11. Antara Aaron dan Andrew

59.3K 3.9K 275
                                    

Tepat jam 12 siang waktunya makan siang, Siena masih berkutat dengan pekerjaannya kemudian menyelesaikannya. Ia merenggangkan otot-otot tanganya dan lehernya. Bangun dari duduknya dan membenahi pakaian juga roknya yang sedikit naik. Gadis itu berjalan ke ruangan Aaron yang masih tertutup rapat.
Ketika membuka pintunya, Aaron masih berkutat dengan pekerjaannya tanpa menoleh sedikitpun pada Siena.

"Apa kau akan duduk sepanjang hari? Bagaimana jika kita makan siang? Aku akan pergi keluar dan membawakanmu makan." Siena berdiri didepan meja kerja Aaron, membungkukan tubuhnya hingga kerah bajunya yang longgar kebawah, menampilkan belahan dadanya.

"Tidak bisakah kau berpakaian yang lebih tertutup?" Aaron mendongakkan kepalanya. Tatapannya menajam dan tangannya mengerat bolpoin dengan erat.

Siena tersenyum dan mengibaskan rambut panjangnya ke belakang. Ia bangun dan mengangguk pelan, melipat kedua tangannya di dada.

"Jadi, kau mau makan siang?" tanya Siena lagi

"Aku lebih tertarik memakanmu," balas Aaron.

"Dasar gila." Siena menggerutu dan melepaskan tangannya kemudian bersiap akan keluar. "Baiklah, aku bawakan satu cangkir kopi dengan gula low calorie. Atau kau ingin cemilan?"

"Aku tak suka makan saat bekerja."

"Oke, aku bawakan satu cangkir kopi."

Kemudian Siena meninggalkan Aaron, keluar dari ruangan Aaron dan juga ruangannya. Ia berjalan di sepanjang koridor menuju pantri yang ada dilantai paling atas itu. Di koridor, Siena bertemu dengan beberapa karyawan yang menyapanya dengan ramah. Karena mereka tahu Siena sekertaris sekaligus adik ipar Aaron.
Ketika tiba di dekat sebuah ruangan yang merupakan pantri kantor, Siena mendekati seorang office boy dan bertanya.

"Apa ini ruang pantri? Dimana aku bisa membuat kopi untuk presdir?"

"Benar, bisa saya bantu untuk membuatkannya?"

"Oh, kalau begitu terima kasih."

Siena mengikuti office boy itu masuk ke dalam pantri. Ia berdiri didekat lemari gelas dan memperhatikan bagaimana office boy itu membuatkan kopi untuk Aaron.

"Gunakan sweetener low calorie, dua sendok teh saja," perintah Siena yang diangguki oleh si office boy.

Siena masih berdiri memperhatikan ketika dua orang pria masuk ke dalam pantri, mereka berbincang dan tertawa karena bercanda. Sampai mereka melihat seorang gadis cantik berpakaian sekertaris sedang berdiri menunggu kopi.
Tanpa Siena sadari dua pria berambut pirang itu mendekatinya dan tersenyum jahil satu sama lain.

"Halo nona manis. Sepertinya kau pegawai baru di lantai ini ya?" pria dengan kemeja biru menghampiri Siena.

"Kami belum pernah melihatmu di kantor ini," sambung pria satunya.

Siena melirik dua pria itu sesaat, karena ia merasa tak tertarik menjawab pertanyaan mereka. Bagi Siena tak ada tampannya sama sekali di wajah mereka. Bahkan yang satu bertubuh kurus.

"Sudah selesai nona." Office boy itu memberikan nampan dengan cangkir kopi diatasnya yang sudah ditutup.

Siena tersenyum manis dan mengangguk, "Terima kasih," katanya.

Tanpa mempedulikan dua pria itu, Siena berjalan membawa nampan dengan wajah biasa saja. Namun tanpa diduga dua pria itu menghadang jalannya ketika akan keluar, membuat Siena terkejut.

"Apa mau kalian?" tanya Siena dengan nada kesal.

"Wow! Nona ini jutek sekali." Pria kurus menggelengkan kepalanya dengan matanya yang bergerak liar menatap tubuh Siena.

TEMPTATION / [END] (Tersedia di KUBACA & GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang