tegas Aaron. Tersenyum manis, yang senyumannya selalu membuat Aaron dan pria manapun terpikat. Siena adalah gadis dengan senyuman memikatnya yang indah.
"Aku tidak akan bermain mata atau apapun dengan Andrew," bisik Siena.
"Jika kau berani melakukannya aku akan mematahkan leher pria sialan itu dengan tanganku sendiri."
"Ya, ya lakukan sesuka hatimu," balas Siena dengan nada malas.
Aaron memiringkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya pada wajah Siena, napas hangatnya yang menguarkan wangi mint menerpa wajah Siena. "Aku dengar kau dan Mr. Choi memiliki hubungan yang kurang baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTATION / [END] (Tersedia di KUBACA & GOOGLE PLAY)
Romance(Aaron & Siena) MODE REVISI dan REPOST (Mature romance) Sudah dibukukan selfpublish. Ada sebagian part yang di privat, follow dulu baru bisa baca. bab ending dihapus karena capek dikomentarin jahat terus yang bikin sakit hati. thanks Siena Lovey dan...